Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sendu Kelabu

ilustrasi suasana yang sedang badai (pexels.com/DoLiKs)

Belakangan ini dunia tak semenyala itu
Bahkan aku sendiri pun tak seterang dulu
Belakangan ini dunia terlihat abu-abu
Bahkan aku sendiri pun kehilangan warnaku

Entah apa dan kenapa
Berkali-kali ku bertanya
Tak ada serpihan jawaban yang ku terima

Entah bagaimana dan kali ke berapa
Berkali-kali ku hitung
Masih banyak pertanyaanku yang terkurung

Sedikit pupus bunga harap
Sedikit rapuh payung ratap
Hilanglah semua mata yang menatap
Pergilah semua tangan yang mendekap

Tak apa, aku sudah terbiasa
Menikmati badai bermacam rupa
Tak apa, aku sudah terbiasa
Menelan banyak sisa luka
Namun, jika aku boleh meminta
Tuan besar, bolehkah aku meminta penghiburan?

Datangkanlah hujan untuk menangis bersamaku
Datangkanlah petir untuk berteriak bersamaku
Datangkanlah angin untuk mengeringkan memarku
Biarkan aku merayakan segala kelabuku
Lalu, datangkanlah mentari setelah itu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Adira Putri Aliffa
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us