Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Terseret di Jalan yang Kupilih

ilustrasi berjalan sendirian (pexels.com/Tamar Willoughby)
Aku memilih jalan ini saat langit masih biru
Ketika angin menyapa tanpa beban
Kupikir rintangan bisa kutaklukkan
Asal tekadku tak pernah diam
Namun langkahku kini dipenuhi duri
Bukan luka dari musuh yang tak dikenal
Melainkan dari batu yang kusebut harapan
Mereka mengikis telapak secara perlahan
Aku terus berjalan meski sangat lambat
Setiap langkah menjadi sebuah perlawanan
Kaki menapak tetapi tubuhku terseret
Seakan angin mengubah arah perjalananku
Hatiku menolak untuk kembali
Pilihan ini tercipta dari doa yang tulus
Meski tubuhku penuh dengan luka
Ini adalah jalan yang kupilih
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us