4 Cara Membedakan Jamur yang Bisa Dimakan dan Tidak, Awas Beracun!

Jamur merupakan bahan makanan yang digemari oleh orang-orang, sebab memiliki cita rasa khas dan kandungan nutrisi yang cukup tinggi di dalamnya, seperti serat, protein, hingga antioksidan. Namun, nyatanya tidak semua jenis jamur aman untuk dikonsumsi, sebab ada pula beberapa jenis jamur yang justru beracun dan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan apabila dikonsumsi.
Setidaknya dengan mengetahui perbedaan antara jamur yang dapat dimakan dan yang tidak, maka bisa membantu seseorang untuk mengenali jamur liar atau pada saat ingin membelinya dari penjual. Oleh sebab itu, simaklah beberapa cara berikut ini dalam membedakan jamur yang bisa dimakan dan yang tidak agar kamu tidak sampai keliru dalam memilihnya.
1. Perhatikan warna dan bentuk jamur

Jamur yang bisa dimakan pada umumnya memiliki tampilan warna yang tidak terlalu mencolok, serta bentuknya terlihat simetris, seperti jamur kancing, jamur tiram, atau jamur kuping. Sementara untuk jamur yang beracun justru memiliki warna yang terlihat mencolok, seperti oranye, merah, atau ungu dengan adanya bintik-bintik putih di bagian atas tudung.
Walau mungkin tidak semua jamur berwarna cerah itu beracun, namun warna yang mencolok sebetulnya bisa menjadi indikator penting yang perlu kamu hindari. Warna yang tidak wajar bisa saja menandakan adanya zat beracun yang secara alami diproduksi oleh jamur tersebut sebagai bentuk dari perlindungan.
2. Cium aroma jamur

Jamur yang aman dikonsumsi pada umumnya memiliki aroma yang terasa ringan, segar, atau menyerupai bau tanah dan kayu basah alami. Sebaliknya jika kamu menemukan jamur dengan bau yang menyengat, asam, atau bahkan berbau tidak sedap, maka biasanya jamur tersebut beracun dan tidak aman untuk dikonsumsi.
Indera penciuman bisa menjadi cara sederhana yang membantumu untuk menilai apakah jamur tersebut memang layak dikonsumsi atau pun tidak. Jika aroma jamur memang tercium aneh, maka sebaiknya hindari saja, walau secara tampilan tampak menarik dan meyakinkan.
3. Periksa permukaan dan tekstur jamur

Jamur yang bisa dimakan biasanya akan memiliki tekstur yang cenderung kenyal, lembut, serta tidak licin atau berlendir pada saat disentuh secara langsung. Sebaliknya jika kamu menemukan jamur yang berlendir atau memiliki permukaan yang khas hingga terlalu lunak, maka dikhawatirkan jamur tersebut beracun.
Permukaan jamur bisa menjadi penanda dari kualitas atau keamanannya, sehingga jika jamurnya sudah terlalu tua atau membusuk, sebaiknya tetap dihindari walau berasal dari jenis jamur yang aman. Ketelitian untuk memeriksa tekstur jamur merupakan langkah penting agar nantinya tidak sampai sembarangan dalam membeli jamur di pasaran.
4. Konsultasikan dengan ahli atau gunakan aplikasi identifikasi

Jika kamu merasa ragu mengenai jenis jamur yang ditemukan, maka sebaiknya kamu dapat mengonsultasikan terlebih dahulu dengan petani jamur, ahli botani, atau pun pihak berwenang yang berpengalaman. Alternatif lain yang bisa kamu coba adalah dengan menggunakan aplikasi identifikasi jamur, sebab saat ini sudah cukup banyak tersedia dan juga bisa diakses dengan mudah melalui ponsel.
Jangan sampai justru nekat menebak-nebak, sebab ada pula beberapa jamur beracun yang bentuknya menyerupai jamur yang aman dimakan. Tidak ada salahnya jika kamu dapat mengecek terlebih dahulu melalui sumber yang terpercaya agar bisa memastikan keselamatan dan juga menghindari potensi dampak serius apabila sampai mengonsumsinya.
Mengenali perbedaan antara jamur yang bisa dikonsumsi dan jamur yang beracun tentu merupakan langkah penting yang harus dipahami. Jika kamu sudah cermat dalam memilih jamur, maka bisa menghindari jamur yang dianggap tidak layak konsumsi. Harus jeli untuk membedakan keamanan dari masing-masing jamur!