[PUISI] Senyapku ialah Bersuara

Kau terus bertanya,
Kenapa kau selalu diam, Anakku?
Tidakkah kau ingin bersuara walau hanya sebentar?
Kau terus menerka,
Ah, mungkin ia terlalu lelah
Biasanya, ia juga banyak bicara
Tanpa benar-benar paham mengapa,
kau menghakimi dengan suara
Tanpa benar-benar acuh untuk sekadar tanya,
Apa yang membuatmu diam, Anakku?
Hari-hari kulantunkan dengan senyap,
melihat tanpa batas,
mengamat-amati ditemani sepi tak berujung.
Meski aku tahu di sana, jauh di dalam sana,
dalam kepalaku timbul berbagai macam suara,
yang nahasnya,
selalu kulontarkan dalam diam
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.