[PUISI] Untuk Kita yang Bertumbuh

Rona itu bercorak menghias parasmu
Tatapan hangat membias tenang
Semakin kupandang bening matamu
Jiwaku hanyut mengurai di setiap gerakmu
Aku menyayangimu,
dengan hati yang tak lagi sempurna.
Berusaha memeluk dari balik wajah lugumu
Terselip cerita panjang mengalun seperti lonceng tua
Semesta punya cara sendiri untuk bahagia
Tetapi semesta juga punya cara untuk tak lagi menggenggam
Bukan karena lelah,
tetapi saling bertumbuh.
Aku melangkah pelan di peron stasiun,
membayangkan kisah kita seperti dua rel yang tak pernah bertaut,
tetapi selalu bersama.
Menempuh jarak dengan waktu yang terkikis.
Tak apa,
bila suatu saat ada persimpangan,
memisahkan langkah kita.
Sebab mencintai tak harus memiliki
dan menyayangi berarti merelakan.
Jika suatu hari kita berhenti berdampingan,
Ingatlah—ada aku yang pernah mencintaimu,
dengan cara paling tenang yang bisa dilakukan manusia.


















