[PUISI] Syukur yang Tak Terdengar

Hamparan abu-abu merebak di langit terbuka
Bersama gerimis yang jatuh tanpa jeda
Dingin menyelusup hingga ke tulang
Dan aku diam, terpaku dalam harap yang panjang
Butiran hujan mencium bumi tanpa suara
Menyeka jejak-jejak luka yang lupa
tak ada yang benar-benar kosong
selama kuasa-Mu masih menggenggam waktu
Kesendirian datang tanpa mengetuk
Tapi tak pernah benar-benar sepi
Di balik tiap tetes, aku tahu
Ada rahmat yang turun dalam sunyi
Dalam dingin yang menusuk
Hatiku justru menghangat karena-Mu
Syukurku mengalir, tanpa perlu suara
Karena Engkau, selalu tahu rindu yang tak terucap
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.