[PUISI] Petarung Kehidupan Kehilangan Arah

Dunia tempat bermaksiat
Merindu surga tanpa celah keburukan
Bagai menggenggam pasir pantai bersamaan butirannya runtuh ke tanah
Tiada dapat menghentikan
Kecuali kebaikan menengadah
Tengah malam aku bekerja di pelabuhan
Mengirim barang untuk pecandu terlarang melalui kapal hendak berangkat
Tiada boleh mengetahui
Biar orang luar memandang langit
Mendengungkan malam
Aku menaruh tangan di kantong jaket
Mondar-mandir cemas
Demi uang yang mencukupi kebutuhan
Petarung kehidupan kehilangan arah, menolak mencari kehidupan aman
Sekelompok orang asing menghalangi kapal
Aku bertanya perihal tujuan mereka
Aku lengah
Seseorang mengantongi kepala hingga kakiku dengan karung
Menceburkanku ke laut
Aku kesulitan bernapas
Air mendesak masuk
Dingin menusuk pori-pori kulit
Aku memejamkan mata mencoba bertahan
Mengingat keburukan-keburukan terjamah
Matahari pagi malu-malu menaikkan cahayanya
Aku di tepi pantai duduk di sebelah kekasihku
Memantau darah daging kami bermain istana pasir
Tertawa senang memamerkan tumpukan butir
Selamat dan terdampar di masa lalu
Tiada menjadikanku angkuh
Aku menata hidupku
Mencari pasangan berenjana