8 Kuliner Autentik di Asia Ini Telah Ada Sebelum Abad ke-19, Lho!

Sampai saat ini masih banyak masyarakat pada suatu daerah yang mempertahankan keberadaan makanan tradisional yang diwariskan secara turun temurun, meski banyak hidangan modern lalu lalang di lidah mereka.
Hal tersebut dilatar belakangi oleh cita rasanya yang autentik serta filosofi dari makanan tersebut yang bikin setiap insan mencicipinya cukup meresapi di setiap gigitan.
Seperti delapan kuliner autentik dari berbagai negara berikut ini yang masih eksis hingga sekarang. Tidak hanya lezat pada rasa, kuliner ini juga telah ada sebelum abad ke-19, lho! Ingin tahu seperti apa rasanya? Icip, yuk!
1. Nasi bogana

Tumis kacang panjang, telur pindang, opor ayam, serundeng, sambal goreng ati ampela, dan sambal, beragam lauk lezat pada nasi bogana yang dibungkus dalam daun pisang bersama nasi gurih.
Kuliner autentik khas Tegal yang menggiurkan lidah, ini merupakan hidangan istimewa para raja dari Kesultanan Cirebon.
2. Kaeng matsaman

Latar belakang asal mula kuliner khas Thailand, ini diperkirakan dari Persia. Menurut pakar masakan Thailand, David Thompson, dan juga wartawan Santi Sawetwimon, menyebutkan jika kaeng matsaman adalah hidangan yang berasal dari abad ke-17.
Kelezatan kuliner autentik yang tak lain ialah kari ayam, ini dahulu diperkenalkan oleh saudagar sutra asal Persia bernama Sheik Ahmad Qomi, yang kemudian diwariskan pada keluarga bangsawan Thai bermarga Bunnag.
3. Yakitori

Di masa lalu, masyarakat Jepang dan beberapa negara di kawasan Asia Timur lainnya bukanlah pemakan daging. Hingga akhirnya sekitar pertengahan abad ke-17, yakitori mulai menjadi hidangan daging pada menu makanan sehari-hari masyarakat di Negeri Sakura tersebut.
Sate ayam khas Jepang, ini biasanya disajikan bersama saus yakitori yang diracik dari kecap asin, mirin, sake, gula merah, dan air.
4. Bibimbap

Sebelum berganti nama menjadi bibimbap, sekitar abad ke-20. Hidangan nasi yang diselimuti dengan sayuran segar, daging, telur mata sapi, kimchi, serta kucuran saus Korea, ini punya nama goldongban.
Bibimbap mulai bersahabat dengan lidah masyarakat Korea sejak masa Dinasti Joseon. Antara abad ke-14 dan ke-16.
5. Borek

Börek adalah kue nan gurih yang terbuat dari yufka dengan isian terdiri dari keju feta, peterseli, ayam, daging cincang, dan sayuran. Kuliner autentik ini mudah dikenali karena bentuknya yang melingkar, bulat.
Berasal dari Turki, börek mulai dikenal antara abad ke-12 dan ke-13, atau sekitar masa Kekaisaran Ottoman yang dahulu terkenal sebagai hidangan pada acara jamuan makan.
6. Lamprais

Nasi kari berbungkus daun pisang asal Sri Lanka, ini bisa menggunakan pilihan daging apa saja. Mulai dari daging babi, sapi, dan ayam. Disesuaikan tergantung dengan selera penikmatnya.
Lamprais diadopsi dari makanan khas Indonesia. Kenapa bisa sampai sana? Karena Belanda memperkenalkannya ketika Sri Lanka menjadi tanah jajahan Negara Kincir Angin tersebut, sekitar abad ke-17.
7. Hummus

Menu sarapan pagi yang biasa dikonsumsi masyarakat Timur Tengah dan Yunani, ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-13. Berdasarkan sejarah, nama hummus mulai dikenal di negara Mesir.
Memiliki tekstur lembut, hummus terbuat dari kacang buncis yang dihaluskan, tahini, perasan lemon, bawang putih, yang disajikan bersama minyak zaitun.
8. Bebek peking

Kuliner autentik yang jadi simbol keberuntungan masyarakat Tiongkok, ini berupa bebek panggang nan lezat yang bumbu racikannya meresap di setiap lapisan daging.
Berdasarkan sejarah, bebek peking makin familiar di lidah para penikmatnya semenjak masa Dinasti Ming, sekitar abad ke-13 hingga ke-16.
Nah, itu tadi delapan kuliner autentik dari Asia yang telah ada sebelum abad ke-19. Masih dapat kita jumpai dan rasakan kelezatannya hingga sekarang, ternyata kuliner yang telah disebutkan tadi telah berusia, ya.
Jangan hanya tahu kuliner modern, saja! Yuk, kita lestarikan kuliner tradisional warisan nenek moyang agar keberadaannya tetap eksis meski zaman silih berganti.