Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Mitos Daging Kambing yang Ternyata Salah Kaprah

ilustrasi daging kambing (freepik.com/4045)

Daging kambing sering kali mendapat cap buruk dalam perbincangan sehari-hari. Mulai dari dianggap bisa memicu tekanan darah tinggi, membahayakan ibu hamil, hingga dilarang keras dikonsumsi bersamaan dengan durian. Akibatnya, banyak orang yang menghindari daging kambing meski sebenarnya tergoda dengan aroma dan cita rasanya yang khas.

Nyatanya, tak semua yang kita dengar tentang daging kambing itu benar. Banyak informasi yang beredar di masyarakat ternyata hanyalah mitos yang tidak didukung oleh bukti ilmiah. Yuk, kita kupas satu per satu mitos yang selama ini salah kaprah agar kamu tidak lagi keliru menilai daging kambing yang sering disalahpahami ini!

1. Benarkah daging kambing bisa menyebabkan hipertensi?

ilustrasi daging kambing (freepik.com/stockking)

Selama ini, daging kambing sering dituduh sebagai penyebab utama naiknya tekanan darah atau menyebabkan hipertensi. Bahkan, ada anggapan bahwa penderita darah tinggi harus menjauhi daging kambing sepenuhnya.

Faktanya, tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa daging kambing secara langsung menyebabkan hipertensi. Masalahnya bukan pada jenis dagingnya, melainkan jumlah protein dan lemak yang dikonsumsi secara berlebihan, entah itu dari kambing, ayam, sapi, atau sumber lain.

Yang perlu diwaspadai justru cara pengolahannya, misalnya digoreng dengan banyak minyak, dibumbui terlalu asin, penggunaan santan, atau disantap berlebihan dalam satu waktu. Selama dikonsumsi dalam porsi yang wajar dan diolah dengan cara sehat, daging kambing aman-aman saja, bahkan untuk penderita hipertensi yang terkontrol.

2. Daging kambing membantu meningkatkan vitalitas?

Banyak orang percaya bahwa daging kambing bisa meningkatkan vitalitas pria. Mitos? Ternyata tidak sepenuhnya salah. Daging kambing kaya akan protein berkualitas tinggi yang berperan dalam pembentukan hormon, termasuk testosteron, hormon utama yang berhubungan dengan dorongan seksual dan energi pada pria.

Produksi testosteron sangat dipengaruhi oleh pola makan, dan protein hewani berperan penting dalam proses tersebut. Jadi, mengonsumsi daging kambing dalam jumlah yang tepat bisa membantu meningkatkan kadar hormon ini secara alami.

Namun, penting untuk diingat, bukan berarti makan daging kambing terus-menerus akan membuat seseorang menjadi “superman”. Semua tetap harus dibarengi dengan pola hidup sehat, olahraga, dan tidur cukup.

3. Apakah bau tajam daging kambing bergantung pada jenisnya?

ilustrasi daging kambing (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Banyak yang mengira bau prengus pada daging kambing berasal dari jenis kambingnya atau karena kambing itu jantan. Padahal, bau khas ini lebih dipengaruhi oleh cara pemotongan dan penanganan kambing sebelum disembelih.

Jika kambing disembelih dalam kondisi stres atau ketakutan, tubuhnya akan melepaskan hormon tertentu yang bisa memengaruhi aroma dagingnya. Oleh karena itu, penanganan sebelum pemotongan sangat penting, kambing harus diperlakukan dengan baik, tenang, dan dipotong dengan cara yang bersih dan cepat.

Selain itu, proses pembersihan daging setelah disembelih juga menentukan. Lemak, kelenjar, dan bagian dalam yang tidak dibersihkan dengan baik bisa memicu bau tak sedap. Jadi, bukan kambingnya yang salah, tapi penanganannya!

4. Benarkah makan daging kambing dan durian bersamaan bisa picu masalah serius?

Kombinasi makan daging kambing dan durian sering dianggap "pantangan berat" karena bisa menyebabkan panas dalam, bahkan disebut-sebut memicu serangan jantung mendadak. Akan tetapi, benarkah separah itu?

Faktanya, tidak ada reaksi kimia berbahaya yang terjadi ketika keduanya dikonsumsi bersamaan. Namun, keduanya memang sama-sama memiliki sifat “panas” dalam tubuh menurut konsep makanan dalam budaya Asia. Artinya, keduanya bisa menyebabkan tubuh terasa hangat jika dikonsumsi banyak dan sering.

Durian juga tinggi lemak dan kalori, sehingga bila dimakan dalam porsi besar oleh penderita masalah jantung, bisa memperburuk kondisi. Namun untuk orang yang sehat, makan durian dan daging kambing bersamaan sesekali dalam porsi wajar tidak berbahaya. Hanya saja, hindari berlebihan agar tubuh tidak "panas" dan terhindar dari peradangan.

5. Apakah daging kambing tidak aman untuk ibu hamil?

ilustrasi daging kambing (freepik.com/bublikhaus)

Sebagian besar orang menyarankan ibu hamil untuk menjauh dari daging kambing, dengan alasan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi atau panas. Akan tetapi, apakah anggapan ini benar?

Faktanya, daging kambing bisa dikonsumsi oleh ibu hamil selama tidak memiliki riwayat hipertensi, maag akut, atau kondisi medis khusus. Bahkan, daging kambing mengandung zat besi dan protein yang penting untuk mendukung pertumbuhan janin.

Namun, cara pengolahannya harus diperhatikan. Daging harus dimasak hingga benar-benar matang, tidak gosong, dan tidak masih mentah di bagian dalam. Hindari juga konsumsi berlebihan agar pencernaan ibu hamil tetap nyaman.

Daging kambing selama ini jadi "korban" dari banyak mitos yang keliru. Padahal, jika dikonsumsi dengan bijak dan diolah dengan benar, daging ini bisa menjadi sumber nutrisi yang sehat dan bermanfaat. Kuncinya bukan menghindari sepenuhnya, tapi memahami batas wajar dan memilih cara masak yang sehat.

Referensi

“The Health Benefits of Goat Meat: Why It's a Nutritious Choice”. One Stop Halal. Diakses Juni 2025.
“6 Myths & Facts of Goat Meat, You Probably Get Them Wrong”. Brilio English. Diakses Juni 2025.
“Facts and Myths of Processed Goat Meat”. Steemit. Diakses Juni 2025.
“Nutrition Facts and Benefits of Choosing Goat Meat”. Halal World Depot. Diakses Juni 2025.
“Health Benefits of Eating Goat Meat”. Health Guide NG. Diakses Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us