Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Puasa Memengaruhi Kesuburan? Berikut Penjelasannya

ilustrasi alat uji kehamilan (pexels.com/RDNE Stock project)

Puasa intermitten, termasuk Ramadan, dipercaya memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Sebut saja meningkatkan metabolisme, menjaga berat badan sehat, hingga menurunkan tekanan darah dan kadar gula.

Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa hal ini dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Bagi sebagian kalangan, terlebih pasangan yang sedang menjalani program hamil, ini mungkin jadi isu serius. 

Lantas, apakah puasa memengaruhi kesuburan yang juga memberikan dampak pada potensi kehamilan? Simak penjelasan lebih lanjut hingga akhir artikel, ya.

Apakah puasa memengaruhi kesuburan?

Ada beberapa pendapat yang menjawab pertanyaan ini. Beberapa mengatakan bahwa puasa berdampak negatif pada kesuburan, sedangkan yang lain mengungkapkan sebaliknya.

Sebuah penelitian dalam jurnal Nutrients mengungkapkan bahwa puasa dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa puasa intermitten menurunkan penanda androgen. Namun, tidak berpengaruh pada kadar estrogen, gonadotropin, atau prolaktin. 

Sementara itu, studi lebih baru yang diterbitkan dalam jurnal Obesity pada 2022 berpendapat lain. Adanya efek buruk puasa intermitten pada kesuburan mungkin bukan hal universal atau terjadi pada semua orang. Penelitian dilakukan dengan responden yang berpuasa selama 18-20 jam ini, menunjukkan bahwa satu-satunya hormon yang menurun adalah DHEA. 

DHEA merupakan hormon steroid yang penting untuk menjaga fungsi ovarium dan kualitas sel telur. Namun, kadar DHEA dapat kembali normal pada 8 minggu setelah berpuasa. Perlu dicatat, penelitian ini dilakukan pada perempuan dengan obesitas dalam kurun waktu singkat. 

Sementara itu, Dr. Salem El Shawarby MD, FRCOG, CCT (UK) dalam Fakih IVF berpendapat sebaliknya. Puasa membantu proses detoksifikasi tubuh. Menurutnya, puasa dapat meningkakan kualitas sperma dan mengatur ovulasi pada perempuan.

Dengan demikian, racun dalam tubuh dikeluarkan dan produksi hormon pun diseimbangkan sehingga mendukung kemampuan hati untuk melakukan pembersihan dan pembakaran lemak berlebih. Di samping itu, puasa juga dapat menurunkan tingkat stres yang berpengaruh pada reproduksi.

Penelitian lawas dalam Archives of Andrology menyebutkan bahwa puasa juga tidak memberikan dampak buruk bagi kualitas sperma. Sebaliknya, konsumsi makanan dan minuman yang terbatas berpotensi menurunkan fungsi organ reproduksi dan kesuburan. 

Hal yang terjadi pada tubuh saat puasa

ilustrasi testpack (pexels.com/cottonbro studio)

Selama berpuasa, tubuh mengalami beberapa fase berbeda. Tahap pertama terjadi sekitar 0-3 jam setelah kamu mulai berhenti makan dan minum. Pada fase ini, kamu masih merasa kenyang karena ada cadangan makanan di perut. 

Pada periode ini pula, kadar glukosa darah meningkat karena tubuh sedang mencerna dan menyerap makanan. Hal tersebut membuat tubuh mengalami peningkatan sekresi insulin yang membantu mengatur gula darah. Dengan begitu, sel-sel di seluruh tubuh akan mendapatkan aliran energi yang stabil.

Fase kedua terjadi setelah 3-18 jam berpuasa. Berdasar penelitian dalam Current Obesity Reports dijelaskan bahwa pankreas mulai mengeluarkan hormon glukagon lebih tinggi pada fase ini. Hormon tersebut dapat membantu mencegah kadar gula darah turun terlalu rendah. Kadar insulin pun mengalami penurunan, lalu tubuh akan menggunakan glikogen sebagai sumber energi alternatif. 

Setelah glikogen habis, tubuh mulai mencari sumber 'bahan bakar' lain. Hormon seperti glukagon, epinefrin, hingga kortisol lalu meningkat dan memecah protein serta lemak. Hormon-hormon tersebut lantas membuat puasa dapat mengurangi berat badan.

Jawaban apakah puasa memengaruhi kesuburan memang iya. Namun, puasa tidak lantas jadi penghalang untukmu yang sedang merencanakan kehamilan. Kendati demikian, ada baiknya tetap konsultasikan dengan dokter sebelum melakukannya, ya.

Referensi:

Kalam, Faiza, dkk. “Effect of Time‐restricted Eating on Sex Hormone Levels in Premenopausal and Postmenopausal Females.” Obesity 31, no. S1 (October 6, 2022): 57–62.
"DHEA". Mayo Clinic. Diakses Februari 2025.
"How does Fasting Affect your Fertility?". FakihIVF. Diakses Februari 2025.
Abbas, S. M. A., and A. H. Basalamah. “Effects of Ramadhan Fast on Male Fertility.” Archives of Andrology 16, no. 2 (January 1, 1986): 161–66.
Cienfuegos, Sofia, dkk.  “Effect of Intermittent Fasting on Reproductive Hormone Levels in Females and Males: A Review of Human Trials.” Nutrients 14, no. 11 (June 3, 2022): 2343.
Stockman, Mary-Catherine, dkk. “Intermittent Fasting: Is the Wait Worth the Weight?” Current Obesity Reports 7, no. 2 (April 26, 2018): 172–85.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us