Kenapa Ada Matcha yang Rasanya seperti Rumput? Ini Alasannya!

- Matcha berkualitas berasal dari daun teh dengan klorofil tinggi, sementara matcha rendah dari daun bagian bawah yang lebih tua dan serat.
- Pemrosesan matcha berkualitas tinggi dilakukan secara perlahan, sedangkan matcha rendah diproses cepat sehingga teksturnya kasar dan aromanya kurang menggugah.
- Penyimpanan matcha yang salah dapat mengubah rasanya menjadi pahit dan mirip rumput kering, serta cara menyeduhnya juga memengaruhi hasil akhir rasa matcha.
Matcha sangat unik. Aromanya khas dengan warna hijau cerah, dan rasanya bisa bikin ketagihan. Namun, pernah gak, sih, kamu menemukan matcha yang justru rasanya kayak rumput?
Buat yang udah sering minum matcha berkualitas, pasti sadar kalau ada perbedaan yang cukup mencolok antara matcha enak dan matcha yang pahit, serta rasa hijaunya terlalu dominan. Kenapa bisa gitu?
Sebenarnya, ada beberapa alasan kenapa matcha bisa punya rasa yang lebih mirip rumput dibanding rasa manis umami yang seharusnya muncul. Kalau kamu sering menemukan matcha dengan rasa seperti rumput, mungkin ini beberapa penyebabnya.
1. Kualitas daun teh yang digunakan

Gak semua daun teh bisa dijadikan matcha, dan gak semua matcha dibuat dari daun teh berkualitas. Matcha terbaik berasal dari daun teh yang ditanam dengan metode khusus, di bawah naungan agar kadar klorofilnya tinggi dan rasanya lebih umami.
Kalau matcha yang kamu minum rasanya lebih mirip rumput, kemungkinan besar daun teh yang dipakai berasal dari bagian bawah tanaman atau dipanen dari pohon yang kurang mendapat perlakuan khusus. Daun bagian bawah lebih tua, banyak serat, dan cenderung pahit. Inilah kenapa matcha kelas rendah sering terasa lebih kasar dan dominan rasa hijaunya dibanding matcha premium.
Selain itu, cara pemrosesannya juga memengaruhi rasa. Matcha berkualitas tinggi digiling dengan batu secara perlahan hingga jadi bubuk halus. Sebaliknya, matcha kualitas rendah sering diproses dengan metode lebih cepat, sehingga bisa mengubah rasa dan teksturnya.
Bukan lembut dan creamy, malah lebih kasar di lidah dan aromanya kurang menggugah selera. Kalau kamu mau matcha yang rasanya smooth dan gak kayak rumput, pilih yang berkualitas tinggi dengan warna hijau terang dan tekstur halus seperti bedak.
2. Proses penyimpanan yang kurang tepat

Matcha sensitif terhadap udara, cahaya, dan suhu. Kalau disimpan sembarangan, rasanya bisa berubah drastis. Bubuk matcha yang terpapar udara terlalu lama bakal mengalami oksidasi, sehingga bikin warnanya lebih kusam dan rasanya lebih pahit. Kalau kamu nyimpan matcha di tempat yang gak kedap udara, aromanya bisa berkurang, lho.
Matcha harus disimpan di wadah kedap udara, di tempat sejuk, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Kalau sampai salah simpan, jangan heran kalau rasanya berubah jadi mirip rumput kering yang udah lama ditinggal di rak dapur. Ini juga alasan kenapa matcha yang baru dibuka biasanya lebih enak dibanding yang udah lama disimpan.
3. Teknik penyeduhan yang salah

Rasa matcha bisa berubah tergantung cara menyeduhnya. Banyak orang bikin kesalahan dengan menggunakan air terlalu panas, sehingga malah bikin matcha jadi terlalu pahit dan makin mirip rumput.
Suhu air yang ideal untuk menyeduh matcha adalah sekitar 70—80 derajat Celsius. Kalau lebih panas dari itu, bubuk matcha bisa terbakar dan rasa pahitnya jadi lebih menonjol dibanding rasa umami yang seharusnya keluar.
Selain suhu, cara mengaduk juga penting. Kalau matcha gak diaduk dengan benar, bubuknya bisa menggumpal dan hasil akhir jadi kurang smooth. Gunakan chasen atau pengocok bambu khusus matcha untuk menghasilkan busa halus yang membantu meningkatkan tekstur dan rasa. Kalau cuma diaduk asal pakai sendok, matcha cenderung terasa lebih pekat dan rumputnya lebih berasa.
4. Kualitas air yang digunakan

Gak cuma bubuk matcha saja yang berpengaruh, kualitas air yang dipakai juga bisa menentukan rasa akhirnya. Air yang mengandung terlalu banyak mineral atau terlalu keras bisa mengubah rasa matcha jadi lebih pahit dan makin berasa kayak daun yang direbus. Idealnya, matcha diseduh dengan air yang bersih dan memiliki kadar mineral yang seimbang agar bisa mengeluarkan rasa terbaiknya.
Kalau kamu pakai air dari keran yang belum disaring atau air dengan kadar klorin tinggi, jangan heran kalau rasa matcha jadi gak karuan. Air terlalu keras bisa bikin bubuk matcha sulit larut dengan baik, sehingga rasa rumputnya lebih dominan dibanding rasa manis umaminya. Kalau mau dapat hasil terbaik, coba gunakan air mineral berkualitas.
5. Matcha sudah kedaluwarsa

Matcha punya umur simpan yang gak terlalu lama, terutama kalau sudah dibuka. Semakin lama bubuk matcha disimpan, makin besar kemungkinan rasanya berubah jadi pahit dan kurang nikmat. Kalau matcha yang kamu pakai udah lama atau bahkan mendekati tanggal kedaluwarsa, jangan heran kalau rasanya mirip rumput kering dibanding matcha segar.
Selain itu, banyak matcha berkualitas rendah yang dijual murah di pasaran. Ia sebenarnya bukan 100 persen matcha asli, tapi sudah dicampur dengan bahan lain, seperti tepung atau pewarna buatan. Matcha jenis ini biasanya kurang murni dan teksturnya lebih kasar.
Kalau kamu menemukan matcha dengan harga terlalu murah dibanding pasaran, ada kemungkinan kualitasnya rendah. Hasil akhirnya bakal lebih mirip air rendaman rumput dibanding matcha berkualitas.
Matcha yang enak seharusnya punya rasa yang seimbang antara manis alami, umami, dan sedikit pahit. Kalau matcha yang kamu coba malah lebih mirip rumput, ada kemungkinan salah satu dari lima faktor di atas jadi penyebabnya. Coba cek matcha milik kamu, ya!