Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Digitalisasi Permudah Akses Layanan Kesehatan, Ayo Coba!

ilustrasi digitalisasi layanan kesehatan (unsplash.com/National Cancer Institute)
ilustrasi digitalisasi layanan kesehatan (unsplash.com/National Cancer Institute)

PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), salah satu anggota Zuellig Pharma, baru saja melaksanakan APL Digital Summit 2022 pada Selasa (23/8/2022). Mengangkat tema "The Future Starts Now with Us", acara ini bertujuan meningkatkan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai ahli industri kesehatan Indonesia, termasuk Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU yang diwakili oleh Setiaji, ST, M,Si, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI. 

Selain itu, hadir pula Sumit Sharma, Managing Director Boston Consulting Group (BCG), dan Caroline Riady, CEO Siloam Group, untuk memberikan wawasan tentang digitalisasi layanan kesehatan. 

1. Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024

ilustrasi penelitian (unsplash.com/Scott Graham)
ilustrasi penelitian (unsplash.com/Scott Graham)

Dalam sambutannya, Setiaji mengatakan bahwa digitalisasi di sektor kesehatan menjadi hal yang krusial demi mempermudah masyarakat mengakses layanan kesehatan. Acara ini sejalan dengan tujuan Kementerian Kesehatan untuk membawa transformasi digital di masa mendatang. 

Pada akhir tahun 2021, Kementerian Kesehatan telah merilis Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024. Ini merupakan upaya pemerintah untuk memetakan strategi digitalisasi layanan perawatan kesehatan di Indonesia.

Tujuan utama dari upaya ini adalah memberikan akses layanan kesehatan yang lebih mudah tanpa mengurangi kualitas dan efisiensi layanan kesehatan.

"Digitalisasi dalam layanan kesehatan adalah inisiatif yang dipimpin oleh pemerintah. Mengingat kompleksitas sektor kesehatan, kolaborasi-lintas, dan wadah berdiskusi sangat krusial untuk memastikan akses dan distribusi yang sama terhadap fasilitas kesehatan bagi masyarakat,” ujar Setiaji mewakili Menkes Budi. 

2. Digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia makin meningkat

ilustrasi survei (unsplash.com/Lukas Blazek)
ilustrasi survei (unsplash.com/Lukas Blazek)

Sumit Sharma menjelaskan bahwa Indonesia mengalami tren yang cukup signifikan terkait dengan penggunaan teknologi dalam mengakses layanan kesehatan. Pandemik COVID-19 menjadi salah satu pendorong meningkatnya teknologi industri kesehatan di Indonesia.

Menurut Sumit, ini menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar ketiga dalam penggunaan aplikasi kesehatan. Digitalisasi industri kesehatan yang terjadi saat ini merupakan awal dari perubahan layanan kesehatan di masa mendatang.

"Pandemik COVID19 telah mendorong industri teknologi kesehatan lokal secara signifikan. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, kami melihat pertumbuhan luar biasa dalam penggunaan teknologi kesehatan, dengan 57 persen warga Indonesia menggunakan aplikasi kesehatan," ucap Sumit. 

3. Adanya perubahan dalam industri kesehatan

ilustrasi strategi kesehatan (unsplash.com/National Cancer Institute)
ilustrasi strategi kesehatan (unsplash.com/National Cancer Institute)

Caroline Riady juga menyetujui tren digitalisasi layanan kesehatan yang terjadi saat ini. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada aspek layanan kesehatan, tetapi juga kebutuhan pasien. Definisi "sehat" makin luas dengan mempertimbangkan komponen spiritual, mental, dan emosional. 

Saat ini, ada banyak layanan kesehatan digital yang bisa kita gunakan. Beberapa contohnya adalah telekonsultasi, teleterapi, Internet of Medical Things, wearables (smartwatch kesehatan), bahkan teleradiologi. 

"(Melalui digitalisasi) semua orang di Indonesia sekarang bisa mengakses dokter spesialis terbaik. Jarak bukan lagi jadi penghalang," tutur Caroline. 

4. Generasi muda mendorong tren digitalisasi layanan kesehatan

ilustrasi kesehatan digital (unsplash.com/Luke Chesser)
ilustrasi kesehatan digital (unsplash.com/Luke Chesser)

Ada banyak faktor yang menyebabkan tren digitalisasi layanan kesehatan makin meningkat. Menurut pemaparan Sumit, meningkatnya konsumen generasi muda yang cerdas secara digital dan sadar akan kesehatan menjadi alasan utama fenomena ini bisa terjadi. 

Ditambah lagi, dokter-dokter muda yang tech-savvy ikut serta mendorong tren digitalisasi layanan kesehatan. Hal ini membuat pasien mengadopsi pendekatan digital dalam mengakses layanan kesehatan. 

Selain itu, hal ini juga didukung oleh banyaknya asuransi kesehatan yang memfasilitasi layanan kesehatan digital, seperti telekonsultasi dan teleterapi. 

5. Teknologi artificial intelligence membantu operasi layanan kesehatan

Panelis di APL Digital Summit 2022. (Dok. PT Anugerah Pharmindo Lestari)
Panelis di APL Digital Summit 2022. (Dok. PT Anugerah Pharmindo Lestari)

Di penghujung acara, ada sesi Panel Discussion yang mengundang para panelis untuk mendiskusikan tren digitalisasi layanan kesehatan secara lebih lanjut. 

Terdapat banyak pesan menarik yang bisa diambil selama sesi diskusi. Salah satunya adalah peran artificial intelligence (AI) dan pembelajaran mesin dalam industri kesehatan. 

Penggunaan teknologi AI dan Cloud bisa membantu operasi layanan kesehatan, sehingga membawa manfaat bagi pengalaman pasien secara keseluruhan. 

Perkembangan teknologi yang makin pesat telah membawa perubahan dalam industri kesehatan. Generasi muda yang digital-savvy menjadi salah satu faktor utama meningkatnya digitalisasi layanan kesehatan. Ini merupakan langkah awal dari perubahan industri kesehatan di masa mendatang. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us