Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ditemukan di Kalsel, Pemerintah Waspadai KLB Flu Burung Clade Baru

ilustrasi memberi pakan ayam (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Infeksi flu burung disebabkan oleh virus avian influenza tipe A. Seperti namanya, flu burung merupakan penyakit yang pada awalnya hanya menginfeksi kelompok unggas. 

Saat ini, flu burung kembali menjadi perhatian di seluruh dunia, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebab, flu burung saat ini tidak hanya menyebar di antara burung saja, melainkan meluas ke beberapa hewan mamalia. Oleh sebab itu, terdeteksinya kasus flu burung butuh pemantauan yang ketat agar tidak makin menyebar.

1. Pemerintah mewaspadai KLB flu burung clade baru

ilustrasi ayam (pexels.com/Italo Melo)

Dilansir laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), pemerintah saat ini mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung clade baru 2.3.4.4b. Untuk saat ini, risiko penularan pada manusia dinilai masih rendah. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, mengatakan bahwa walaupun saat ini belum ada laporan penularan ke manusia, tetapi kita tetap harus waspada.

Sebagai bentuk kewaspadaan, diterbitkanlah Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b. Surat Edaran tersebut ditetapkan pada tanggal 24 Februari 2023.

2. Dinas terkait diminta saling berkoordinasi dan bekerja sama

ilustrasi peternakan ayam (pexels.com/cottonbro studio)

Melalui surat edaran tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, kebupaten/kota, dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia diminta untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta sektor terkait sebagai upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.

Selain itu, Dinkes Provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan sebagai penatalaksaaan kasus suspek flu burung serta meningkatkan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel kasus suspek.

Dirjen Maxi juga mengintruksikan KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dalam maupun luar negeri di pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas negara. Selain itu, KKP diminta untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan kasus, jika ditemukan pelaku perjalanan yang memiliki gejala.

3. Virus avian influenza A(H5N1) clade 2.3.4.4b dapat menyebar ke hewan mamalia

ilustrasi cerpelai (unsplash.com/Jo-Anne McArthur)

Mengutip penjelasan WHO, virus avian influenza A(H5N1) clade 2.3.4.4b menyebar melalui burung yang migrasi di berbagai wilayah di Afrika, Asia, dan Eropa selama tahun 2020.

Virus tersebut telah menyebabkan kematian pada burung liar dan menyebabkan wabah pada unggas domestik. Pada akhir tahun 2021, virus tersebut telah menyebar ke Amerika Utara dan Amerika Selatan pada musim gugur tahun 2022.

Selain menyebar di antara unggas, virus flu burung juga makin menyebar ke spesies non unggas, seperti mamalia darat maupun mamalia laut. Seperti yang baru-baru ini terjadi yang mana virus flu burung menyebar di peternakan cerpelai di Spanyol.

4. Risiko penularan ke manusia masih rendah

ilustrasi mencegah penyakit menular (pexels.com/Anna Shvets)

Menurut keterangan Surat Edaran terkait, penyebaran Virus Influenza A (H5N1) clade 2.3.4.4b atau lebih dikenal dengan flu burung saat ini tengah menjadi perhatian banyak pihak.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengatakan bahwa Amerika, Eropa, dan Asia terutama China dan Jepang saat ini tengah mengalami wabah Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) subtipe H5N1 clade baru 2.3.4.4b

WHO menyatakan, berdasarkan hasil Risk Assessment Virus Influenza A (H5N1) clade 2.3.4.4b, risiko infeksi pada manusia masih rendah dan tidak ada laporan penularan dari manusia ke manusia. Meski begitu, terdapat peningkatan perpindahan virus H5N1 clade 2.3.4.4b dari burung liar ke beberapa spesies mamalia yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika Utara.

5. Virus H5N1 clade 2.3.4.4b telah terdeteksi di Indonesia

ilustrasi bebek (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Virus H5N1 clade 2.3.4.4b telah terdeteksi di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksinasi di provinsi Kalimantan Selatan. Hal tersebut disebutkan dalam Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian No.16183/PK.320/F/01/2023 tanggal 16 Januari 2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) subtipe H5N1.

Oleh sebab itu, Dirjen Maxi juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melaporkan ke dinas peternakan apabila ada kematian unggas mendadak dan dalam jumlah banyak di lingkungannya. Masyarakat juga diminta untuk segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu burung dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

Pemerintah saat ini mewaspadai KLB flu burung clade 2.3.4.4b. Risiko penularan flu burung tersebut pada manusia dinilai rendah. Meski begitu, langkah antisipasi untuk mencegah penularan tetap harus dilakukan, salah satunya dengan menjaga kebersihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Purwati
EditorDewi Purwati
Follow Us