Apakah Sering Kaget Berbahaya?

- Reaksi kaget adalah respons alami tubuh terhadap situasi mendadak dan tidak terduga.
- Sering kaget dapat memicu respons stres, meningkatkan kecemasan, tekanan darah, dan dapat berimplikasi pada kesehatan mental serta fisik seseorang.
- Konteks dan respons emosional yang ditimbulkan oleh peristiwa mengejutkan dapat berdampak pada hubungan dengan orang lain.
Reaksi kaget atau terkejut adalah respons alami tubuh saat menghadapi situasi yang tiba-tiba dan tidak terduga. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kaget, seperti suara keras, kejutan visual, atau peristiwa mendadak lainnya. Apa pun alasannya, rasa kaget memicu peningkatan detak jantung dan aliran adrenalin yang membuat tubuh siap bereaksi.
Rasa kaget bisa terasa sangat tidak nyaman, terlebih jika kamu sering dibuat kaget. Kamu mungkin jadi bertanya-tanya apakah ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan? Di sini, kita akan membahas apakah sering kaget bisa berbahaya.
1. Apa yang terjadi pada otak saat kita kaget

Peristiwa mengejutkan memicu otak melepaskan noradrenalin (norepinefrin) dari lokus coeruleus. Neurotransmiter ini meningkatkan fokus dan perhatian sehingga membantu otak memproses informasi yang tidak terduga dengan lebih efektif. Ia berperan penting dalam membantu kita belajar dari kejadian yang mengejutkan. Itu karena neurotransmitter ini membantu otak mencatat pentingnya kejadian tersebut.
Selanjutnya, persambungan frontal inferior yang terletak di korteks prefrontal lateral akan aktif saat ada rangsangan mendadak. Area ini bertugas mengoordinasikan berbagai sistem perhatian. Saat kamu kaget, area ini berperan dalam memberi prioritas pada informasi baru dan sementara waktu membatasi kemampuan kita untuk memperhatikan rangsangan lainnya.
Sumber daya kognitif otak juga "dibajak" selama kaget. Artinya, perhatianmu akan sangat terfokus hanya pada peristiwa yang membuatmu kaget, yang dapat menyebabkan periode singkat. Adapun, kita mungkin kehilangan informasi penting lainnya yang terjadi secara bersamaan.
2. Dampak fisiologis

Kejutan sering kali memicu respons orientasi yang ditandai dengan peningkatan denyut jantung dan peningkatan gairah sistem saraf. Reaksi fisiologis ini mempersiapkan tubuh untuk merespons potensi ancaman atau peluang di lingkungan. Uniknya, saat terkejut, beberapa orang justru terdiam atau terpaku selama beberapa detik saat mereka memproses kejadian yang tidak terduga. Respons ini memungkinkan adanya penilaian sesaat sebelum memutuskan akan bereaksi seperti apa.
3. Apakah sering kaget berbahaya

Sering kaget umumnya tidak dianggap berbahaya dalam pengertian medis. Namun, reaksi kaget dapat memiliki efek yang berbeda-beda pada kesehatan mental dan fisik seseorang, tergantung pada intensitas dan konteks kejutan tersebut. Sebagai contoh, kaget sebenarnya dapat memicu respons stres, yang menyebabkan peningkatan kecemasan atau ketidaknyamanan. Hal ini terutama berlaku jika kejutan tersebut bersifat negatif atau berlebihan.
4. Efek fisik

Peristiwa yang mengejutkan dapat mengaktifkan respons lawan atau lari tubuh, yang menyebabkan peningkatan sementara pada detak jantung dan tekanan darah. Meski ini merupakan reaksi fisiologis yang normal, aktivasi kronis akibat kejutan yang sering terjadi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti hipertensi. Jika reaksi kaget dikaitkan dengan pengalaman negatif, ini dapat memicu masalah kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan.
5. Efek sosial dan interpersonal

Reaksi kaget yang sering, terutama dalam konteks kesengajaan atau negatif, dapat menyebabkan ketegangan hubungan. Jika ada anggota keluarga atau teman yang sering kali dengan sengaja membuatmu kaget, misalnya, hal itu dapat menyebabkan perasaan tidak suka atau tidak percaya. Di sisi lain, reaksi kaget yang positif dapat meningkatkan hubungan dengan menumbuhkan kegembiraan dan koneksi.
Jadi, sering kaget pada dasarnya tidak berbahaya. Namun, konteks dan respons emosional yang ditimbulkannya dapat berimplikasi pada kesehatan mental, fisik, serta hubungan dengan orang lain. Mengelola stres dan mencari dukungan saat menghadapi kejutan yang luar biasa dapat membantu mengurangi dampak negatif apa pun.
Referensi
"How the Brain Responds to Surprising Events". Massachusetts Institute of Technology. Diakses pada Januari 2025.
McLaughlin, K. A. dan Hatzenbuehler, M. L. (2009). "Stressful life events, anxiety sensitivity, and internalizing symptoms in adolescents". Journal of Abnormal Psychology, 118(3), 659–669.
"What Is The Stress Response". Simply Psychology. Diakses pada Januari 2025.
"Here’s What Happens after ‘Surprise!’". The World. Diakses pada Januari 2025.
"Why Surprises Temporarily Blind Us". Vanderbilt University. Diakses pada Januari 2025.