Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Tersiksa dalam Kesenduan

ilustrasi sedang merenung (pexels.com/Gabriela Palai)

Lama sekali ia termangu di hadapan cermin
Menatap matanya yang kehilangan gairah semangat
Serta bibirnya yang tak lagi menghasilkan lengkungan senyuman tulus
Pantulannya jadi saksi nyata tentang kesenduan yang dipendam

Lama sekali ia berdiri di balik pintu
Menahan-nahan diri agar tak terjerambap ke tanah
Mengulang-ulang mantra yang jadi penguatnya
'Semoga ini yang terakhir ya', ucapnya

Ribuan kata penyemangat ia lontarkan pada diri sendiri
Berharap itu akan menyerap hingga ke sel-sel tubuhnya
Berharap kesenduan yang begitu besar luruh dengannya
Membasuh air matanya yang begitu mudah mengalir di pelupuk mata

Ribuan doa ia panjatkan kepada Sang Pencipta
Tapi, tentu prosesnya tidak serta merta terjadi secara instan
Kelak, ia akan paham bahwa ini semua memiliki makna terselubung
Mungkin, agar ia belajar lebih bijak bersikap dan tak jadi luka bagi yang lain

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Tazkiyah Sejati
EditorNur Tazkiyah Sejati
Follow Us