Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perubahan yang Umum Terjadi setelah Operasi Amandel

Seorang perempuan memegang leher bagian depan.
ilustrasi perubahan atau efek setelah operasi amandel (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Lidah bengkak dan peradangan di tenggorokan umum terjadi setelah operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi.
  • Uvula, lipatan jaringan yang menggantung di belakang tenggorokan, juga bisa bengkak. Hindari makanan panas atau pedas yang bisa memperparah kondisi.
  • Keropeng putih dan bau mulut juga umum terjadi pascaoperasi amandel.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tonsilektomi adalah operasi umum untuk mengangkat amandel atau tonsil. Dokter mungkin merekomendasikannya kalau kamu terus mengalami enam atau lebih infeksi dalam setahun. Alasan lainnya mungkin karena amandel sangat besar sehingga menyebabkan masalah pernapasan saat tidur.

Pascaoperasi, wajar jika tenggorokan terlihat atau terasa berbeda dan sakit. Ada beberapa perubahan yang dapat terjadi setelah amandel diangkat lewat operasi. Apa saja?

1. Lidah bengkak

Lidah yang bengkak umum terjadi dalam beberapa hari pertama setelah tonsilektomi. Alasannya, selama prosedur, lidah mengalami berbagai manipulasi, seperti disedot dan diposisikan ulang. Hal ini bisa membuat lidah terasa nyeri dan membengkak.

Munculnya lapisan putih tebal di permukaan lidah juga sering terjadi setelah operasi.

Peradangan dari area bekas amandel pun bisa menyebar ke bagian lain di tenggorokan.

Biasanya, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri. Untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman di lidah, kamu bisa mencoba cara-cara ini:

  • Minum cairan bening yang dingin atau bersuhu sejuk.
  • Mengisap serpihan es untuk mengurangi pembengkakan dan meredakan nyeri.
  • Kompres dingin leher.
  • Es krim juga populer untuk meredakan nyeri pada anak-anak selama masa pemulihan.

Meski begitu, sangat penting untuk tetap mengikuti semua petunjuk dari dokter setelah operasi pengangkatan amandel.

Kalau mengalami lidah bengkak pascaoperasi pengangkatan amandel, tidak perlu langsung menghubungi dokter kecuali pembengkakan lidah makin parah sampai menyulitkan bicara, menelan, atau bernapas, atau jika pembengkakan tidak kunjung membaik dengan sendirinya.

2. Uvula bengkak

Penampilan khas bagian belakang tenggorokan tiga hari setelah operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi. (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)
Penampilan khas bagian belakang tenggorokan tiga hari setelah operasi pengangkatan amandel atau tonsilektomi. (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Uvula adalah lipatan jaringan yang menggantung di belakang tenggorokan, yang berfungsi membantu kamu berbicara dan menelan. Setelah operasi amandel, uvula kemungkinan akan sakit dan terlihat merah. Ini terjadi karena alasan yang sama seperti lidah sakit, yaitu benturan dan gerakan selama operasi atau peradangan menyebar ke sana.

Minum air dingin dan mengisap es batu bisa membantu. Mulailah makan dengan makanan yang gampang ditelan, lunak, dan dingin seperti yoghurt, puding, dan telur orak-arik begitu kamu sudah bisa makan.

Hindari apa pun yang panas, pedas, atau renyah yang bisa mengiritasi uvula dan tenggorokan. Mengonsumsi makanan seperti keripik atau kerupuk bisa meningkatkan pembengkakan atau menyebabkan pendarahan.

Hubungi dokter kamu mengalami:

  • Mengiler.
  • Tersedak.
  • Mengalami kesulitan berbicara.
  • Sulit bernapas.

Gejala di atas mungkin menandakan pembengkakan telah menghalangi jalan napas.

3. Keropeng putih

Setelah operasi, kamu mungkin melihat keropeng putih atau lapisan kuning di tempat amandel dulunya berada. Jangan khawatir, keropeng ini biasanya hilang dalam 5–10 hari.

Akan tetapi, hubungi dokter jika kamu melihat garis-garis darah merah yang berasal dari tempat amadel tadinya berada, atau apabila terdapat warna hijau. Gejala ini bisa menjadi tanda pendarahan atau infeksi.

4. Bau mulut

Juga umum terjadi, bau mulut (halitosis) pascaoperasi amandel biasanya akan hilang sendiri seiring tenggorokan pulih. Penyebabnya antara lain:

  • Kauterisasi atau pembakaran di area bekas amandel.
  • Pembengkakan lidah yang membuat partikel makanan terjebak.
  • Keropeng pada bekas luka operasi.

Bau mulut bisa bertahan hingga dua minggu. Perlu diingat, batu amandel dan amandel yang terus meradang juga bisa menimbulkan bau mulut. Setelah pulih sepenuhnya, kamu kemungkinan akan merasakan perbaikan secara keseluruhan.

Untuk meredakan nyeri sekaligus mengurangi bau mulut, kamu bisa:

  • Berkumur dengan larutan garam (½ sendok teh garam dilarutkan dalam 240 ml air).
  • Mengunyah permen karet.

Hindari obat kumur bebas karena berpotensi membuat tenggorokan makin kering.

5. Mual

Ilustrasi seorang perempuan tampak mual dan mau muntah.
ilustrasi mual dan muntah (IDN Times/Novaya Siantita)

Mual dan muntah bisa terjadi akibat efek samping dari obat-obatan yang diberikan selama prosedur, seperti obat bius dan pereda nyeri. Hingga 50 persen anak yang menjalani tonsilektomi akan mengalami mual dan/atau muntah tanpa pengobatan untuk membantu mengurangi efek samping umum ini.

Muntah pasca tonsilektomi dikhawatirkan dapat menambah masalah, seperti dehidrasi dan gangguan elektrolit. Aspirasi (menghirup) isi lambung juga mungkin terjadi saat muntah setelah operasi. Orang yang mengalami efek samping ini mungkin harus menjalani rawat inap yang lebih lama atau harus dirawat kembali di kemudian hari.

6. Pendarahan

Setelah operasi amandel, kamu mungkin akan mengalami pendarahan. Jika pendarahan terjadi dalam 24 jam pertama, ini disebut pendarahan primer. Sementara jika muncul setelah 24 jam, itu disebut pendarahan sekunder. Pada anak-anak, pendarahan primer terjadi pada 0,1–5,8 persen kasus, sedangkan perdarahan sekunder muncul pada 0,2–7,5 persen kasus.

Pendarahan bisa ringan atau berat. Pendarahan hebat dapat mengancam nyawa sehingga perlu penanganan darurat. Dalam kasus parah, pendarahan bahkan bisa berakibat fatal.

Kamu mungkin sering merasa ingin menelan, dan saat menelan akan terasa tetesan darah di tenggorokan. Jika kamu terus-menerus menelan atau merasakan darah di sana, segera hubungi dokter.

Perdarahan ringan biasanya bisa dipantau di rumah. Namun, jika pendarahan terus terjadi atau dalam jumlah banyak, segera kembali ke rumah sakit. Kamu mungkin perlu tindakan lanjutan, seperti operasi ulang, kauterisasi, atau transfusi darah.

Gejala lain dan risiko komplikasi

Proses pemulihan setelah operasi amandel bisa berlangsung hingga dua minggu. Selama masa ini, kamu mungkin merasakan:

  • Nyeri, terutama saat menelan.
  • Kelelahan, termasuk tidur lebih lama atau tidur siang.
  • Sakit telinga.
  • Demam ringan.
  • Mimpi buruk.
  • Perubahan perilaku (pada anak-anak)

Pada kebanyakan anak, nyeri akan mereda dalam sekitar delapan hari, sedangkan orang dewasa sering masih merasakan nyeri moderat hingga hari ke-14 pascaoperasi.

Perhatikan juga tanda infeksi. Demam ringan wajar di beberapa hari pertama. Segera hubungi tenaga medis jika suhu tubuh melebihi 38,3 Celcius.

Kamu juga perlu tahu bahwa

Beberapa kebiasaan pasca-tonsilektomi bisa memperbesar risiko komplikasi. Misalnya merokok meningkatkan perdarahan dan memperlambat penyembuhan, sedangkan kurang minum bisa memicu dehidrasi dan pendarahan.

Biasanya butuh 1–2 minggu untuk kamu bisa pulih sepenuhnya dari operasi amandel. Dokter mungkin ingin kamu kontrol dalam beberapa minggu untuk memastikan kamu sembuh.

Jangan khawatir dengan beberapa efek samping atau perubahan setelah operasi amandel, karena ini umum terjadi, yang biasanya akan hilang sendiri seiring pemulihan. Hubungi dokter jika kamu merasa mengalami pendarahan di belakang tenggorokan atau jika demam lebih dari 38,8 derajat Celcius, karena ini bisa menandakan infeksi.

Referensi

Majid A Albeladi, Marzouqi A Salamah, and Rayan Alhussaini, “The Effect of Ice Cream Intake on Pain Relief for Patients After Tonsillectomy,” Cureus, July 9, 2020, https://doi.org/10.7759/cureus.9092.

S Kinthala and Y K Areti, “Airway Obstruction and Inability to Ventilate Due to Swollen Uvula Following Adenotonsillectomy in a Three-year Old Child,” West Indian Medical Journal, May 13, 2014, https://doi.org/10.7727/wimj.2012.309.

Ying-Piao Wang et al., “Tonsillectomy and the Risk for Deep Neck Infection—A Nationwide Cohort Study,” PLoS ONE 10, no. 4 (April 7, 2015): e0117535, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0117535.

"Tonsillectomy and adenoidectomy." Nationwide Children's. Diakses September 2025.

Matthew Ferguson, Murat Aydin, and Joseph Mickel, “Halitosis and the Tonsils: A Review of Management,” Otolaryngology 151, no. 4 (August 5, 2014): 567–74, https://doi.org/10.1177/0194599814544881.

"Home Care after Tonsillectomy and Adenoidectomy - Adult." University of Mississippi Medical Center. Diakses September 2025.

"What to Expect After a Tonsillectomy." Verywell Health. Diakses September 2025.

P. Flubacher et al., “A Randomised Controlled Trial of Placebo, Droperidol or Ondansetron to Prevent Nausea and Vomiting After Tonsillectomy in Children Receiving Dexamethasone,” Anaesthesia 72, no. 7 (April 27, 2017): 859–63, https://doi.org/10.1111/anae.13907.

Fredrik Alm et al., “Establishment of Resilience in a Challenging Recovery at Home After Pediatric Tonsil surgery—Children’s and Caregivers’ Perspectives,” Paediatric and Neonatal Pain 3, no. 2 (May 10, 2021): 75–86, https://doi.org/10.1002/pne2.12051.

Itziar Álvarez Palacios et al., “Postoperative Pain in Adult Tonsillectomy: Is There Any Difference Between the Technique?,” Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery 69, no. 2 (January 16, 2017): 187–93, https://doi.org/10.1007/s12070-017-1058-9.

Ron B. Mitchell et al., “Clinical Practice Guideline: Tonsillectomy in Children (Update),” Otolaryngology 160, no. S1 (February 1, 2019), https://doi.org/10.1177/0194599818801757.

Wall, Jessica J., and Khoon-Yen Tay. “Postoperative Tonsillectomy Hemorrhage.” Emergency Medicine Clinics of North America 36, no. 2 (February 10, 2018): 415–26. https://doi.org/10.1016/j.emc.2017.12.009.

Khalid Al Sebeih, Jumana Hussain, and Ahmed N. Albatineh, “Postoperative Complications Following Tonsil and Adenoid Removal in Kuwaiti Children: A Retrospective Study,” Annals of Medicine and Surgery 35 (September 24, 2018): 124–28, https://doi.org/10.1016/j.amsu.2018.09.024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nuruliar F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us

Latest in Health

See More

Bolehkah Berenang setelah Pasang Alat Pacu Jantung (Pacemaker)?

21 Sep 2025, 05:22 WIBHealth