Beberapa olahraga diketahui aman, bahkan dianjurkan, untuk orang dengan skoliosis. Contohnya:
Berenang sering direkomendasikan karena memberikan dukungan alami dari air, sehingga mengurangi beban pada tulang belakang. Gerakan yang simetris membantu melatih kekuatan dan daya tahan otot tanpa tekanan berlebih.
Yoga dan pilates dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan inti, dan kesadaran postur. Namun, penting memilih kelas atau instruktur yang memahami skoliosis, karena beberapa pose perlu dimodifikasi.
Latihan yang fokus pada pernapasan diafragma dan stabilitas otot inti (core) membantu memperbaiki kontrol otot dan postur. Pendekatan ini sering digunakan dalam fisioterapi untuk skoliosis.
Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki secara rutin membantu menjaga kebugaran kardiovaskular tanpa memberi tekanan asimetris pada tulang belakang. Meski sederhana, konsistensi memberikan manfaat besar.
Plank bukanlah latihan yang sepenuhnya terlarang bagi orang dengan skoliosis, tetapi juga bukan gerakan yang bisa dilakukan tanpa pertimbangan. Dengan modifikasi yang tepat, memperhatikan durasi, serta perhatian pada sinyal tubuh, plank bisa menjadi bagian dari latihan yang aman.
Pada akhirnya, tubuh dengan skoliosis membutuhkan pendekatan yang lebih personal. Mendengarkan tubuh, berkonsultasi dengan dokter atau fisioterapis, dan memilih latihan yang aman dan mendukung akan membantu menjaga tulang belakang tetap kuat tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Referensi
Cleveland Clinic. “Scoliosis.” Diakses Desember 2025.
Mayo Clinic. “Scoliosis.” Accessed 2025. Diakses Desember 2025.
NHS. “Scoliosis.” Accessed 2025. Diakses Desember 2025.
Scoliosis Research Society. “Exercise and Scoliosis.” Diakses Desember 2025.
Johns Hopkins Medicine. “Scoliosis.” Diakses Desember 2025.