Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Terkapar Bisu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Renggang di sosok itu, yang kusebut, kita!
kita terikat ranting
dijerat waktu, lalu jeda
perlahan kusisih kata
membangun soal-soal, biar hidup kita diujiankan
biar semarak bagai ranting patah
sayangnya, hanya lapuk
lalu hilang tanpa riuh
sampai, lagi-lagi bisu parah
bertahan dalam pita-pita suara kita
bersemayam menjadi gubuk henti
sampai terkapar!

Aku pun iri, pada ramai sosok-sosok lain
merayakan suka cita dalam terompet, meniupkan hari hidup
lalu kita, tetap terpaku di satu titik
berpacu pada diam
seolah saling berkejaran untuk mengirit entah,
ah, aku mulai terkapar bisu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us