5 Metode Deteksi Kanker Prostat, Cek sebelum Terlambat!

Kanker prostat menjadi salah satu kanker yang ditakuti oleh para lelaki. Penyakit ini terjadi karena sel kelenjar prostat beraktivitas secara tidak terkontrol hingga ganas. Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1 dari 8 laki-laki didiagnosis kanker prostat dalam hidupnya. Selain itu, berdasarkan data dari Global Cancer Institute (GCI) pada tahun 2020, kanker prostat masuk ke dalam kanker kelima tertinggi di Indonesia.
Sebagai informasi, prostat merupakan kelenjar yang berada di bawah kandung kemih laki-laki. Fungsinya adalah memproduksi air mani yang menutrisi dan membawa sperma. Kelenjar tersebut memastikan tidak ada urine yang keluar bersama air mani saat ejakulasi berlangsung. Saat sel di prostat tumbuh secara tidak normal, di situlah awal mula kanker prostat.
Agar kamu lebih terlindungi sejak dini, ada baiknya untuk mengenal beberapa metode pendeteksi kanker prostat seperti penjelasan berikut ini.
1. Biopsi prostat

Biopsi dikenal sebagai metode awal pemeriksaan sel-sel di organ tubuh tertentu. Cara ini bisa mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal yang mungkin berisiko berubah jadi ganas atau kanker.
Untuk mendeteksi kanker prostat, biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel sel di area prostat. Dokter akan memasukkan jarum kecil lewat rektum hingga ke dalam prostat. Selain di area tersebut, sampel juga bisa diambil melalui kulit yang ada di antara skrotum dan anus. Proses ini berlangsung singkat, sekitar 10--15 menit. Sampel tersebut kemudian diperiksa di laboratorium.
2. PSA test

Prostate-specific antigen (PSA) test juga dikenal sebagai metode awal untuk mendeteksi risiko kanker prostat. Prostate-specific antigen adalah protein yang diproduksi oleh kelenjar tersebut. Kadar normal PSA pada umumnya 4 nanogram/ml. Sedangkan untuk laki-laki di atas 50 tahun, sebaiknya PSA berada di bawah 2,5 nanogram/ml. Jika angka tersebut di atas batas normal, bisa jadi ada risiko kanker prostat.
PSA test hanya pemeriksaan awal kanker prostat. Namun berbeda dari biopsi yang mengambil sampel langsung di area prostat, PSA test dilakukan dengan sampel darah. Jika kadar PSA seseorang melebihi ambang normal, pasien akan disarankan untuk menjalani tes selanjutnya untuk benar-benar mendeteksi sel kanker.
Walau begitu, kadar PSA di atas normal tidak selalu menunjukkan adanya kanker prostat. Data dari National Health Service menjelaskan bahwa hanya 1 dari 4 laki-laki yang memiliki kadar PSA tinggi yang kemungkinan mengidap kanker tersebut. Bahkan akurasi tes ini hanya sekitar 85 persen.
3. Digital rectal exam (DRE)

Digital rectal exam (DRE) adalah tes pemeriksaan awal untuk rektum, panggul, dan perut bagian bawah. Prosedur ini dilakukan secara manual, yaitu dokter memasukkan jari yang telah dilapisi sarung tangan dan pelumas ke area rektum untuk memeriksa adanya ketidaknormalan.
Melalui metode ini, dokter akan memeriksa apakah ada tekstur, bentuk, atau ukuran kelenjar prostat yang abnormal. Jika ditemukan indikasi yang mencurigakan, pasien disarankan untuk menjalani tes lanjutan.
4. Ultrasonografi (USG)

Prosedur USG prostat biasanya dilakukan setelah dokter menemukan kadar PSA yang tinggi dan adanya kelainan pada prostat secara fisik. Metode ini terutama disarankan jika pasien mengalami gejala awal yang mengarah pada kanker prostat. Di antaranya adalah kesulitan buang air kecil, adanya darah di urine atau air mani, nyeri di area panggul, serta disfungsi ereksi.
USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar prostat. Dalam prosedur ini, dokter biasanya memasukkan alat kecil yang disebut probe ke dalam rektum. Tes ini membantu memberikan gambaran yang jelas akan kondisi prostat, sehingga mendukung proses deteksi kanker.
5. Magnetic resonance imaging (MRI)

Magnetic resonance imaging (MRI) adalah prosedur pemeriksaan yang memanfaatkan gelombang magnetik untuk menghasilkan gambar prostat dan jaringan sekitarnya secara jelas. Untuk mendeteksi kanker prostat, ada dua jenis MRI yang dapat dilakukan, yaitu mpMRI dan MRI.
mpMRI atau multi-parametric MRI adalah metode skrining yang dilakukan sebelum biopsi. Tujuannya adalah agar dokter bisa mengetahui keberadaan sel abnormal di kelenjar prostat serta seberapa cepat pertumbuhannya. Berbeda dari mpMRI, MRI dilakukan setelah biopsi untuk mengevaluasi penyebaran sel kanker di dalam prostat.
Deteksi dini kanker prostat melalui pemeriksaan di atas sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan menentukan pengobatan yang tepat. Apa pun metode yang direkomendasikan oleh dokter, tindakan deteksi dini adalah langkah awal yang krusial dalam melawan kanker prostat. Jadi, jangan ragu untuk periksakan diri jika merasakan gejala awal, ya!
Referensi:
American Cancer Society. "Key Statistics for Prostate Cancer". Diakses pada Oktober 2024.
Prostate Cancer UK. "MRI Scan". Diakses pada Oktober 2024.
Mayo Clinic. "Prostate Cancer: Diagnosis & Treatment". Diakses pada Oktober 2024.
Cancer Research UK. "What Tests Need to Be Done for Prostate Cancer Diagnosis". Diakses pada Oktober 2024.