8 Fakta Penting tentang Kanker Usus Besar yang Wajib Kamu Ketahui

Kanker usus besar juga biasa disebut dengan kanker kolorektal. Kenapa? karena kanker jenis ini juga terjadi secara bersamaan dengan kanker dubur.

Kanker dubur sendiri berasal rektum yang letaknya hanya beberapa inci dari usus besar dan jaraknya paling dekat dengan anus. 

Kanker usus besar dapat terjadi karena beberapa faktor dan kebiasaan mengonsumsi daging merah dan daging olahan, serta faktor genetik merupakan penyebab utama dari kanker mematikan ini.

Penelitian menemukan fakta bahwa seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat, seperti daging merah dan daging olahan lebih berisiko tinggi terkena kanker usus besar.  

Selain itu, beberapa mutasi gen yang diturunkan secara turun-temurun di keluarga juga dapat meningkatkan resiko kanker usus besar secara signifikan. Nah, sindrom turunan yang dapat meningkatkan resiko kanker usus besar adalah familial adenomatous polyposis (FAP) dan sindrom Lynch, yang juga dikenal sebagai herediter polyposis colorectal cancer (HNPCC).

Seseorang yang menderita kanker usus besar umumnya akan memiliki gangguan pada pencernaannya. Sekitar lebih dari 90% penderita kanker usus besar akan mengalami kombinasi gejala, meliputi sakit perut, diare, dan darah pada tinja.

Selain tiga gejala utama tersebut, penderita kanker usus besar juga kemungkinan mengalami gejala lainnya seperti kelelahan, perut kembung, mual, dan muntah.

Sembelit juga merupakan gejala yang paling umum terjadi pada penderita kanker usus besar yang bisa membuat penderitanya mengalami konstipasi hingga lebih dari 4 minggu. 

Selain faktor genetik dan kebiasaan mengonsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak seperti daging merah dan daging olahan, kanker usus besar juga dapat dipicu oleh kondisi kesehatan lainnya lho guys.

Seseorang yang mengalami obesitas atau diabetes, memiliki risiko yang lebih besar terkena kanker usus besar daripada yang tidak menderita dua penyakit tersebut. 

Studi penelitian skala besar yang dilakukan pada tahun 2011 lalu menemukan fakta bahwa penderita diabetes tipe 2, berisiko terkena kanker usus besar 38% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit kronis tersebut. 

Seseorang yang berisiko tinggi terkena kanker usus besar seperti berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit yang dapat memicu kanker usus besar seperti obesitas, dan diabetes tipe 2 dianjurkan untuk melakukan skrining kanker usus besar, minimal setahun sekali untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker tersebut.

Dengan dilakukannya tes skrining kanker usus besar, maka sel kanker dapat terdeteksi lebih awal, yang tentunya peluang untuk sembuh akan lebih besar daripada yang sudah berada di stadium lanjut.

Apalagi jika memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker usus besar, tentunya tes skrining ini harus dilakukan lebih cepat karena faktor genetik merupakan salah satu  penyebab utama dari kanker mematikan ini. 

Seseorang yang telah didiagnosis menderita kanker usus besar maka akan disarankan oleh dokter untuk melakukan prosedur pencitraan seperti pemindaian CT abdomen, panggul, dan dada.

Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat stadium dari kanker usus besar tersebut agar nantinya dapat menentukan perawatan jenis apa yang cocok untuk mengatasi dan menghambat penyebaran kanker usus besar tersebut. 

Setelah dilakukan prosedur pencitraan seperti pemindaian CT abdomen, panggul, dan dada, maka jenis perawatan pun dapat ditentukan yang tentunya sesuai dengan kondisi kesehatan penderitanya, stadium kanker, dan letak kanker. Namun biasanya, perawatan kanker usus besar melibatkan pembedahan untuk mengambil kanker tersebut.

Selain proses pembedahan, perawatan lainnya seperti kemoterapi, terapi radiasi, terapi obat yang ditargetkan, imunoterapi, dan perawatan paliatif juga direkomendasikan oleh dokter. 

Meski kanker usus besar dapat terjadi karena faktor genetik atau keturunan, namun sebenarnya kanker mematikan ini masih bisa dicegah lho guys.

Kanker usus besar dapat dicegah dengan cara menerapkan gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga setiap harinya, mengonsumsi makanan bergizi tinggi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan makanan bergizi tinggi lainnya.

Selain itu, kamu juga bisa menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol terlalu banyak dan kecanduan merokok.

Dengan menerapkan gaya hidup sehat, maka risiko terkena kanker usus besar dapat menurun secara signifikan meskipun kamu memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker mematikan tersebut.