Penanganan Kondisi Darurat Medis dalam Penerbangan

Pasien penyakit kardiovaskular mesti hati-hati

Penggemar seri hit HBO, "Succession", dikejutkan dengan episode ke-3 season ke-4 yang ditayangkan beberapa waktu lalu. Salah satu karakter dalam serial tersebut mengalami serangan jantung saat berada dalam pesawat yang akhirnya menyebabkan kematian.

Plot twist yang mengejutkan ini membuat banyak orang mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi saat seseorang mengalami keadaan darurat medis di pesawat. Berikut beberapa hal yang harus kamu ketahui terkait medical emergency di pesawat.

1. Risiko tromboemboli vena meningkat di pesawat

Penanganan Kondisi Darurat Medis dalam Penerbanganilustrasi awak kabin (unsplash.com/ Lukas Souza)

Informasi dalam jurnal JAMA menyebutkan bahwa gejala kardiovaskular terjadi sekitar 7 persen dari keadaan darurat medis dalam penerbangan. Jika penumpang mengalami nyeri dada, awak pesawat akan merespons, mengukur tanda vital, dan menilai kemungkinan penyebab nyeri dada.

Risiko tromboemboli vena (pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena) akan meningkat, terutama untuk penerbangan jangka panjang. Membedakan serangan jantung atau emboli paru di tengah perjalanan udara mungkin sulit. Kedua kondisi tersebut membutuhkan penanganan medis khusus. 

2. Awak kabin mungkin melakukan RJP

Penanganan Kondisi Darurat Medis dalam Penerbanganilustrasi CPR (pixabay.com/Manseok_Kim)

Jika keadaan darurat medis terjadi, awak pesawat akan menghubungi dukungan medis di darat untuk mendapatkan panduan.

Anggota awak pesawat sudah dilatih dalam melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan bisa memberikan obat-obatan penyelamat yang tersedia di dalam kit darurat.

Awak pesawat juga dapat meminta bantuan dari penumpang lain yang terlatih secara medis.

Pesawat juga mungkin melakukan pendaratan darurat untuk keadaan darurat medis tertentu. Akan tetapi, ada banyak banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk hal ini.

Baca Juga: 6 Tips Mudik bagi Orang yang Punya Penyakit Jantung, Perhatikan Ini

3. Tips mengurangi risiko komplikasi jantung di pesawat

Penanganan Kondisi Darurat Medis dalam Penerbanganilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Dilansir Healthline, bagi orang yang memiliki kondisi kardiovaskular kronis, mereka harus mendiskusikan perjalanan yang akan ditempuh dengan dokter terlebih dahulu.

Jika pasien berisiko mengalami kadar oksigen rendah, oksigen tambahan mungkin diperlukan untuk perjalanan udara. Perubahan oksigen dapat berdampak negatif pada pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), gagal jantung kongestif, dan aritmia.

Untuk penerbangan durasi panjang, pasien disarankan melakukan latihan otot betis di kursi atau berjalan di lorong untuk menghindari trombosis vena dalam.

Jika penumpang memiliki masalah jantung, awak pesawat akan mengambil tanda vital, memeriksa nyeri dada, dan menghubungi dukungan medis darat untuk penanganan selanjutnya. Jika kamu memiliki masalah jantung, konsultasikan perjalanan kamu dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: Cara Resusitasi Jantung Paru atau CPR yang Benar, Wajib Tahu!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya