[PUISI] Ratapan Penghancuran Diri

Seiring waktu aku kehilangan nama
orang-orang memudar seperti bayangan seakan tak pernah ada
bagaimana bisa kita bertahan, berpegang pada kotak kecil tak bernyawa
membuatku seperti penjudi yang tak bernalar
memutar bola mata, bukannya mengelilingi banyak tempat di dunia
dan betapa rindunya mereka tertutup dengan leluasa
tanpa bincang ribut di kepala, seonggok batu di dada
mengejar dopamin layaknya fatamorgana
aku terperangkap dalam kabut yang sama
menikmati penantian, mengelabui kenyataan
berbaring dalam lautan ilusi yang berulang
ketika hari berganti sekedip mata
secepat itu selalu ingin kutemui akhirnya.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.