[PUISI] Ramadan Pamit Undur Diri

Hari-hari berlalu
Ramadan ‘kan berpamitan
Menggoreskannya tinta yang camar
Menanam kisah rindu yang candu
Lantunan takbir hadir bertubi-tubi
Mengisi kesyahduan malam bahari
Dimainkannya petasan si anak kala itu
Meramaikan cakrawala yang menyala
Keramaian adalah tanda perpisahan
Perpisahan menyisakan kerinduan
Rindu akan segala hal yang terekam oleh diri
Dibalut dengan setiap langkah yang elok
Selamat tinggal Ramadan
Ramadan tinggal kenangan
Kenangan tinggal betah dalam jiwa
Jiwa yang selalu menunggu kehadiranmu lagi
Sampai jumpa tahun depan, semoga!
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.