3 Tips Pola Makan untuk Pasien IBS, Hindari Pemicu Gejala!

- Penanganan IBS melalui pola makan memerlukan pendekatan yang tepat karena setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap jenis makanan tertentu.
- Diet rendah FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, dan polyols) telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala IBS.
- Serat adalah komponen penting dalam pola makan yang bisa memengaruhi gejala IBS secara signifikan.
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah kondisi kronis yang memengaruhi sistem pencernaan. Gejala umum dari kondisi ini meliputi sakit perut, kembung, diare, dan konstipasi.
IBS bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Salah satu cara efektif untuk mengelola kondisi ini adalah melalui perubahan pola makan.
Berikut tips pola makan untuk pasien IBS yang mungkin bisa kamu ikuti.
1. Diet rendah FODMAP

Diet rendah FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, dan polyols) telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala IBS.
FODMAP merupakan jenis karbohidrat yang sulit dicerna oleh usus kecil. Ini menyebabkan fermentasi oleh bakteri usus yang menghasilkan gas dan menarik air ke dalam usus besar.
Menurut penelitian, orang yang menjalani diet rendah FODMAP mengalami lebih sedikit rasa sakit dan kembung. Penting untuk diingat bahwa tidak semua karbohidrat adalah FODMAP.
Untuk hasil terbaik, kamu harus menghilangkan jenis makanan yang tepat. Makanan yang harus dihindari antara lain:
- Laktosa (susu, es krim, keju, yoghurt) untuk kamu yang tidak bisa menoleransi laktosa.
- Buah-buahan tertentu (persik, semangka, pir, mangga, apel, plum, dan nektarin).
- Kacang-kacangan (buncis, kacang merah, dan lentil).
- Sirop jagung dengan fruktosa tinggi.
- Pemanis buatan.
- Roti berbahan dasar gandum, sereal, dan pasta.
- Sayuran tertentu, seperti artichoke, asparagus, brokoli, bawang bombai, dan kubis Brussel.
Perlu diingat bahwa meskipun diet ini menghilangkan beberapa jenis buah-buahan, sayuran, dan produk susu, tetapi kamu tidak disarankan untuk berhenti mengonsumsi semua makanan dari kategori tersebut.
2. Mengonsumsi serat yang tepat

Serat adalah komponen penting dalam pola makan yang bisa memengaruhi gejala IBS secara signifikan.
Ada dua jenis serat, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut—yang ditemukan dalam oatmeal, pisang, dan apel—dapat membantu memperlambat pencernaan dan mengurangi diare.
Di sisi lain, serat tidak larut—seperti yang terdapat dalam gandum utuh, kacang polong, dan kulit buah—dapat mempercepat pencernaan. Terkadang, jenis serat ini memperburuk gejala IBS, terutama pada mereka yang cenderung mengalami diare.
Oleh karena itu, pasien IBS disarankan untuk memprioritaskan serat larut dalam diet mereka dan memperkenalkan serat tidak larut secara perlahan.
3. Menghindari pemicu gejala

Setiap pasien IBS mungkin memiliki pemicu makanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan menghindari makanan yang bisa memperburuk kondisi kamu. Beberapa contoh pemicu umum termasuk makanan berlemak, makanan pedas, kafein, dan alkohol.
Pasien IBS juga sebaiknya menghindari makanan yang mengandung gluten, terutama jika mereka juga mengalami sensitivitas gluten atau penyakit celiac. Membuat catatan makanan bisa membantu kamu mengidentifikasi pola dan menentukan makanan mana yang sebaiknya dihindari.
Penanganan IBS melalui pola makan memerlukan pendekatan yang tepat karena setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap jenis makanan tertentu. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat penting untuk merancang pola makan yang paling tepat sesuai kondisi.
Referensi:
Cozma-Petruţ, A., Loghin, F., Miere, D., & Dumitraşcu, D. L. (2017). Diet in irritable bowel syndrome: What to recommend, not what to forbid to patients! World Journal of Gastroenterology, 23(21), 3771.
Altobelli, E., Del Negro, V., Angeletti, P., & Latella, G. (2017). Low-FODMAP Diet Improves Irritable Bowel Syndrome Symptoms: A Meta-Analysis. Nutrients, 9(9), 940.