Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sayang Saja Tak Cukup

Gambar seorang pria dan seorang wanita saling berhadapan. (unsplash.com/@artchicago)
Gambar seorang pria dan seorang wanita saling berhadapan. (unsplash.com/@artchicago)

Kita pernah saling memilih.
Tanpa ragu, tanpa tanya, hanya hati yang saling percaya.
Waktu itu rasanya cukup, asal ada kamu, aku tak butuh alasan.

Kita saling menyayangi.
Saling mengingatkan untuk makan, saling menenangkan saat dunia terasa berat.
Tapi kita lupa...
Bahwa cinta tak bisa hidup dari rasa manis saja.

Kita tak pernah benar-benar belajar cara menghadapi marah.
Kita hanya saling diam.
Kita tak tahu cara menyembuhkan,
karena kita terlalu sibuk menyenangkan.

Setiap luka disapu seolah tak ada.
Setiap kecewa dibiarkan tidur di bawah karpet.
Hingga akhirnya, yang kecil jadi menumpuk.
Dan yang kita anggap sepele, jadi alasan perpisahan.

Bukan karena tak cinta.
Bukan karena ada orang ketiga.
Tapi karena kita tak cukup kuat menjaga yang kita bangun.

Sayang itu ada.
Tapi sayang saja tak cukup.
Cinta itu hadir.
Tapi tanpa cara mempertahankan, ia tetap bisa runtuh.

Dan begitulah kita berakhir:
Masih saling mendoakan, tapi lebih jauh.
Masih saling menyayangi, tapi tak lagi bisa kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us