Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Penting untuk Mengontrol Asupan Gula bagi Tubuh

ilustrasi gula dalam toples (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Gula adalah karbohidrat sederhana yang memberikan energi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi. Secara kimia, gula terdiri dari molekul-molekul seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Glukosa adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan merupakan bagian penting dari proses metabolisme. Fruktosa adalah jenis gula yang umumnya terdapat dalam buah-buahan, sedangkan sukrosa adalah gula yang ditemukan dalam tebu, bit gula, dan juga merupakan gula putih yang seringkali digunakan dalam makanan dan minuman olahan.

Gula merupakan komponen yang umumnya digunakan untuk meningkatkan rasa manis pada makanan dan minuman. Namun, terlalu banyak konsumsi gula tambahan, yang seringkali terdapat dalam makanan olahan, dapat memiliki dampak buruk pada kesehatan. Meskipun tubuh memerlukan gula sebagai sumber energi, konsumsi berlebihan gula dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan asupan gula tambahan dan lebih memilih sumber gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan makanan alami lainnya yang kaya akan nutrisi.

1. Efek gula bagi Kesehatan tubuh

ilustrasi gula di sendok (pexels.com/mali maeder)

Efek gula pada kesehatan tubuh dapat bervariasi, tergantung pada jumlah yang dikonsumsi dan jenis gula yang dimaksud. Konsumsi berlebihan gula tambahan, seperti sukrosa atau fruktosa yang sering ditemukan dalam makanan olahan dan minuman bersoda, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti oleh penurunan tajam. Ini dapat memicu masalah seperti resistensi insulin, di mana tubuh mulai tidak merespons insulin dengan baik, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat berkontribusi pada penambahan berat badan yang berisiko untuk obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung, masalah kesehatan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.

Selain dampak metabolik, gula juga dapat memengaruhi kesehatan gigi. Bakteri dalam mulut dapat menggunakan gula untuk menghasilkan asam, yang dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan karies. Konsumsi gula yang berlebihan juga telah dikaitkan dengan peradangan, yang dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan kronis termasuk penyakit jantung, artristis, dan masalah autoimun lainnya. Dengan demikian, mengatur asupan gula menjadi kunci untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, dengan memilih sumber gula yang lebih sehat seperti buah-buahan segar dan membatasi konsumsi gula tambahan yang terdapat dalam makanan olahan dan minuman manis.

2. Apakah efek gula benar-benar seburuk itu?

ilustrasi bahaya gula bagi kesehatan (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Gula dalam jumlah yang wajar, merupakan sumber energi penting bagi tubuh. Namun, konsumsi berlebihan gula tambahan, terutama yang terdapat dalam makanan olahan dan minuman bersoda, dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, masalah kesehatan jantung, dan resistensi insulin. Gula tambahan juga sering dikaitkan dengan penurunan kesehatan gigi dan kesehatan mental.

Pentingnya membatasi konsumsi gula tambahan tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga menjadi perhatian kesehatan masyarakat secara luas. Banyak produk makanan dan minuman olahan mengandung jumlah gula yang tinggi, tanpa memberikan nutrisi yang seimbang. Maka dari itu, kesadaran akan pentingnya memahami sumber gula dalam makanan serta memilih sumber energi yang lebih sehat seperti buah-buahan segar atau sumber karbohidrat kompleks merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

3. Jumlah normal konsumsi gula perhari

ilustrasi organisasi kesehatan dunia (pexels.com/Markus Winkler)

Menurut panduan dari organisasi kesehatan seperti WHO (World Health Organization) dan AHA (American Heart Association), jumlah normal konsumsi gula tambahan harian disarankan untuk tetap rendah. WHO merekomendasikan bahwa hanya sekitar 5-10 persen dari total asupan energi harian yang boleh berasal dari gula tambahan. Ini berarti, untuk orang dewasa dengan diet sekitar 2000 kalori per hari, jumlah gula tambahan yang direkomendasikan sekitar 25-50 gram per hari (sekitar 12 sendok teh gula).

AHA menyarankan batasan yang lebih rendah, yaitu maksimal 24 gram gula tambahan per hari (sekitar 6 sendok teh gula) untuk wanita dan maksimal 36 gram gula  tambahan per hari (sekitar 9 sendok teh gula) untuk pria. Namun, ini adalah panduan umum dan jumlah asupan gula yang tepat dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu, kondisi kesehatan, dan aktivitas fisik yang dilakukan.

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menentukan asupan gula yang tepat berdasarkan kebutuhan spesifik individu dan membantu dalam merancang pola makan yang sehat dan seimbang.

4. Bahan-bahan alami pengganti gula

ilustrasi madu pengganti gula (pexels.com/Pixabay)

Beberapa bahan alami dapat dijadikan pengganti gula dalam memasak atau sebagai pemanis alami dalam makanan dan minuman. Stevia adalah salah satu bahan alami yang semakin populer sebagai pengganti gula. Bahan ini diekstrak dari tanaman stevia dan memiliki sifat manis yang jauh lebih tinggi dibandingkan gula, namun memiliki sedikit atau bahkan tanpa kandungan kalori. Selain itu, madu juga sering digunakan sebagai pengganti gula yang alami. Madu memiliki rasa manis yang kuat dan juga mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan madu dengan bijak dapat memberikan rasa manis pada makanan dan minuman tanpa meningkatkan kadar gula dalam tubuh secara drastis.

Selain itu, ada juga pilihan pengganti gula lain seperti gula kelapa, sirop maple, atau penggunaan buah-buahan seperti pisang matang atau kurma yang dapat memberikan rasa manis alami pada makanan. Meskipun bahan-bahan ini tergolong sebagai pengganti gula alami, perlu diingat bahwa konsumsi dalam jumlah berlebihan tetap dapat meningkatkan asupan gula. Penggunaannya sebaiknya tetap diatur dengan bijak dan seimbang untuk menjaga keseimbangan gula dalam tubuh.

5. Tips mengurangi konsumsi gula

ilustrasi buah pengganti gula (pexels.com/Element5 Digital)

Meningkatkan kesadaran terhadap sumber-sumber gula tambahan dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Menghindari minuman manis seperti minuman bersoda atau minuman olahan lainnya yang sering kali mengandung jumlah gula yang tinggi bisa menjadi langkah pertama yang efektif.

Buah-buahan mengandung serat yang membantu mengatur penyerapan gula dalam tubuh dan menyediakan nutrisi yang sehat. Penggunaan pemanis alami seperti stevia atau madu dalam jumlah yang bijaksana juga dapat menjadi alternatif untuk memberikan rasa manis pada makanan tanpa menambahkan gula tambahan.

Mengetahui kandungan gula tambahan dalam makanan olahan membantu dalam mengontrol asupan gula. Memilih produk dengan kadar gula yang lebih rendah atau menghindari makanan yang mengandung gula tambahan secara berlebihan dapat membantu mengurangi asupan gula yang tidak perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novriadi S
EditorNovriadi S
Follow Us