6 Manfaat Tidur yang Cukup untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Tidur yang cukup membantu kita terhindar dari obesitas. Studi yang dimuat di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America menunjukkan bahwa kurang tidur adalah salah satu faktor naiknya berat badan dan obesitas. Ini disebabkan karena respons alamiah tubuh untuk mendapatkan energi tambahan agar tetap terjaga. 

Tubuh yang kekurangan tidur akan mengirim sinyal untuk mendapatkan energi tambahan dari makanan. Namun, kadar asupan gizi yang dibutuhkan tidak sebagaimana mestinya. Meskipun hormon yang mengatur rasa kenyang dan lapar telah memberikan sinyal bahwa tubuh kelebihan asupan gizi, energi yang dibutuhkan tetap tinggi. Dengan berlebihannya asupan gizi, terutama karbohidrat, maka dapat meningkatkan berat badan. 

Jadi, tidur yang cukup membantu mempertahankan berat badan dan terhindar dari obesitas, karena tidur memiliki peran yang penting dalam metabolisme energi. 

Tidur yang cukup diyakini dapat mencegah depresi. Studi yang dimuat di jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience menyebutkan bahwa sekitar tiga perempat pasien depresi memiliki gejala insomnia.

Insomnia merujuk pada gangguan dengan kebiasaan kurang tidur. Gejala depresi ini dapat dikurangi dengan cara mengobati gangguan tidur yang diderita dan memperbaiki durasi serta kualitas tidur.

Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Studi lain yang dimuat di jurnal JAMA Psychiatry menyebutkan bahwa orang dengan kualitas tidur yang rendah memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat bunuh diri 10 tahun kemudian. 

Tidur yang cukup berkaitan dengan meningkatnya produktivitas seseorang di keesokan harinya. Studi yang dimuat dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine menyebutkan bahwa orang dengan insomnia dan sindrom kekurangan tidur memiliki produktivitas dan performa yang lebih buruk dibandingkan orang dengan tidur cukup. 

Hal serupa juga terjadi pada anak-anak. Hasil studi yang ditunjukkan dalam The Journal of Child Psychology and Psychiatry menunjukkan bahwa performa kognitif anak-anak di pagi hari dipengaruhi oleh kualitas dan durasi jam tidur di malam sebelumnya.

Selain itu, penting untuk memiliki rutinitas tidur yang baik. Anak-anak yang punya rutinitas tidur yang buruk, meski satu malam saja, diasosiasikan dengan aktivitas kognitif yang lebih rendah di sekolah esok harinya.

Tidur yang cukup juga dikaitkan dengan kecerdasan emosional dan sosial. Orang dengan tidur yang cukup memiliki sensitivitas empati yang lebih tinggi dan lebih peka terhadap perilaku sosial. 

Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal Progress in Brain Research, kurang tidur berpengaruh pada perubahan kognitif dan perilaku sosial yang bersifat negatif. Perilaku ini merujuk pada interaksi sosial yang kurang baik dan menurunnya rasa empati, kepercayaan dan humor, serta meningkatnya kemungkinan kesalahan, insiden, atau cedera yang dapat terjadi. 

Mengutip keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hasil penelitian menunjukkan bahwa tidur cukup dapat menurunkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2.

Durasi dan kualitas tidur dapat memprediksi kadar hemoglobin A1c (HbA1c) di dalam tubuh. HbA1c merupakan hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. Jadi, semakin tinggi kadar hemoglobin ini, semakin tinggi pula gula darah. 

Selain itu, tidur yang cukup dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Orang dengan tidur yang cukup lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung koroner, dan aritmia jantung dibanding mereka yang punya gangguan tidur seperti insomnia. 

Tidak hanya harta dan tahta, tidur yang cukup dan berkualitas juga dapat membantu memperoleh kepuasan hidup. Studi yang dimuat dalam Journal of European Psychology Students menunjukkan hubungan antara kualitas, durasi, dan variabilitas tidur terhadap kepuasan hidup. Hasilnya, kualitas dan durasi jam tidur yang baik dapat meningkatkan kepuasan hidup. 

Selain itu, terdapat hubungan yang menarik antara negara paling bahagia di dunia dengan rata-rata jumlah jam tidur warganya. Sejak tahun 2018, Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia sedunia. Hasil ini diumumkan di Laporan Kebahagiaan Dunia (World Happiness Report) tiap tahunnya yang diterbitkan oleh PBB.

Dilansir World Economic Forum, warga Finlandia rata-rata menghabiskan lebih dari 7,5 jam untuk tidur. Artinya, Finlandia merupakan salah satu negara dengan jumlah jam tidur paling tinggi sedunia, bersama dengan Belanda, Australia, Inggris dan Belgia. 

Nah, itu dia beberapa manfaat tidur bagi kesehatan tubuh, baik secara fisik maupun mental. Jadi, usahakan untuk tidur cukup dan berkualitas setiap malam, ya!