Bintan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Kepulauan Riau dengan pusat pemerintahan ada di Bandar Seri Bentan. Lokasinya yang berada tak jauh dari negara Singapura membuat kabupaten ini kerap dikunjungi oleh wisatawan dari Singapura, Malaysia, dan negara tetangga lainnya.
Selain destinasi wisata yang indah dan menarik, Bintan juga populer dengan ragam kuliner khas yang kelezatannya mampu menggoyang lidah. Penasaran apa saja? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Gonggong merupakan hidangan khas Bintan berupa olahan dari siput laut. Gonggong biasanya disantap dengan sambal, saus tiram, sambal kacang, atau lada hitam.
Cara memasak gonggong yaitu dengan direbus bersama bawang putih dan garam selama kurang lebih 20 menit. Memiliki tekstur dan rasa yang hampir mirip seperti cumi-cumi, gonggong akan lebih nikmat disantap saat masih hangat.
Lakse merupakan kuliner khas Bintan yang diadaptasi dari olahan spageti Italia. Cita rasa hidangan ini sangat gurih dengan tekstur lakse yang kenyal nan lembut.
Lakse terbuat dari sagu, tepung beras, dan santan. Sementara itu bumbu-bumbu yang diperlukan untuk membuat kuahnya terdiri dari bawang merah, ketumbar, jahe, cabai, terasi, santan, dan bumbu kari.
Berbeda dengan otak-otak ikan pada umumnya yang berwarna putih, otak-otak ikan khas Bintan berwarna merah. Terbuat dari tepung tapioka dan daging ikan yang sebelumnya telah digiling halus. Kemudian adonan tersebut dibungkus menggunakan daun pisang lalu dibakar menggunakan arang hingga matang.
Memiliki rasa gurih dan tekstur yang lembut, biasanya masyarakat setempat menyantap hidangan ini dengan cabai.
Sotong masak hitam atau sejenis olahan dari cumi-cumi sangat populer di Bintan. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hidangan ini terdiri dari sotong, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, lengkuas, jahe, kunyit, daun salam, dan jeruk nipis.
Lalu semua bahan tersebut ditumis hingga matang dan tekstur kuah menjadi kental. Sotong masak hitam sangat cocok disantap bersama nasi hangat sebagai menu makan siang.
Dinamakan nasi dagang karena pada zaman dahulu banyak pedagang yang membawa bekal makanan berupa nasi yang disiram dengan kuah kari dan acar. Lalu dibungkus menggunakan daun pisang.
Sekilas tampilan nasi dagang hampir sama dengan nasi uduk. Bedanya adalah nasi dagang diberi kuah kari yang berasal dari ikan tongkol. Hidangan ini akan terasa lebih nikmat jika disantap saat masih hangat.
Mengunjungi suatu daerah rasanya kurang lengkap jika gak mencicipi olahan khas masyarakat setempat. Apakah ada favoritmu atau pernah kamu coba?