5 Buku Bertema Feminisme Rekomendasi Emma Watson untukmu

Terbit pertama kali di tahun 1992 oleh Ballantine Books, buku ini berisikan kumpulan dongeng dan cerita rakyat yang memiliki konsep dasar tentang insting liar yang secara alami ada pada diri setiap perempuan. Akan tetapi, perempuan modern sudah melupakan sifat liar tersebut, padahal karakter tersebut justru membuat perempuan menjadi lebih kuat.

Melalui buku ini, penulis berusaha membantu perempuan untuk terhubung kembali dengan pola dasar yang sehat, insting, dan juga visioner seperti yang dimiliki oleh Wild Woman.

Dipublikasikan pertama kali pada tahun 198, buku ini berisikan kumpulan esai yang ditulis oleh Gloria Steinem. Tulisan-tulisan ini mengangkat kisah yang berbeda, beberapa bahkan menunjukkan kehidupan pribadi penulis. Meski begitu, setiap esai memiliki benang merah yang hampir sama, yaitu tentang kesetaraan gender.

Beberapa esai ditulis pada tahun 70-an, 80-an, dan 90-an sehingga tidak semua isu yang dibawakan up to date. Akan tetapi, beberapa dari esai tersebut masih relevan dan terbuka.

Judul yang sangat kontroversi dan mungkin tabu bagi sebagian orang. Buku yang dipublikasikan pertama pada tahun 1996 ini merupakan naskah drama dengan judul yang sama dan berisikan lusinan wawancara yang dilakukan Ensler. Naskah drama ini membahas banyak hal tentang seksualitas perempuan dan stigma sosial seputar pemerkosaan dan pelecehan.

Selain itu, buku ini juga membicarakan tentang topik-topik lainnya seperti citra tubuh, mutilasi genital, pertemuan langsung dan tidak langsung dengan reproduksi, perawatan vagina, periode menstruasi, serta kerja seks dari sudut pandang wanita dengan berbagai ras, usia, dan juga seksualitas.

Buku ini berisikan kumpulan cerpen dan puisi yang menceritakan tentang citra sempit perempuan-perempuan muslim di Inggris. Kisah terkuat tentang citra sempit ini ada di kisah Madeeha, seorang perempuan muslim yang diminta untuk meminta maaf atas pembunuhan yang dilakukan oleh kaum radikal ekstrem dari agamanya.

Melalui buku ini, penulis berusaha menggambarkan bahwa stereotip rasial adalah sesuatu yang sangat umum di jalanan Inggris.

Buku ini bercerita tentang kekuatan kemarahan wanita dan potensinya untuk meningkatkan ranah politik. Rebecca Traister menulis tentang bagaimana kemarahan perempuan dikarakteristikkan sebagai kemarahan yang histeris, terlalu destruktif, dan sama sekali tidak membantu.

Dia berpendapat bahwa perempuan berhak untuk merasa marah mengingat penindasan yang mereka alami, dan kemarahan mereka, sepanjang sejarah, membantu meluncurkan gerakan dan revolusi yang telah mengubah dunia menjadi lebih baik.

Rebecca Traister merupakan penulis yang menghasilkan beberapa buku best seller seperti All the Single Ladies dan Big Girls Don't Cry.

Itulah beberapa buku bertema feminisme rekomendasi Emma Watson yang barangkali bisa dijadikan bacaan akhir pekan. Kira-kira, pilihanmu yang mana nih?