3 Trivia Sawut, Kudapan Singkong yang Berantakan tapi Bikin Ketagihan

Olahan singkong memang banyak jenis serta inovasinya. Jajanan tradisional berbahan singkong masih sering dijumpai di pasar tradisional sebut saja getuk, gaplek, sawut, lemet, ongol-ongol, dan lainnya.
Eits, jangan salah, singkong dulu jadi makanan pokok, saat masa paceklik di zaman penjajahan, lho. Maka dari itu, variasi olahan singkong banyak jenisnya.
Nah, kali ini akan diulas tentang jajanan dari singkong bernama sawut. Jajanan ini populer di beberapa daerah di Jawa dengan nama yang berbeda. Untuk tahu lebih lanjut tentang sawut, baca artikel ini berikut ini, yuk!
1. Jajanan pasar dengan tampilan semrawut

Sawut adalah jajanan dari singkong yang diparut kasar, direbus dengan gula merah, dan diberi parutan kelapa. Rasanya tentu dominan manis karena ada gula merah dan diimbangi rasa gurih dari kelapa. Makan sawut ini cukup mengenyangkan lho, karena kandungan singkong yang kaya karbohidrat.
Nama sawut sendiri diambil dari kata semrawut atau 'berantakan'. Hal ini mengacu pada bentuk singkong yang berantakan karena diparut kasar. Di beberapa daerah, kudapan ini tidak disebut sawut, ada yang menyebut dengan pasrah. Di Tegal, sawut disebut dengan awul-awul.
2. Disajikan dengan parutan kelapa untuk memberikan rasa gurih

Singkong yang dipilih untuk sawut adalah singkong yang tidak terlalu tua, agar mudah dalam proses memarutnya. Singkong dikupas kulitnya lalu didiamkan kurang lebih 15 menit. Selanjutnya, singkong diparut menggunakan parutan bernama ongkrok untuk menghasilkan parutan singkong yang kasar.
Setelah itu, parutan singkong ditambahlan gula merah, gula pasir, dan sedikit garam, lalu dicampur hingga merata. Adonan sawut tersebut kemudian dikukus kurang lebih selama 1 jam. Sawut siap disajikan bersama dengan toping parutan kelapa yang gurih.
3. Salah satu jajanan singkong yang masuk ke dalam lenjongan

Sawut ini menjadi salah satu komponen dari lenjongan. Lenjongan adalah sebutan untuk beraneka macam jajanan pasar di Solo yang sebagian besar berbahan baku dari singkong. Lenjongan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Dahulu, masyarakat mengolah singkong sebagai alternatif makanan pokok selain nasi di saat masa paceklik. Hal itu menghasilkan aneka jenis makanan berbahan singkong yang manis dan mengenyangkan.
Selain sawut, lenjongan terdiri dari getuk, tiwul, ketan hitam, ketan putih, klepon, wajik, jenang, jadah, grontol, dan cenil. Pada tahun 2020, lenjongan masuk ke daftar Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud RI, loh!
Walau cara masaknya sederhana dan bentuknya tidak beraturan, tapi rasa sawut dijamin bikin kamu ketagihan, deh. Walau enak, tapi tetap harus dimakan dengan porsi yang bijak, ya. Siapa yang kalau ke pasar tradisional suka jajan sawut?