Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penanganan

Ketika aktivitas bepergian memicu kecemasan

Kecemasan merupakan perasaan takut yang berkembang ketika tubuh dihadapkan oleh stresor. Keadaan ini ditandai dengan rasa khawatir, tegang, serta peningkatan tekanan darah.

Sementara kecemasan merupakan hal normal yang bisa dialami siapa saja, ada jenis kecemasan yang spesifik. Dalam artikel ini, kita akan membahas kecemasan terkait perjalanan atau travel anxiety.

Bagi yang mengalaminya, travel anxiety menjadi ancaman nyata saat mengunjungi tempat baru yang belum pernah didatangi sebelumnya. Kondisi ini juga melibatkan stres ketika merencanakan perjalanan.

Meskipun travel anxiety bukan diagnosis resmi masalah kesehatan mental, tetapi kondisi ini bisa mendatangkan konsekuensi negatif dalam kehidupan. Dengan demikian, perlu perawatan yang tepat dalam mengelola gejalanya. 

1. Gejala

Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi travel anxiety (pexels.com/Fabrizio Verrecchia)

Gejala kecemasan bisa berbeda pada masing-masing orang. Sementara itu, gejala kecemasan yang terkait travel anxiety mungkin melibatkan:

  • Mual.
  • Diare.
  • Insomnia.
  • Kegelisahan dan agitasi.
  • Kesulitan fokus.
  • Penurunan konsentrasi. 
  • Perubahan detak jantung menjadi lebih cepat.
  • Mengalami nyeri dada sampai sulit bernapas.

Penting untuk dipahami jika travel anxiety bisa memicu serangan panik. Selama serangan panik berlangsung, individu yang bersangkutan mungkin mengalami pusing, lemah, bingung, gemetar, dan keringat berlebihan. 

2. Penyebab

Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi menikmati keindahan alam (pexels.com/Riccardo)

Beberapa orang dengan travel anxiety mungkin pernah mengalami trauma perjalanan. Selain itu, kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan gangguan kecemasan.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian dalam Journal of Anxiety Disorders tahun 2017, yang menyebut bahwa orang dengan gangguan kecemasan mengalami kesulitan berkonsentrasi saat mengemudi atau membuat keputusan lain selama perjalanan. Dampaknya adalah dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri.

Keadaan lain yang dapat memicu travel anxiety, mencakup:

  • Mengendarai kendaraan saat kondisi badai, salju ekstrem, atau cuaca buruk lainnya.
  • Mengalami serangan panik.
  • Tersesat saat di perjalanan.
  • Mengalami gejolak emosi (misalnya kemarahan) di jalan.

Baca Juga: Separation Anxiety Disorder, Kecemasan Akibat Perpisahan

3. Diagnosis

Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi perempuan menggendong tas (pexels.com/Julia Avamotive)

Kecemasan menjadi masalah serius ketika dampaknya mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, diagnosis perlu melibatkan dokter. 

Merujuk pada panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), dipaparkan beberapa kriteria kecemasan, yakni:

  • Mengalami kecemasan berlebihan hampir setiap hari (selama lebih dari 6 bulan).
  • Mengalami setidaknya tiga atau lebih gejala kecemasan umum.
  • Kesulitan mengendalikan kecemasan dapat menyebabkan stres yang signifikan.
  • Tidak memiliki masalah kesehatan mental lain yang menyebabkan gejala kecemasan.

4. Penanganan

Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi pria bertopi (pexels.com/Gantas Vaičiulėnas)

Kecemasan jenis ini bisa lebih parah dan melemahkan. Pengidap travel anxiety menjadi kesulitan untuk meninggalkan rumah.

Ada berbagai teknik guna membantu mengelola berbagai tingkat kecemasan perjalanan. Teknik-teknik tersebut melibatkan:

  • Psikoterapi: Beberapa jenis psikoterapi dapat membantu mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, serta perilaku seputar travel anxiety.
  • Konsumsi obat-obatan: Dokter mungkin menyarankan jenis antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). Menurut studi dalam Dialogues in Clinical Neuroscience tahun 2017, obat-obatan antidepresan dikatakan cukup efektif untuk pengobatan kecemasan jangka panjang.
  • Perubahan gaya hidup: Strategi untuk membantu mengatasi perasaan cemas adalah dengan menjadi lebih aktif, makan makanan sehat seimbang, mengurangi konsumsi kafein, membuat jurnal pribadi tentang kecemasan, dan berbagi cerita dengan orang lain yang dapat dipercaya.

5. Meminimalkan travel anxiety dengan perencanaan yang matang

Travel Anxiety: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi traveling bersama pasangan (pexels.com/Michelangelo Iaia)

Jika travel anxiety sudah memengaruhi kehidupan secara negatif, beberapa strategi berikut ini dapat diterapkan. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah mengidentifikasi pemicu kecemasan. Selanjutnya adalah membuat perencanaan secara terperinci mengenai jadwal perjalanan.

Sebelum melakukan perjalanan, pastikan kondisi rumah sudah terkunci dengan baik. Jika memungkinkan, minta tolong kepada tetangga atau anggota keluarga lain untuk menjaga rumah saat ditinggal pergi. 

Selama perjalanan, jangan ragu membawa benda-benda penunjang untuk mengalihkan pikiran. Ini bisa melibatkan buku, gawai, camilan, dan sebagainya.

Yang tidak kalah penting adalah menguasai beberapa teknik relaksasi. Praktik pernapasan dalam misalnya, bisa membantu mengelola kecemasan yang bisa datang secara tiba-tiba. 

Travel anxiety merupakan kondisi nyata yang bisa terjadi pada siapa saja. Efek yang ditimbulkan dapat memengaruhi kehidupan, terlebih saat pengidapnya melakukan perjalanan.

Bagi individu yang dirasa mengalami indikasi akan travel anxiety, disarankan untuk berkonsultasi pada dokter demi mendapatkan diagnosis resminya. Langkah selanjutnya adalah mengatasi kondisi dengan pengobatan dan perawatan tepat. 

Baca Juga: Cyberchondria, Cemas akibat Cari Info Penyakit via Internet

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya