Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?

Yakin dirinya dicintai, tetapi kenyataannya tidak begitu

Erotomania adalah gangguan delusi saat kamu merasa terpaku dengan pemikiran atau yakin bahwa orang lain mencintainya, tetapi kenyataannya tidak demikian. Orang lain itu bisa seorang selebritas atau orang dengan status sosial tinggi.

Erotomania juga dikenal dengan sebagai sindrom de Clérambault. Kondisi ini dianggap sebagai delusi cinta karena tidak ada bukti nyata dan hanya berupa angan-angan. Beberapa orang dengan kondisi ini mungkin percaya bahwa orang asing yang baru saja mereka temui mencintai mereka.

Contoh erotomania bisa seperti ini:

  • Percaya bahwa pembawa berita lokal mengatakan hal-hal tertentu di TV untuk menarik perhatian kamu.
  • Merasa mendengarkan pesan rahasia yang ditujukan kepada kamu dalam lirik musisi favorit.
  • Kamu menghabiskan waktu luang untuk mencari tahu segala hal tentang aktor, penyanyi, atau tokoh politik terkenal yang kamu yakin mencintai kamu.

Kok, bisa ya? Biar gak penasaran, simak penjelasannya lewat ulasan berikut ini.

1. Erotomania sudah ada sejak tahun 1885

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi erotomania (freepik.com/freepik)

Sindrom ini pertama kali dijelaskan oleh G.G. De Clerambault pada tahun 1885 (Journal of the National Medical Association, 1980).

Lebih populer disebut sebagai erotomania, sindrom ini bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki muda, bahwa seseorang yang dianggapnya memiliki kedudukan sosial dan atau profesional yang lebih tinggi jatuh cinta kepadanya. 

Sindrom ini bisa bertahan hingga beberapa minggu atau bulan. Ada juga laporan yang menyebutkan bahwa ada kasus seseorang mengalami erotomania hingga 25 tahun lamanya. 

2. Jenis

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi seseorang dengan gangguan delusi (freepik.com/freepik)

Erotomania dikategorikan dalam dua kelompok.

1. Erotomania primer

Erotomania primer adalah subtipe gangguan delusi. Singkatnya, ini melibatkan:

  • Tidak ada diagnosis kesehatan mental lainnya.
  • Timbulnya gejala yang cepat.
  • Gejala yang berlangsung lama.
  • Kesulitan merespons pengobatan.

2. Erotomania sekunder

Erotomania sekunder dianggap sebagai gejala kondisi kesehatan mental selain gangguan delusi. Singkatnya, ini melibatkan:

  • Penyakit penyerta (kondisi lain) yang ada.
  • Timbulnya gejala yang lambat dan bertahap.
  • Gejala yang muncul dalam episode.
  • Manajemen yang efektif dengan terapi bicara dan pengobatan.

3. Penyebab

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi stalking (pexels.com/cottonbro studio)

Para peneliti belum menemukan satu penyebab erotomania. Seperti kondisi lainnya, kemungkinan besar ini merupakan kombinasi beberapa faktor, yang mungkin meliputi:

  • Mekanisme koping terhadap stres atau trauma.
  • Pengabaian emosional, penelantaran, atau perasaan tidak terpenuhi.
  • Genetika.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi kesehatan mental.
  • Kurangnya pengalaman seksual.
  • Isolasi sosial.

Penelitian menunjukkan bahwa media sosial diketahui meningkatkan erotomania, dengan banyaknya informasi tersedia tentang orang lain secara online.

4. Media sosial bisa memicu atau memperburuk erotomania

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/ANGELA FRANKLIN)

Medical News Today melansir, erotomania mungkin merupakan gejala gangguan kejiwaan, termasuk skizofrenia, gangguan skizoafektif, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer. 

Dalam kasus ini, seseorang mengalami delusi cinta bahwa ia begitu dicintai, nyatanya belum tentu. Erotomania merupakan salah satu tipe dari gangguan jenis delusi.

Ada sebuah kasus yang menunjukkan bahwa media sosial dapat memicu atau bahkan memperburuk delusi yang terkait dengan erotomania.

Ada kasus seorang mahasiswa berusia 24 tahun yang memanfaatkan media sosial untuk stalking seorang mahasiswi, yang mengakibatkan dia diskors dari sekolah dan dirawat di rumah sakit. Siswa tersebut didiagnosis dengan gangguan delusi, tipe erotomanik, dan dan diberikan obat risperidone. Ini adalah kasus pertama yang teridentifikasi yang mana media sosial memicu atau memperburuk gangguan delusi (Case Reports in Psychiatry, 2017).

Media sosial kini sudah menjadi sebuah ruang tanpa batas untuk seluruh manusia berkomunikasi dan mengamati seseorang lewat apa yang diunggah. Platform media sosial dapat mengurangi privasi, yang dapat membuat perilaku stalking menjadi lebih mudah.

Baca Juga: Alami Delusi dan Halusinasi, Ini 5 Fakta Penting tentang Psikosis

5. Ciri-ciri erotomania

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi erotomania (freepik.com/cookie_studio)

Tidak semua orang mengalami erotomania dengan cara atau intensitas yang sama. Gejalanya mungkin bersifat emosional atau perilaku atau keduanya, menurut PsychCentral.

Ciri-ciri emosional

  • Merindukan orang lain.
  • Perasaan kesepian dan kehampaan.
  • Rendah diri.
  • Perasaan bersalah dan malu.
  • Penyangkalan terhadap ekspresi penolakan atau ketidaktertarikan seseorang.
  • Merasa seperti kamu tidak bisa menerima jawaban "tidak".

Kamu mungkin juga merasa cemburu dan curiga bahwa orang lain tidak setia kepada kamu. Juga, hilangnya minat pada sebagian besar aktivitas, selain orang yang dicintainya.

Tanda-tanda perilaku

  • Marah kepada orang yang tidak mempercayai kamu.
  • Menghabiskan waktu untuk berkhayal meskipun hal itu berdampak negatif pada pekerjaan, rumah, atau kehidupan sekolah.
  • Mencoba memecahkan kode pesan rahasia yang ditujukan kepada kamu melalui media, keterangan, pilihan pakaian, postur, lirik, atau secara telepati (delusi referensi).
  • Berulang kali menelepon, menulis, atau mengirim pesan kepada seseorang.
  • Diam-diam mendekati seseorang secara online atau secara langsung.
  • Merugikan orang lain yang menghalangi kamu untuk menjangkau orang tersebut.
  • Perilaku agresif terhadap orang yang disukainya (lebih sering terjadi pada pria).

6. Diagnosis dan pengobatan

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?ilustrasi konsultasi dengan psikolog atau psikiater (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak ada tes untuk erotomania. Namun, dokter akan menanyakan tentang penyakit mental atau fisik pada masa lalu. Dokter akan mengesampingkan kondisi medis lainnya, atau memberi rujukan ke psikiater atau psikolog.

Dilansir WebMD, dokter mungkin menyarankan satu atau lebih pengobatan ini:

  • Terapi: Terapi bicara adalah pengobatan utama. Ini mungkin termasuk terapi perilaku kognitif dan jenis lainnya.
  • Obat resep: Dokter mungkin meresepksn antipsikotik, antidepresan, atau penstabil suasana hati lainnya. Ini dapat membantu penyakit mental yang mendasari.
  • Program rawat inap: Dalam beberapa kasus, penderita erotomania merasa ingin menyakiti diri sendiri atau orang lain. Dalam hal ini, program rawat inap mungkin merupakan pilihan yang tepat.

7. Kondisi terkait dan komplikasi yang mungkin terjadi

Erotomania atau Delusi Cinta, Apa Saja Ciri-cirinya?freepik.com/freepik

Erotomania dapat menyebabkan kamu menunjukkan perilaku berisiko atau agresif. Dalam beberapa kasus, perilaku ini dapat menyebabkan orang tersebut ditangkap karena stalking atau melecehkan. 

Dalam kasus yang jarang, erotomania dapat menyebabkan kematian. Erotomania sering dikaitkan dengan gangguan bipolar. Ini juga terkait dengan kondisi lain yang meliputi: 

  • Gangguan kecemasan.
  • Ketergantungan obat atau alkohol. 
  • Gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia.
  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Erotomania adalah jenis khayalan saat kamu yakin ada orang lain yang jatuh cinta kepada kamu, meskipun kamu tidak mengenalnya atau orang tersebut menyatakan bahwa itu tidak benar.

Erotomania mungkin hanya berlangsung selama beberapa jam atau hari, tetapi dapat berlanjut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun jika disebabkan oleh kondisi kesehatan mental yang mendasarinya.

Jika kamu melihat gejala erotomania, segera dapatkan bantuan medis atau temui terapis. Mengobatinya sebelum menunjukkan perilaku berisiko atau agresif terhadap orang lain sangat penting.

Baca Juga: Kenali 16 Gangguan Kejiwaan Akibat Media Sosial, Yuk Love Yourself!

Aisya Kusumawati Photo Verified Writer Aisya Kusumawati

Hope you enjoy the articles and find some helpful things alongside the reading🩵

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya