Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bumbu yang Gak Bisa Dipakai Sembarangan, Harus Sesuai Takaran!

ilustrasi bumbu masak (pixabay.com/stevepb)
ilustrasi bumbu masak (pixabay.com/stevepb)

Memasak bisa dibilang seni sekaligus ilmu yang memadukan rasa, teknik, dan kreativitas. Namun, kalau berpikir semua bumbu bisa digunakan semaunya, kamu bisa saja mengalami bencana kecil di dapur yang berdampak besar pada hasil masakan.

Ada beberapa jenis bumbu masak yang tidak cukup hanya dipahami fungsinya, tetapi juga harus diketahui cara penggunaannya. Kalau sembarangan menakar, bukan cuma rasa yang aneh, tetapi aroma, tekstur, sampai tampilan hidangan pun bisa ikut kacau.

Nah, supaya masakanmu gak jadi korban eksperimen yang gagal, kenali lima bumbu yang gak bisa dipakai sembarangan berikut ini. Saat memakainya, pastikan kamu menggunakan alat takaran yang tepat, ya!

1. Kaldu bubuk bisa bikin rasa masakan jadi terlalu mendominasi

ilustrasi kaldu bubuk (commons.wikimedia.org/Anna Frodesiak)
ilustrasi kaldu bubuk (commons.wikimedia.org/Anna Frodesiak)

Kaldu bubuk jadi penyelamat rasa di dapur, apalagi kalau kamu pengin masakan terasa lebih gurih tanpa bikin kaldu sendiri dari tulang ayam atau sapi. Namun, pemakaiannya harus hati-hati, karena rasanya yang begitu intens bisa langsung menguasai keseluruhan masakan hanya dalam satu sendok kecil.

Banyak yang menyangka menambah kaldu bubuk terus-menerus bisa memperkuat rasa. Padahal, terlalu banyak kaldu bubuk justru bisa bikin lidah kehilangan sensasi rasa asli dari bahan utama, seperti ayam, sayur, atau ikan.

Karakter kaldu bubuk juga cenderung seragam, sehingga kalau dipakai terlalu banyak, masakan kamu bisa terasa “standar pabrik” dan kehilangan nuansa segar dari bumbu alami seperti bawang, lengkuas, atau serai. Sebaiknya, gunakan kaldu bubuk hanya sebagai pelengkap akhir, bukan sebagai fondasi utama dalam membangun rasa.

Porsi kaldu bubuk yang kamu gunakan cukup seujung sendok teh, lalu cicipi dulu sebelum menambahkan lagi. Ini penting biar rasa gurihnya gak mengganggu keseimbangan bumbu lain yang sudah kamu susun sejak awal memasak.

2. Kayu manis bikin rasa masakan mirip dessert

ilustrasi kayu manis (vecteezy.com/sommai)
ilustrasi kayu manis (vecteezy.com/sommai)

Kayu manis sering bikin masakan jadi wangi dan kaya aroma, tapi bukan berarti bisa ditabur sembarangan. Dalam masakan Nusantara, kayu manis umumnya dipakai dalam menu berbumbu, seperti semur, gulai, atau rendang. Namun, kalau takarannya terlalu banyak, rasa manis dan wangi yang keluar bisa terlalu kuat, bahkan bikin masakan berat t erasa seperti makanan penutup atau kue basah.

Masalah lain muncul kalau kamu pakai bentuk bubuk dan bukan batang. Bubuk kayu manis menyatu lebih cepat dan lebih kuat, jadi harus dipakai lebih hati-hati. Jangan sampai kamu asal menuang satu sendok penuh, karena sedikit saja sudah cukup memberi efek pada satu panci besar.

Kuncinya ada di keseimbangan. Kamu bisa mulai dari potongan kecil kayu manis batang, lalu cicipi dulu hasil akhirnya. Kayu manis bukan bumbu utama, jadi jangan sampai kamu menjadikannya terlalu menonjol di masakan yang seharusnya gurih.

3. Terlalu banyak pala bikin masakan terasa getir dan tajam

ilustrasi pala (vecteezy.com/formatoriginal)
ilustrasi pala (vecteezy.com/formatoriginal)

Pala sering digunakan dalam makanan berkuah, seperti sup ayam, semur, atau soto betawi, karena memberikan rasa hangat dan kaya. Namun, pala termasuk bumbu yang sangat kuat, jadi kalau kamu menambahkan terlalu banyak, rasa hangat itu bisa berubah menjadi getir yang menyisakan rasa tidak enak di lidah. Masakan yang awalnya enak bisa langsung kehilangan daya tarik cuma karena pala terlalu menonjol.

Cara terbaik mengolah pala adalah dengan menambahkan dalam jumlah sangat kecil, cukup sejumput parutan pada tahap akhir memasak. Kalau kamu pakai pala sejak awal, apalagi dalam jumlah besar, rasa khasnya bisa berubah jadi mengganggu dan malah bikin masakan terkesan aneh.

4. Daun salam yang direbus terlalu lama bisa mengubah rasa masakan jadi pahit

ilustrasi daun salam (vecteezy.com/m2x)
ilustrasi daun salam (vecteezy.com/m2x)

Daun salam sering dianggap bumbu aman yang bisa ditambahkan kapan pun selama proses memasak. Namun, nyatanya tidak begitu. Meski aroma daun salam tidak sekuat daun jeruk atau serai, daun itu punya efek yang signifikan kalau direbus terlalu lama, terutama dalam masakan berkuah, seperti opor, lodeh, atau sayur asem. Kalau membiarkannya tetap dalam masakan sampai akhir proses masak, rasa masakan bisa berubah menjadi pahit dan sepat.

Waktu terbaik menambahkan daun salam adalah saat proses menumis atau awal perebusan. Setelah kuah mulai meresap dan aroma keluar, sebaiknya daun salam diangkat atau dibuang.

Membiarkan daun salam terlalu lama di dalam masakan justru bisa membuat rasa makin kacau, bukan makin sedap. Jadi, meskipun kelihatannya sederhana, penggunaan daun salam tetap butuh teknik dan waktu yang pas supaya hasil akhirnya tetap enak dan beraroma khas, tanpa rasa mengganggu.

5. Cengkih bikin masakan terasa "tajam" kalau dipakai tanpa aturan

ilustrasi cengkih (vecteezy.com/formatoriginal)
ilustrasi cengkih (vecteezy.com/formatoriginal)

Cengkih biasanya digunakan dalam masakan berat yang kaya rempah seperti rendang, semur, atau nasi kebuli. Wangi khasnya memang menggoda dan bisa bikin masakan tercium lezat dari kejauhan. Namun, kalau kamu tambahkan cengkih tanpa hitungan yang pas, aroma dan rasanya bisa terlalu menonjol sampai menutupi bumbu lainnya.

Biasanya, cukup 2 atau 3 butir cengkih saja untuk satu panci besar. Namun, sering kali orang asal tabur tanpa pikir panjang, apalagi saat pakai cengkih bubuk. Dalam bentuk bubuk, rasa cengkih jauh lebih cepat menyebar dan lebih sulit dikendalikan. Akibatnya, rasa masakan bisa jadi menusuk dan kurang seimbang.

Cengkih bukan bumbu utama, jadi perannya lebih ke penguat aroma. Gunakan secukupnya dan kombinasikan dengan bumbu lain agar masakan terasa utuh, bukan tajam dan membingungkan.

Menggunakan bumbu masak dengan asal-asalan bisa bikin masakan yang sudah kamu usahakan dari awal jadi gagal total. Terlalu sedikit bisa bikin masakan hambar, tapi terlalu banyak bisa membuat masakan kehilangan jati dirinya.

Cicipi di setiap proses, catat kalau perlu, dan temukan keseimbangan yang pas untuk setiap hidangan yang kamu buat. Dengan begitu, kamu bisa terus memasak dengan percaya diri tanpa takut gagal karena salah takaran bumbu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us