6 Kuliner Jadul yang Sudah Jarang Ditemui, Rasanya Bikin Nostalgia!

Bagi mereka kelahiran 90-an ke atas atau yang dikenal sebagai generasi Millennial dan generasi Z, pasti pernah mendengar cerita dari orang tua atau kakek nenek tentang sederet makanan jadul.
Makanan-makanan tersebut sering kali terasa asing karena jarang sekali ditemui zaman sekarang. Di antara makanan-makanan tersebut, rasanya tidak kalah dengan makanan zaman sekarang, lho. Bahkan lebih sehat dan bergizi.
Berikut ini 6 makanan jadul yang jarang ditemui zaman sekarang.
1. Nasi tiwul

Nasi tiwul merupakan salah satu kuliner yang sudah jarang ditemui. Makanan ini sempat menjadi makanan pokok pengganti nasi pada zaman dulu. Nasi tiwul terbuat dari singkong yang ditumbuk. Rasanya gurih dan cocok dimakan dengan lauk-pauk.
2. Nasi jagung

Satu lagi makanan pokok pengganti nasi yang sudah jarang ditemui yakni nasi jagung. Pada zaman dulu, nasi jagung dijadikan makanan pengganti nasi saat paceklik.
Pembuatannya sangat mudah, jagung yang sudah tua kemudian dikeringkan dan ditumbuk. Jagung yang sudah hancur kemudian dikukus bersama beras. Biasanya nasi jagung dihidangkan bersama sayur.
3. Grontol

Bagi yang masa kecilnya tinggal bersama nenek, pasti pernah menjumpai yang namanya grontol.
Grontol adalah makanan jadul yang terbuat dari jagung yang direbus. Biasanya grontol dihidangkan dengan ditaburi gula pasir dan parutan kelapa muda. Rasanya yang manis dan gurih membuat Grontol menjadi makanan favorit masyarakat pada saat itu. Bahkan rasanya tak kalah dengan makanan zaman sekarang.
4. Bubur bekatul

Bekatul atau biasa dikenal sebagai serbuk halus atau tepung yang diperoleh dari sisa padi yang ditumbuk. Ternyata, serbuk halus ini sempat menjadi kuliner lezat pada zaman dulu. Bubur Bekatul juga mengandung banyak karbohidrat, serat, dan kalori.
5. Gulo puan

Dari Palembang, terdapat gulo puan atau camilan manis yang sudah langka ditemui.
Gulo puan terbuat dari susu kerbau dan gula pasir yang dimasak hingga menjadi kering. Dulunya, makanan ini dihidangkan hanya untuk raja. Kini, makanan ini menjadi langka karena susu kerbau sebagai bahan utama alias sangat sulit ditemukan.
6. Air tajin

Air tajin adalah air dari rebusan beras yang mengental. Sebagian besar orangtua kita pasti memiliki pengalaman meminum air tajin pada saat masih kecil. Hal ini karena pada zaman dulu, susu merupakan barang yang mahal sekali. Anak-anak dari keluarga miskin, selain diberi asi juga diberi air tajin pengganti susu yang bergizi dan mencegah diare.
Sebenarnya, banyak sekali kekayaan kuliner Indonesia yang sekarang terancam punah karena beberapa faktor seperti bahan yang sulit dijumpai, prosesnya terlalu rumit atau resep makanan tersebut tidak diturunkan kepada generasi selanjutnya. Padahal, kuliner-kuliner tersebut tidak kalah lezat dari makanan zaman sekarang.