CEO Riliv: Mental Health Sama Pentingnya dengan Physical Health

Kesadaran mental, berkah di tengah pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Seiring kesadaran kesehatan mental makin meningkat selama pandemik COVID-19, kebutuhan kesehatan mental di tempat kerja juga naik daun. Pada hari ke-2 Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 (IMGS 2022) di The Tribrata, Jakarta Selatan, CEO dan co-founder Riliv, Audrey Maximillian Herli, menekankan pentingnya kesehatan mental di dunia kerja.

“Secara statistik di saat itu, orang-orang yang tak tahu mental health, jadi tahu mental health,” kata sosok yang akrab dipanggil Maxi ini dalam sesi Prioritizing Mental Health for Better Workplace & Workforce pada Jumat (30/9).

Membangun Riliv (platform kesehatan mental) sejak 2015, Maxi mengatakan bahwa Riliv tercipta salah satunya karena didasari dari tren anak muda “curhat” ke dunia maya dibanding ke ahlinya. Sebagai pemenang pertama penghargaan Pahlawan IDN oleh IDN Times pada 2021, Riliv turut membantu dunia kerja dalam meningkatkan kualitas kesehatan mental, terutama di tengah pandemik COVID-19.

“Riliv juga memberikan bantuan kepada perusahaan—dari lokal hingga multinasional—agar karyawan bisa mendapatkan akses kesehatan mental dengan mudah,” imbuh Maxi.

Di sela-sela IMGS 2022, Maxi menceritakan bahwa tren kesehatan mental meningkat selama pandemik COVID-19. Menurutnya, sebanyak 80 persen pengguna Riliv adalah kaum hawa berusia produktif dari 18 sampai 35 tahun sehingga kesehatan mental di dunia kerja seharusnya mendapatkan fokus khusus.

Maxi mengatakan bahwa stres saat pandemik COVID-19 bukanlah fenomena yang dirasakan segelintir orang, melainkan oleh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurutnya, salah satu stres tersebut dipicu oleh fenomena cabin fever yang menciptakan “kenyamanan palsu” saat bekerja dari rumah (WFH).

Sementara beberapa perusahaan menerapkan hybrid working (bekerja di rumah dan perusahaan), Maxi menekankan bahwa untuk mendongkrak produktivitas, penting bagi perusahaan untuk menyediakan layanan kesehatan mental. Hal ini mengenai bagaimana layanan tersebut bisa diberikan hingga pelatihan untuk layanan tersebut.

Menyoroti stereotip “Gen-Z lebih lemah dibanding generasi sebelumnya”, Maxi menekankan bahwa kondisi mental bisa datang dari berbagai faktor. Jadi, hal ini tidak bisa diklasifikasi dari generasi. Dengan kata lain, meski waktu berubah, masalah mental tetap ada.

“Jangan takut menyuarakan mental health sama pentingnya dengan physical health,” pungkas Maxi.

Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2022 yang digelar IDN Media mengusung tema Indonesia Fast Forward. Acara ini berlangsung 2 hari, 29-30 September 2022, di Tribrata Jakarta, dengan menghadirkan 3 stage, yakni Visionary Leaders by IDN Times, Future is Female by Popbela, dan Talent Trifecta by ICE.

IMGS 2022 menghadirkan 115 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial. Ajang millennial dan Gen-Z terbesar di Tanah Air ini dihadiri lebih dari 4.000 future leader Indonesia.

Dalam IMGS 2022, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Gen Z and Millennial Report 2022. Survei ini dikerjakan IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix.

Survei ini digelar pada periode 27 Januari - 7 Maret 2022, dengan margin of error kurang dari 5 persen. Melalui survei yang melibatkan 1.000 responden di 12 kota dan daerah aglomerasi ini, IDN Times ingin menyajikan potret yang jelas dan lengkap mengenai Gen Z Indonesia, sehingga bisa memahami dan membentuk mereka lebih baik sebagai calon pemimpin bangsa.

Simak hasilnya di IMGS 2022, dan ikuti perkembangannya di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: Ganti 30 Menit Main Medsos dengan Olahraga demi Kesehatan Mental

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya