[PUISI] Suara di Balik Peluh

Di pagi yang belum sepenuhnya terang,
langkah-langkah berat menyapa jalan-jalan sepi,
di antara riuh mesin dan bayang gaji yang ditangguhkan,
ada tangan-tangan renta yang tetap setia menggenggam harap.
Hari buruh bukan sekadar tanggal,
ia adalah nyanyian sunyi di pabrik yang berdenyut,
adalah peluh yang tumpah di ladang-ladang tak bernama,
adalah mimpi yang terjaga di balik helm dan sarung tangan.
Mereka, yang tak punya panggung,
namun menopang langit kota dan desa,
mereka, yang tak kau kenal namanya,
tapi mencetak jejak di setiap bangunan, jalan, dan cerita.
Buruh bukan sekadar profesi,
ia adalah keberanian yang berdiri dalam diam,
meminta hak, bukan belas kasih;
meminta adil, bukan sekadar cukup.
Maka hari ini, biarlah suara mereka menggema,
lebih nyaring dari dentang jam dan seruan pasar,
karena dunia ini bergerak oleh mereka
yang tak berhenti, meski dunia kadang lupa.