Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Indikasi Bahaya Kesehatan dari Keseringan Menguap, Perlu Tahu Nih! 

unsplash.com/ Hernan Sanchez

Selama ini kita menganggap kebiasaan menguap adalah proses tubuh yang alami. Menguap kadang terasa sangat nyaman sebelum beranjak ke tempat tidur, tapi sebagian orang membiarkan tubuhnya tetap terjaga hingga larut malam, meski sudah menguap berkali-kali.

Padahal, menguap berlebihan bisa menjadi tanda beberapa masalah kesehatan yang sangat serius lho! Boleh jadi penyebab mudahnya menguap bukan karena indikasi dasar seperti kelelahan atau kurang istirahat. Maka dari itu, kamu perlu tahu beberapa tanda yang menjelaskan mengapa menguap bisa menjadi bahaya tersembunyi yang cukup serius bagi kesehatan.

1. Terjadinya penurunan tekanan darah dan detak jantung

unsplash.com/Dmitry Schemelev

Saat kamu terlalu sering menguap, bisa jadi itu menjadi tanda menurunnya tekanan darah dan detak jantung yang membatasi aliran darah ke otak. Ini terjadi ketika bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk pengaturan tekanan darah dan detak jantung terganggu. Dalam situasi seperti itu, tubuhmu secara otomatis bakal mencoba meningkatkan asupan oksigennya dengan cara menguap.

2. Menurunnya kadar glukosa darah

unsplash.com/Annie Spratt

Menguap berlebihan juga bisa menjadi sinyal utama dari hipoglikemia pada penderita diabetes. Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah pada seseorang turun sampai di bawah 72mg / dL.

3. Dampak dari kelebihan mengkonsumsi jenis obat tertentu

unsplash.com/ Hernan Sanchez

Jenis obat-obatan yang memberi efek mengantuk dapat menyebabkan menguap secara berlebihan. Obat-obatan ini mungkin dikonsumsi secara terus-menerus seperti antidepresan, antihistamin dan beberapa inhibitor penyerapan serotonin.

4. Indikasi dari penyakit hati

unsplash.com/Alexandra Gorn

Tahap terakhir penyakit hati juga bisa menyebabkan menguap berlebihan. Kelelahan yang dialami saat ini bertanggung jawab untuk hal yang sama.

5. Kemungkinan menderita multiple sclerosis

unsplash.com/ Kinga Cichewicz

Studi menunjukkan kalau orang yang menderita kondisi ini memiliki kecenderungan untuk menguap secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena orang dengan MS memiliki disfungsi termoregulasi di mana mereka tidak dapat mengontrol suhu tubuh. Menguap menjadi cara otomatis mendinginkan suhu tubuh mereka.

6. Menjadi indikasi gangguan tidur

unsplash.com/Sarah Diniz Outeiro

Bukan hanya kurang istirahat biasa, gangguan tidur seperti Insomnia atau sleep apnea dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan. Faktor itulah yang membuat penderitanya seringkali menguap.

7. Otak sedang membutuhkan pendinginan

unsplash.com/Vladislav Muslakov

Menguap juga dikenal sebagai mekanisme alami tubuh untuk menjadi dingin. Mengambil nafas dalam dapat membantu memunculkan udara yang lebih sejuk dari paru-paru saat memindahkan darah yang mungkin sedikit panas untuk ditangani oleh otak.

8. Merupakan indikasi epilepsi, namun kemungkinan ini jarang terjadi

unsplash.com/Benjamin Combs

Kejang epilepsi yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen ternyata juga memberikan sinyal, salah satunya adalah terlalu sering menguap. Namun sejauh ini, kemungkinan indikasi epilepsi dari menguap jarang sekali terjadi.

9. Bahkan bisa menunjukkan indikasi tumor otak

unsplash.com/Abbie Bernet

Studi mengungkapkan bahwa tumor otak dapat menyebabkan pengidapnya menguap secara berlebihan. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan lesi di batang otak. Menguap juga bisa menjadi akibat dari kompresi kelenjar pituitari.

Nah, itulah beberapa indikasi bahaya kesehatan yang ditandai dengan terlalu sering menguap. Kalau kamu gak terlalu kecapean atau cukup tidur tapi sering banget menguap, ada baiknya kamu cek kesehatan sedini mungkin ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
Tania Stephanie
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us