Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membuat Chocolate Croissant yang Renyah di Luar, Lumer di Dalam

ilustrasi chocolate croissant (vecteezy.com/Natthapon)
ilustrasi chocolate croissant (vecteezy.com/Natthapon)

Chocolate croissant adalah salah satu jenis pastry yang digemari banyak orang karena kombinasi tekstur dan rasa yang menggoda. Lapisan kulitnya yang renyah berlapis-lapis langsung berpadu dengan cokelat lumer di bagian dalam, bikin siapa pun susah berhenti setelah gigitan pertama. Meski terlihat sederhana, membuat croissant isi cokelat yang sempurna butuh ketelatenan, terutama dalam hal laminasi dan pemanggangan.

Proses pembuatan croissant memang memakan waktu cukup lama, tapi hasil akhirnya sebanding dengan usaha yang kamu keluarkan. Mulai dari memilih bahan berkualitas, proses melipat adonan, hingga mengatur suhu pemanggangan yang tepat, semua harus diperhatikan supaya hasilnya renyah, mengembang, dan isiannya gak bocor. Nah, biar kamu gak bingung harus mulai dari mana, yuk simak lima tips penting berikut ini!

1. Gunakan mentega berkualitas tinggi untuk hasil laminasi maksimal

ilustrasi mentega (freepik.com/ azerbaijan_stockers)
ilustrasi mentega (freepik.com/ azerbaijan_stockers)

Salah satu kunci utama keberhasilan croissant terletak pada kualitas mentega yang digunakan. Sebaiknya pilih mentega Eropa atau mentega dengan kandungan lemak susu tinggi, karena jenis ini lebih tahan terhadap suhu ruang dan gak gampang mencair saat proses pelipatan. Mentega seperti ini juga menghasilkan aroma lebih wangi dan tekstur akhir yang lebih flaky.

Kalau kamu pakai mentega biasa yang cepat meleleh, proses laminasi bisa gagal karena mentega malah menyerap ke dalam adonan, bukan menciptakan lapisan-lapisan. Akibatnya, croissant jadi padat, kurang mengembang, dan gak punya lapisan renyah yang khas. Jadi, jangan ragu untuk berinvestasi pada bahan yang tepat, ya!

Pastikan juga suhu mentega dan adonan seimbang saat proses melipat. Kalau mentega terlalu dingin dan keras, bisa pecah saat digulung; kalau terlalu lembek, bisa bocor. Simpan mentega di kulkas, tapi diamkan beberapa menit sebelum digunakan agar fleksibel saat digulung.

2. Istirahatkan adonan di suhu dingin agar lapisan tetap terjaga

ilustrasi tutup adonan (commons.wikimedia.org/Geeward)
ilustrasi tutup adonan (commons.wikimedia.org/Geeward)

Setelah adonan diuleni dan sebelum proses pelipatan dengan mentega, sangat penting untuk mengistirahatkan adonan di kulkas selama minimal satu jam. Ini akan membantu gluten rileks, sehingga adonan jadi lebih elastis dan gampang digilas tanpa sobek. Suhu dingin juga menjaga mentega tetap padat selama proses laminasi.

Setiap selesai melipat adonan, simpan lagi di kulkas selama 30–60 menit agar tekstur tetap stabil. Jika kamu memaksa melanjutkan tanpa pendinginan, lapisan-lapisan mentega bisa melebur dan hasil akhirnya jadi bantat. Kesabaran dalam tahap ini adalah kunci untuk menghasilkan croissant yang berlapis rapi dan renyah saat dipanggang.

Jangan lupa bungkus adonan rapat dengan plastik wrap supaya gak mengering di dalam kulkas. Kalau permukaan adonan sampai kering, bisa mengganggu hasil akhir karena membentuk kerak yang gak enak saat dipanggang.

3. Pilih cokelat batang khusus pastry agar meleleh sempurna

Ilustrasi Cokelat (freepik.com/freepik)
Ilustrasi Cokelat (freepik.com/freepik)

Untuk isian chocolate croissant, sebaiknya gunakan cokelat batang khusus pastry yang memiliki kadar kakao tinggi dan tekstur padat. Jenis cokelat ini akan meleleh dengan indah saat dipanggang, tapi tetap gak bocor ke luar karena titik leburnya pas. Hindari pakai cokelat bubuk atau meses karena hasilnya kurang maksimal dan bisa bikin croissant jadi lembek.

Potong cokelat dalam ukuran batang kecil dan tempatkan di sisi adonan sebelum digulung. Gulung rapat supaya cokelat gak bocor saat proses pemanggangan. Kalau mau hasil isian yang ekstra lumer, kamu bisa tambahkan sedikit ganache atau cokelat spread tipis sebelum menaruh batang cokelat.

Pastikan jumlah cokelatnya gak berlebihan, karena kalau terlalu banyak bisa meleleh keluar dan merusak tampilan croissant. Sebaliknya, kalau terlalu sedikit, rasanya jadi kurang nikmat. Temukan takaran pas agar hasil akhirnya balance antara renyah dan lumer.

4. Fermentasi akhir harus cukup agar croissant mengembang sempurna

ilustrasi bentuk croissant (commons.wikimedia.org/Daniel.pichler)
ilustrasi bentuk croissant (commons.wikimedia.org/Daniel.pichler)

Setelah proses laminasi selesai dan croissant dibentuk, penting banget untuk memberikan waktu fermentasi akhir sebelum dipanggang. Fermentasi ini memungkinkan ragi bekerja membentuk rongga udara di dalam adonan. Idealnya, croissant didiamkan selama 1,5–2 jam di suhu ruang atau sampai ukurannya mengembang dua kali lipat.

Kalau kamu memanggang croissant sebelum waktunya, hasilnya bisa bantat, keras, dan bagian dalam belum matang sempurna. Tapi kalau terlalu lama fermentasi, lapisan mentega bisa mencair dan bocor saat dipanggang. Jadi, perhatikan tanda-tanda adonan sudah cukup mengembang, seperti terasa ringan dan terlihat berlapis saat dilihat dari samping.

Kamu juga bisa mengetesnya dengan jari: tekan pelan permukaan adonan, kalau bekas jari kembali perlahan, berarti sudah siap dipanggang. Pastikan juga permukaan croissant dilapisi egg wash supaya hasilnya golden brown dan mengilap.

5. Panggang dengan suhu tinggi agar lapisan renyah dan cokelat lumer

ilustrasi panggang croissants (pexels.com/ready made)
ilustrasi panggang croissants (pexels.com/ready made)

Langkah terakhir yang menentukan adalah proses pemanggangan. Croissant butuh suhu tinggi untuk bisa mengembang dengan cepat dan menghasilkan lapisan luar yang renyah. Suhu ideal untuk memanggang croissant adalah 200–210°C selama 18–22 menit tergantung ukuran. Jangan lupa panaskan oven minimal 15 menit sebelum memanggang.

Croissant yang dipanggang pada suhu terlalu rendah akan jadi pucat, kurang renyah, dan bisa bocor isinya. Sementara kalau terlalu tinggi dan cepat gosong, bagian dalamnya bisa belum matang sempurna. Kalau oven kamu punya mode kipas (convection), gunakan untuk memastikan panas merata.

Begitu matang, biarkan croissant dingin di rak kawat agar uapnya keluar dan bagian bawah gak jadi lembap. Sajikan hangat biar sensasi cokelat lumer di dalam langsung terasa begitu digigit. Cocok banget buat sarapan atau teman kopi sore!

Bikin chocolate croissant memang butuh ketelatenan, tapi begitu kamu tahu triknya, hasilnya bisa bikin kamu ketagihan. Dari bahan berkualitas sampai teknik memanggang yang pas, semuanya berperan penting dalam menciptakan croissant yang renyah dan lumer di saat bersamaan. Siap cobain sendiri di rumah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us