Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membuat Sourdough Starter Bagi Pemula, Ragi Tumbuh Maksimal!

ilustarasi berbagai jenis sourdough (youtube.com/ChainBaker)

Sourdough akhir-akhir ini telah menjadi primadona di kalangan pecinta roti. Tekstur berporinya yang cenderung airy menjadikan roti ini nampak unik secara visual. Soal rasa jangan ditanya lagi, sensasi asam dan aroma tangy tak akan ragu menyapa panca indramu.

Keunikan sourdough ini muncul dari ragi yang terperangkap alami dalam adonan tepung kemudian menjadikan roti dapat mengembang sempurna. Tahapan awalnya tentu kamu harus membuat starter atau biangnya terlebih dahulu. 

Adapun dalam membuat sourdough starter dibutuhkan tips dan trik yang tepat agar ragi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kamu yang masih pemula, bisa simak ulasan di bawah in!

1.Pemilihan alat yang steril

ilustrasi alat buat sourdough starter (youtube.com/The Bread Code)

Alat yang digunakan termasuk salah satu hal krusial dalam membuat sourdough starter, pemilihan alat yang salah tak hanya merepotkan selama pelaksanaan tapi dapat juga menghambat perkembangan ragi alami.

Secara sederhana, kamu hanya butuh toples, spatula dan timbangan khusus dapur dalam membuat sourdough starter. Pastinya setiap alat yang kamu gunakan harus tetap steril agar ragi baik dapat tumbuh tanpa adanya bakteri atau jamur yang membahayakan.

Toples yang kamu gunakan harus berpenutup untuk menjaga suhu dan kelembaban adonan sourdough sehingga ragi dapat tumbuh. Kamu bisa menggunakan toples plastik maupun kaca untuk memudahkanmu melihat perkembangan sourdough. Namun, sangat disarankan menggunakan kaca karena dapat disterilkan dengan cara dipanaskan dalam air mendidih.  

Spatula baiknya terbuat dari silikon yang kuat tapi tetap lentur agar dapat menyesuaikan dengan lekukan toples, ini baik untuk membersihkan pinggiran toples dari sisa sourdough yang melekat. Spatula jenis ini juga mudah dibersihkan.

Timbangan elektrik khusus dapur memberikan keakuratan yang lebih tinggi dibanding timbangan komersil, karenanya pemilihan timbangan ini mesti kamu perhatikan juga.

2.Penggunaan bahan yang tepat

Ilustrasi pati (freepik.com/freepik)

Untuk membuat starter kamu hanya butuh tepung dan cairan, bisa berupa air maupun susu. Adakalanya, sourdough  juga dibuat dari cairan ferementasi buah agar proses pembuatan starter jadi lebih cepat.

Baiknya kamu menggunakan tepung gandum utuh kerena jenis ini memiliki niai nutrisi tambahan yang membatu proses pengembangbiakan ragi. Namun tak ada salahnya jika kamu menggunakan tepung terigu serba guna yang ada di dapurmu.

Selain pemilihan tepung bernutrisi tinggi, kamu juga bisa menggunakan aging flour di mana tepoung didiamkan dalam mangkuk terbuka minimal dua minggu untuk memerangkap ragi alami di udara bebas.

Jika menggunakan air, pastikan airnya tidak mengandung klorin atau pun kloramin, di mana kedua bahan ini termasuk disinfektan yang sering digunakan dalam pembersihan air ledeng. Jika bahan-bahan tersebut ada dalam air, hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan ragi.

Opsi paling aman dalam memilih air yaitu menggunakan air kemasan atau air filtrasi khusus yang telah teruji bebas zat berbahaya.

3.Suhu pengembangbiakan ragi alami

ilustrasi fermentasi sourdough starter (youtube.com/Nastashas Kitchen)

Ragi alami dapat tumbuh di suhu ruang, hanya saja suhu dapat berubah-ubah seiring dengan pergantian musim, semakin hangat suhu maka ragi akan berkembang lebih cepat dibanding suhu dingin.

Kamu baiknya mengembiakkan ragi pada suhu yang konstan, bisa di simpan dalam lemari, oven yang dimatikan atau tempat hangat lainnya.

4.Waktu terbaik menggunakan sourdough starter

ilustrasi sourdough starter siap panen (YouTube.com/The Bread Code)

Biasanya starter bisa digunakan setelah 7-10 hari proses fermentasi. Hal ini ditandai dengan starter yang mengembang dua kali lipat setelah 4-12 jam pemberian makan terakhir, serta adonan nampak berpori besar secara acak.

Pada masa puncak inilah kamu dapat menggunakan starter sebagai tambahan dalam adonan rotimu agar menciptakan adonan yang mengembang sempurna.

Selain dilihat dari  pori dan proses mengembangnya adonan, juga dapat dilakukan tes apung di mana starter diambil sesendok kemudian dituang dalam gelas berisi air, jika ia mengapung maka starter siap dijadikan ragi alami roti.

5.Penyimpanan dan pemberian makan secara berkala

ilustrasi sourdough (YouTube.com/Culinary Exploration)

Selama 7-10 hari pertama yang dikenal sebagai proses ferementasi, starter harus diberi makan setiap harinya dengan rasio adonan, air dan tepung 1:1:1 atau hidrasi 100%. Setelah ragi menjadi kuat dan tumbuh dengan baik, kamu dapat menyimpannya dalam kulkas dengan pemberian makan dilakukan sekali seminggu saja.

Selama proses penyimpanan biasanya muncul lapisan berupa cairan bening di permukaan starter yang disebut juga hooch, di sini kamu hanya perlu megaduknya bersama adonan starter dan memberi makan starter kamu lebih teraratur karena kemunculan hooch menandakan pemberian makan yang tak cukup sering.

Dalam membuat sourdough starter tentu dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan, namun semua akan terbayar jika kamu telah mencicipi tekstur dan rasa dari roti dengan ragi alami ini. Jadi, buat sourdough starter milikmu sekarang juga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us