[PUISI] Rintik yang Pulang Tanpa Jendela

Aku pernah jadi hujan di atap rumahmu
Jatuh perlahan sambil membawa rindu yang basah
Kupikir kau akan membuka jendela
Untuk menyambutku dengan hangat
Namun, aku hanya jadi kabut
Menghilang perlahan di pagi yang asing
Kini aku memilih jadi angin
Hanya melewati hari tanpa suara
Tak akan lagi menunggu pintu untuk dibuka
Aku belajar bahwa tak semua hujan ingin ditampung
Tak semua rindu harus sampai
Kini aku tahu, jadi hujan yang reda sendiri pun tak apa
Asal hatiku tetap tumbuh meski tak pernah kau sapa
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.