Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sebelum Jadi Arang

ilustrasi abu (pixabay.com/Tellu)
ilustrasi abu (pixabay.com/Tellu)

Sendu kini kian terasa,
tatkala semua harus mengucapkan selamat jalan 
Kata itu benar-benar menghancurkan asa,
Bahwa aku masih bisa mendekap tubuh yang tak lagi punya angan

Semarak perpisahan nyatanya tak mampu menutup duka
Semua berkata harus tegar, tapi hati tak bisa mengabulkan 
Ketidaktahuan mereka tentang kamu dan aku membuat mati jadi biasa 
Raga yang masuk tungku itu akan memperjelas bahwa aku kehilangan

Takdir sedang tak memerhatikan perasaanku
Jika saja aku mampu bertanya dan berdebat, 
mungkinkah kini tubuhmu bisa tak jadi kaku?
Mungkinkah kini tubuhmu tak mengobarkan api yang lebat?

Sebelum yang ku cinta sempurna jadi arang,
ini adalah kalimat perpisahan terakhir
Selamat jalan sayang,
jangan suruh aku jadi kuat, karena aku sedang benci terhadap takdir

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us