ilustrasi kelulusan peserta NAPAK (dok. Roche)
Dalam satu tahun terakhir, para peserta NAPAK mendapatkan pelatihan di Tata Memorial Centre (TMC) dan Tata Institute of Social Sciences (TISS). Mereka mendapatkan perawatan aspek psikososial oleh TISS dan mengikuti pelatihan aspek klinis dengan TMC.
Selama masa pendidikan, para NAPAK melewati fase magang dan berinteraksi serta membantu pasien secara langsung. Ini termasuk membantu proses pendaftaran, konsultasi, diagnosis, perencanaan, dan mendampingi saat pasien memulai pengobatan.
Lebih dari 13.000 kebutuhan pasien ditangani melalui berbagai bagian dari perawatan seperti, manajemen klinis, kebutuhan administrasi, dukungan psikososial, rujukan, rehabilitasi dan aksesibilitas sumber daya.
"Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di negara berkembang adalah akses terhadap pengobatan berbasis bukti dan kepatuhan terhadap protokol pengobatan," ucap Dr. Rajendra Badwe, Professor Emeritus & Eks-Direktur Tata Memorial Centre, India.
Untuk mempertajam kemampuan dan pengetahuan, NAPAK juga terlibat dalam proyek terkait penyakit dengan prevalensi tinggi. Ini termasuk kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, dan kanker ginekologi. Proyek ini berlangsung di beberapa rumah sakit rujukan kanker di Indonesia.
Pengakuan dan peningkatan peran Navigator Pasien Kanker (NAPAK) menjadi momen penting dalam sejarah pemberian pelayanan kanker di Indonesia. Kemitraan ini menegaskan komitmen untuk menghadirkan perubahan positif dalam perawatan kanker dan memastikan akses yang tepat bagi semua pasien.