Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Serius

Stunting memengaruhi perkembangan otak anak

Stunting kerap kali diidentikkan dengan masalah tinggi badan anak yang tidak maksimal. Padahal, dampak stunting lebih dari itu. Stunting pada anak tidak hanya berdampak jangka pendek saja, tapi juga berdampak jangka panjang hingga mereka dewasa. Itulah sebabnya stunting menjadi masalah kesehatan yang serius.

Pemerintah memberi perhatian terhadap masalah stunting di Indonesia dengan harapan dapat menurunkan jumlah anak yang mengalami stunting. Ingin tahu lebih lanjut mengapa stunting menjadi masalah kesehatan yang serius? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal stunting

Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Seriusilustrasi anak-anak (pixabay.com/PixelLoverK3)

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah masalah kurang gizi kronis karena kurang asupan gizi dalam waktu yang lama. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu tinggi anak lebih rendah dari usia anak seusianya.

Berdasarkan data SSGI tahun 2021 yang dikutip dari laman Sekretariat Wakil Presiden, prevalensi stunting nasional di Indonesia sebesar 24,4 persen. Maka dari itu, pemerintah telah menetapkan 12 provinsi prioritas untuk mempercepat penurunan stunting tahun 2022. Menambahkan laman Kemenkes, Kemenkes menargetkan penurunan angka stunting dari 24 persen menjadi 14 persen tahun 2024.

2. Penyebab stunting

Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Seriusilustrasi makanan bervariasi (pexels.com/Cats Coming)

Direktorat Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes menjelaskan stunting disebabkan asupan gizi yang diberikan dalam jangka waktu yang panjang tidak sesuai dengan kebutuhan. Menurut laman Kemenkes, kekurangan gizi dalam jangka waktu lama bahkan terjadi sejak janin dalam kandungan dan berlanjut sampai awal kehidupan anak yaitu 1000 hari pertama kelahiran.

Penyebabnya, akses makanan bergizi yang rendah, asupan vitamin dan mineral yang rendah, dan pangan yang tidak beragam. Asupan gizi yang kurang pada anak juga menjadi penyebab anak stunting. Selain itu, ibu yang masa remaja, atau saat kehamilan dan laktasi kurang nutrisi juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak.

UNICEF juga menjelaskan hal yang sama, bahwa stunting dimulai dari prakonsepsi ketika remaja putri yang kemudian menjadi ibu dengan kondisi kurang gizi dan anemia serta berlanjut ketika bayi mendapat cukup gizi. Kondisi stunting tersebut tidak dapat diubah ketika usia dua tahun.

Baca Juga: Wamenkeu: Anggaran DAK Rp10,7 T, Pemda Harus Serius Tangani Stunting

3. Mengapa stunting menjadi masalah yang serius?

Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Seriusilustrasi anak-anak (pexels.com/Sunvani Hoàng)

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas sumber daya manusia. Sebab, anak yang stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja melainkan juga terganggu perkembangan otaknya.

Perkembangan otak yang terganggu tentunya menghambat kemampuan dan prestasi anak di sekolah. Bukan saat masa kanak-kanak saja, stunting juga menghambat produktivitas dan kreativitasnya saat mereka berusia produktif.

4. Stunting juga meningkatkan risiko penyakit kronis

Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Seriusilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Stunting yang dialami memiliki berbagai dampak merugikan bagi anak. Seperti dijelaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), beberapa dampak tersebut yaitu perkembangan kognitif yang buruk hingga hilangnya produktivitas.

Tidak hanya berdampak kognitif yang buruk saja, mereka juga berisiko mengalami penyakit kronis terkait gizi saat dewasa. UNICEF menjelaskan, anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami penyakit kronis terkait nutrisi, seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas.

5. Langkah mencegah stunting

Jangan Remehkan, Ini Penyebab Stunting Jadi Masalah Kesehatan Seriusilustrasi suplemen zat besi (pexels.com/Mari Monpari)

Mengutip laman Kemenkes, Menteri Kesehatan menjelaskan tiga langkah yang dilakukan Kemenkes untuk mencegah stunting. Langkah pertama adalah pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri. Kegiatan tersebut telah dilakukan dengan menggalakkan program Aksi Bergizi di sekolah dengan intervensi memberikan tablet tambah darah mingguan bagi remaja putri, melakukan aktivitas fisik, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Langkah kedua untuk mencegah stunting yaitu dengan memberikan tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa ibu hamil harus tercukupi gizi dan zat besi. Ibu hamil juga wajib datang minimal 6 kali dalam 9 bulan untuk melihat perkembangan janinnya.

Langkah ketiga adalah memberikan makanan tambahan berupa protein hewani kepada anak usia 6 sampai 24 bulan. Ada berbagai sumber protein hewani dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan, seperti ikan, telur, ayam, daging, dan susu.

 

Stunting bukan masalah yang sepele karena stunting menjadi ancaman utama terhadap kualitas sumber daya manusia. Anak yang stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja melainkan juga terganggu perkembangan otaknya sehingga menurunkan produktivitas mereka. Mereka juga berisiko mengalami penyakit kronis terkait gizi saat dewasa. 

Baca Juga: Pernikahan Dini Jadi Penyebab Banyak Balita Stunting di NTB 

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya