- Perhatikan warna bubuk matcha. Matcha berkualitas tinggi biasanya memiliki warna hijau cerah dan segar berkat kandungan klorofilnya yang tinggi.
- Cek teksturnya. Tekstur matcha premium akan terasa sangat halus dan lembut saat disentuh.
- Cium aromanya, karena matcha berkualitas punya wangi manis dan segar menyerupai laut, karena dipengaruhi senyawa alami bernama dimethyl sulfide.
- Cicipi rasanya. Saat mencicipi matcha berkualitas, akan terasa manis alami, umami, dan ada rasa sedikit pahit.
- Jika berkesempatan untuk mengunjungi langsung kebun matcha, perhatikan lingkungannya. Adanya kehadiran serangga kecil menandakan budidaya bersih tanpa pestisida.
Kenapa Jepang Tidak Memakai Istilah Ceremonial Grade Matcha?

Kini, matcha bukan hanya dijadikan minuman dalam upacara tradisional Jepang saja. Di berbagai belahan dunia, matcha sudah sering diolah menjadi beragam dessert dan minuman yang lebih modern.
Bagi para pencinta matcha, tentu kamu sudah tidak asing dengan dua kategori matcha yang populer, yakni culinary grade dan ceremonial grade. Bukan hal aneh lagi kalau ceremonial grade sering dianggap sebagai matcha berkualitas paling tinggi.
Namun, faktanya di Jepang, negara pusat budidaya matcha, justru kedua istilah tersebut tidak pernah digunakan, lho. Karena sebenarnya, masyarakat Jepang memiliki caranya tersendiri dalam menilai kualitas bubuk matcha.
Lantas, dari mana awal mula istilah ceremonial grade matcha berasal? Dan kenapa Jepang tidak menggunakan istilah tersebut? Agar tidak bingung, langsung saja simak pembahasan berikut, yuk!
1. Pengertian ceremonial grade matcha

Istilah ceremonial grade matcha umumnya dipahami sebagai jenis matcha berkualitas tinggi. Matcha ini dibuat menggunakan daun teh termuda yang ditanam, dirawat, dan diproses dengan penuh perhatian hingga menjadi bubuk halus.
Karena perawatannya tersebut, ceremonial grade matcha memiliki kadar kloforil tinggi dan rasa yang umami dibandingkan jenis matcha. Untuk menikmatinya, ceremonial grade matcha dapat langsung diseduh dengan air panas tanpa tambahan apa pun, mirip seperti tradisi minum matcha di Jepang.
Di sisi lain, jenis culinary grade matcha sering dipersepsikan sebagai matcha dengan kualitas lebih rendah, harganya lebih terjangkau, dan rasanya lebih cocok digunakan untuk memasak atau membuat kue.
2. Asal-usul istilah ceremonial grade matcha

Istilah ceremonial grade matcha pertama kali dipopulerkan oleh negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Tujuan awalnya adalah membantu konsumen membedakan antara matcha untuk penyajian tradisional (diminum langsung) dan matcha untuk keperluan kuliner. Kemudian, istilah tersebut semakin sering digunakan pasar internasional sebagai strategi pemasaran untuk menjelaskan kualitas matcha kepada konsumen yang belum familiar dengan sistem peringkat matcha dan upacara minum teh di Jepang.
Namun, sebenarnya tidak ada aturan resmi dalam pelabelan “ceremonial grade” tersebut. Akhirnya, pelabelan ini hanya menggunakan bisa saja menggunakan standar subjektif dan dimanfaatkan oleh beberapa merek hanya untuk menarik minat pembeli serta menaikan harga jual, tanpa menjamin kualitas matcha yang sebenarnya.
3. Kenapa Jepang tidak menggunakan istilah ceremonial grade matcha?

Meskipun ceremonial grade matcha ramai dibicarakan di pasaran, faktanya Jepang, sebagai negara pusat matcha di budidayakan, tidak ada standar resmi atau kekuatan regulasi yang mengatur pengkategorian jenis matcha.
Dalam budaya teh tradisional Jepang, matcha dievaluasi berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing aliran, seperti Urasenke dan Omotesenke, serta diberi peringkat berdasarkan beberapa indikator. Selain itu, matcha di Jepang biasanya juga dikategorikan berdasarkan tujuan penggunannya, seperti untuk upacara minum teh, keperluan kuliner, atau untuk konsumsi sehari-hari.
4. Penilaian kualitas matcha

Sebuah matcha dapat dinilai memiliki kualitas tinggi jika memenuhi beberapa standar, misalnya, wilayah tempat matcha tersebut dibudidayakan. Salah satu daerah yang populer adalah Uj di Prefektur Kyoto yang terkenal sebagai tempat lahirnya matcha dan teh hijau Jepang.
Proses perawatan dan produksi juga sangat berpengaruh. Mulai dari peneduhan tanaman teh beberapa minggu sebelum panen, pemupukan dan perawatan tanah, varietas, hingga proses pengolahan bubuk matcha yang otentik dengan penggilingan batu secara lambat (stone grinding).
5. Cara mengetahui matcha berkualitas

Untuk mengetahui matcha berkualitas tinggi, kamu bisa melakukan beberapa cara sederhana seperti berikut ini.
Jadi, pengkategorian grade matcha yang beredar di pasaran sebenarnya tidak berasal dari aturan resmi di Jepang. Istilah tersebut muncul karena kebutuhan pasar internasional. Sementara itu, di Jepang sendiri, matcha dievaluasi berdasarkan kriteria khusus dan biasanya dikategorikan sesuai tujuan penggunaannya.