8 Sarapan Anti Mainstream dari Berbagai Negara, Mau Coba?

Sarapan merupakan rutinitas harian yang tak hanya berlaku di Indonesia saja, melainkan juga menjadi suatu kebiasaan di negara lain. Menu-menu yang disajikan untuk sarapan pun beraneka ragam, bahkan beberapa negara terkenal dengan hidangan sarapannya yang dapat dikatakan ekstrem. Hal ini disebabkan oleh bahan-bahan olahan makanannya yang dinilai tak wajar bagi sebagian kalangan. Namun, tentu saja fenomena itu merupakan hal yang lumrah di negara bersangkutan karena termasuk salah satu aset budaya yang harus dilestarikan.
Nah, bagi kamu para pecinta kuliner ekstrem, sepertinya sajian berikut ini dapat dijadikan pilihan sebagai menu sarapanmu.
1. Haggis di Skotlandia.

Haggis terbuat dari campuran bahan berupa jantung, hati, paru-paru dan jeroan domba yang dihaluskan kemudian ditambahkan dengan bumbu seperti oatmeal, bawang bombay, cabe, lemak, garam, merica dan rempah lainnya. Kemudian, campuran semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam kulit pembungkus yang berbentuk seperti sosis atau juga perut atau usus domba.
Caranya adalah dengan diikat pada masing-masing ujungnya, lalu direbus selama berjam-jam di dalam air kaldu. Walaupun Haggis memiliki bentuk yang aneh, akan tetapi aroma dan citarasa gurihnya sangatlah nikmat. Nah, Haggis yang telah matang biasanya dihidangkan dengan ‘neeps and tatties’ (lobak dan kentang tumbuk).
2. Vegemite di Australia.

Vegemite adalah sejenis selai berwarna cokelat gelap dengan rasa yang sangat tajam. Selai yang terbuat dari fermentasi brewer yeast (sejenis ragi) ini digunakan sebagai olesan roti. Rasanya didominasi oleh rasa pahit dan asin, serta ada bau yang cukup menyengat ketika Vegemite sampai di rongga mulut.
3. Ackee di Jamaika.

Ackee merupakan buah nasional Jamaika. Akan tetapi, buah dan biji Ackee mengandung racun yang dapat membuat seseorang muntah-muntah bahkan meninggal. Oleh sebab itu, pengolahan Ackee harus cermat. Dalam proses memasaknya, buah Ackee yang sudah matang harus direbus terlebih dahulu. Kemudian, buahnya akan ditumis dengan ikan cod, tomat dan bawang hingga dirasa matang untuk disajikan sebagai salah satu menu sarapan.
4. Huitlacoche di Meksiko.

Huitlacoche (baca: wit-la-ko-chii) sebenarnya adalah jagung yang terkena jamur Ustilago maydis sehingga warnanya menjadi abu-abu kehitaman seperti jagung busuk. Para petani di Meksiko biasanya memanen jagung ini saat usianya sudah berumur 2 sampai 3 minggu karena jamurnya masih bertekstur empuk dan memiliki rasa yang lebih gurih.
Sedangkan jamur yang sudah tua akan terlalu kering dan sudah penuh dengan spora. Huitlacoche ini biasanya diolah sebagai bahan isian untuk taco dan tamale atau dijadikan campuran omelet untuk sarapan. Rasanya seperti jamur yang biasa dikonsumsi.
5. Telur Bitan di Cina.

Telur Bitan dikenal pula dengan nama Telur Seribu Tahun. Hal tersebut dikarenakan warna telurnya yang memang tampak seperti telur yang sudah membusuk selama bertahun-tahun. Akan tetapi, warna itu sebenarnya dihasilkan dari proses fermentasi khusus. Telur bitan dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang di fermentasikan bersama campuran tanah liat, abu, garam, calcium oxide dan sekam.
Telur tersebut akan didiamkan dalam campuran tersebut selama beberapa bulan. Selama proses ini, kuning telur akan berubah menjadi abu-abu kehijauan gelap dengan tekstur yang creamy dengan aroma khas sulfur dan amonia. Sementara putih telur akan berubah cokelat gelap transparan dengan rasa sedikit asin.
6. Natto di Jepang.

Natto merupakan kedelai fermentasi yang bernilai gizi tinggi. Sayangnya, tak banyak orang yang gemar mengkonsumsi makanan yang satu ini. Hal itu disebabkan oleh aroma dan rasanya yang sangat tajam, serta teksturnya yang sangat berlendir. Padahal, Natto adalah menu sarapan tradisional Jepang yang biasanya dimakan dengan nasi dan sup miso. Selain itu, saus mustard panas (karashi) dan kecap manis atau telur mentah pun sering dicampurkan ke dalam makanan yang satu ini.
7. Tarantula Goreng di Kamboja.

Sebelum digoreng, Tarantula yang ukurannya bahkan kadang dapat mencapai sebesar telapak tangan manusia ini harus di rendam terlebih dahulu di dalam bumbu yang terdiri dari bawang putih, gula, garam, dan beberapa rempah lainnya. Kemudian, Tarantula tersebut di goreng ke dalam minyak mendidih selama 45 detik untuk membuat citarasanya tetap terjaga. Bagian kepala dan tubuh dari Tarantula tersebut mengandung daging putih yang hambar, dengan organ tubuh kecokelatan serta telur yang berada di dalam perutnya.
8. Black Pudding di Irlandia.

Black Pudding atau dikenal juga sebagai Darah Goreng merupakan salah satu sarapan pokok tradisional Irlandia yang terbuat dari darah babi, lemak, oatmeal, dan bumbu-bumbu lainnya. Semua bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah berbentuk sosis yang lalu direbus, dipanggang, atau bahkan digoreng sebelum disajikan pada piring sarapan. Warnanya kehitaman dengan tekstur yang seperti puding. Black Pudding umumnya disajikan bersama sosis, rashers (bacon), telur goreng, kacang panggang, tomat goreng, dan roti cokelat.