[PUISI] Secuplik Pertanyaan Melankolis

Detik mengantarkan pada kehidupan pelik
Pikir terobrak-abrik kala Kau hujani problema rumit
Ke sana ke mari mencari kompas yang Kau beri
Kau tancapi duri hingga buatnya nangis dalam dekapan melankolis
Tuhan! Si melankolis bertanya
Mengapa perlu ada tawa?
Jika hanya membuat luka
Mengapa tak Kau beri saja luka, bahkan hujan air mata?
Hingga manusia miliki julukan si fobia bahagia
Bukankah tawa itu tak perlu, ya?
Bagi manusia pemalas seperti hamba
Manusia penuntut yang tak mau nurut
Manusia pengeluh yang selalu ngantuk
Jika Kau minta 'tuk sujud
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.