[PUISI] Ular Perampas

Seperti ular yang terus meliuk, menyelinap, lalu melahap,
Dengan diam, sekejap sirna mangsa,
Meninggalkan kaki kapalan yang keroncongan,
Terus melilit mangsa, membungkam moncongnya.
Hidangan lebih mantap bila berwarna merah,
Kata ular, terima kasih hidangannya para kaki kapalan,
Karenamu, hidangan semakin lezat,
Deritamu adalah hidangan akhir yang tak penting.
Asalkan para ular bisa memakan warna merah,
Tanpa tahu bahwa mereka menginjak karya dari para kaki kapalan,
Tak perlu bersorak keras! ular tak tampakkan telinganya,
Cukup menggunakan badannya, berhasil membungkan para kaki kapalan,
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.