Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Baru dialami oleh Donny Kesuma

Intinya Sih...

  • Donny Kesuma dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung.
  • Serangan jantung dapat diidentifikasi dari gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan mual.
  • Serangan jantung memiliki berbagai jenis, penyebab, faktor risiko, serta langkah pencegahan yang semuanya penting untuk diketahui.

Artis senior Donny Kesuma dikabarkan dilarikan ke rumah sakit akibat serangan jantung pada Sabtu (16/3/2024). Saat ini Donny kondisinya dikabarkan sudah mengalami kemajuan dan lebih stabil.

Donny diketahui memiliki riwayat sakit jantung. Sebelumnya, ia sempat dirawat di rumah sakit dan dibolehkan pulang. Namun, ia kembali dilarikan ke rumah sakit di Bekasi saat merasa kondisinya kembali memburuk. Donny sempat mengeluh sakit, susah berdiri, dan merasa tubuhnya lemas.

Serangan jantung adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang paling mematikan. Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat dari lebih dari 17,9 juta nyawa melayang akibat penyakit kardiovaskular dan 85 persen disebabkan karena serangan jantung dan stroke.

Pada serangan jantung, suplai darah yang kaya akan oksigen ke jantung terhenti sehingga sel-sel jantung mengalami kematian. Mengetahui fakta-fakta serangan jantung dapat membantu agar kondisi darurat ini bisa diantisipasi dan diatasi dengan baik jika sampai terjadi.

1. Gejala

Serangan jantung dapat berakibat fatal jika ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, kamu perlu membekali diri dengan mengetahui gejala-gejalanya. Dilansir Medical News Today, gejala umum serangan jantung antara lain:

  • Sensasi tertekan, sesak, nyeri, diremas, atau nyeri di dada.
  • Sensasi sakit yang menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
  • Sensasi berat di dada.
  • Sensasi pada perut yang mirip dengan mulas atau gangguan pencernaan.
  • Perasaan mual dan kadang muntah.
  • Berkeringat.
  • Sesak napas.
  • Sakit kepala atau pusing.
  • Rasa cemas atau anxiety yang bisa terasa mirip serangan panik (dalam beberapa kasus).
  • Batuk atau mengi, jika cairan menumpuk di paru-paru.

Selain itu, gejala-gejala berikut juga dapat menyertai serangan jantung:

  • Hipoksemia: Kadar oksigen dalam darah yang rendah.
  • Edema paru: akumulasi cairan di dalam dan sekitar paru-paru.
  • Syok kardiogenik: Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba karena jantung tidak dapat memasok cukup darah untuk seluruh fungsi seluruh.

2. Perbedaan gejala serangan jantung pada perempuan

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi serangan jantung (flickr.com/Marco Verch)

Dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, gejala serangan jantung pada perempuan bisa berbeda, sehingga besar risikonya untuk salah diagnosis. 

Beberapa gejala serangan jantung yang umum pada perempuan adalah:

  • Nyeri dada, terutama di bagian tengah dada.
  • Sensasi tidak nyaman yang mirip gangguan pencernaan.

Selain itu, perempuan juga lebih cenderung menggambarkan sensasi jantung seperti:

  • Sesak napas, kelelahan dan insomnia yang dimulai sebelum serangan jantung.
  • Nyeri di punggung, bahu, leher, lengan atau perut.
  • Mual dan muntah.

3. Beda nama, tetapi sama-sama serangan jantung

Apakah serangan jantung hanya satu jenis? Tidak. Menurut American Heart Association, serangan jantung dikenal dengan beberapa nama medis dan definisi yang berbeda-beda:

  • Sindrom koroner akut (ACS): Saat darah yang disuplai ke otot jantung tiba-tiba tersumbat.
  • Infark miokardial (MI): Kerusakan atau kematian area otot jantung (miokardium) akibat suplai darah yang tersumbat ke area tersebut. Infark miokardial juga istilah medis untuk serangan jantung.
  • ST-elevation myocardial infarction (STEMI): Serangan jantung akibat penyumbatan total arteri koroner.
  • Non-ST-elevated myocardial infarction (NSTEMI): Serangan jantung akibat penyumbatan arteri secara parsial tetapi sangat mengurangi aliran darah.

Baca Juga: 7 Tanda Serangan Jantung yang Muncul saat Berolahraga

4. Penyebab

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi gagal jantung (pixabay.com/pexels)

Biasanya, serangan jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner, kondisi ketika plak menumpuk (aterosklerosis) dan menyumbat arteri yang memasok darah ke jantung.

Dirangkum dari Healthline, berdasarkan penyebabnya, serangan jantung dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 

  • Tipe I: Plak di dinding dalam arteri pecah dan melepaskan kolesterol dan zat lain ke aliran darah. Kolesterol dan zat lain ini kemudian membentuk pembekuan darah dan menyumbat arteri.
  • Tipe II: Jantung tidak menerima darah kaya akan oksigen sebanyak yang dibutuhkan, tetapi tidak ada penyumbatan pada arteri (non obstruktif).

Umumnya, laki-laki lebih mungkin mengalami serangan jantung tipe I, sementara perempuan cenderung lebih berisiko terkena tipe II.

Penyebab lain dari serangan jantung meliputi:

  • Robeknya pembuluh darah.
  • Spasme pembuluh darah.
  • Penyalahgunaan narkoba.
  • Oksigen yang tidak mencapai sel dan jaringan (hipoksia).

5. Faktor risiko

Faktor risiko serangan jantung ada yang bisa dimodifikasi dan ada pula yang tidak. Beberapa faktor risiko yang bisa diubah mulai sekarang demi kesehatan jantung yang lebih baik di antaranya:

  • Merokok.
  • Kolesterol tinggi.
  • Obesitas.
  • Kurang berolahraga.
  • Makan makanan tinggi lemak jenuh.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Stres.
  • Diabetes atau pradiabetes.
  • Sleep apnea.

Sementara itu, faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah usia dan riwayat keluarga. Menurut National Institute of Aging, usia di atas 65 tahun lebih mungkin terkena serangan jantung. Selain itu, riwayat penyakit jantung, hipertensi, obesitas, dan diabetes dalam keluarga juga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Perempuan usia menopause dikatakan lebih rentan mengalami serangan jantung. Ini karena berkurangnya hormon estrogen. Hormon estrogen diketahui mampu menekan risiko serangan jantung.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi serangan jantung (freepik.com/jcomp)

Jika serangan jantung tidak ditangani, ada beberapa komplikasi yang mengintai:

  • Aritmia: Serangan jantung mengacaukan sinyal kelistrikan pada jantung sehingga menghasilkan irama jantung yang tidak normal. Aritmia dapat berakibat fatal.
  • Gagal jantung: Kerusakan jaringan jantung sehingga otot jantung yang tersisa tidak dapat memompa cukup darah keluar dari jantung. Gagal jantung bisa bersifat sementara atau bisa menjadi kondisi kronis akibat kerusakan yang luas dan permanen pada jantung.
  • Henti jantung atau cardiac arrest: Jantung berhenti karena gangguan sinyal listrik pada jantung yang awalnya menyebabkan aritmia. Serangan jantung meningkatkan risiko henti jantung mendadak, yang dapat menyebabkan kematian jika tak ditangani segera.
  • Masalah pada katup jantung: Tergantung pada area kerusakan jantung, katup jantung mungkin terpengaruh. Operasi berbasis kateter adalah pilihan pengobatan untuk masalah katup jantung.
  • Depresi atau kecemasan: Mengetahui diagnosis serangan jantung dapat menurunkan kualitas hidup, sehingga kamu dapat mengalami depresi atau kecemasan. Selain terapi obat dan konseling, mengikuti support group juga bisa membantu meringankan kekhawatiran.

7. Pertolongan pertama kala serangan jantung

Jika kamu mengalami gejala serangan jantung atau melihat anggota keluarga atau orang tersayang mengalaminya, jangan panik. Langsung hubungi rumah sakit atau nomor darurat (118/119). Jangan coba-coba untuk menanganinya sendiri. Makin cepat mendapat penanganan medis, maka akan makin baik.

Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami serangan jantung butuh antara resusitasi jantung paru (RJP/CPR) atau defibrilasi untuk mengembalikan detak jantung. Jika kamu atau orang sekitar memiliki pengetahuan akan RJP atau defibrilasi yang tepat, segera lakukan hingga bantuan medis datang.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menekankan bahwa makin cepat korban dibawa ke rumah sakit, maka kerusakan pada otot jantung juga bisa ditanggulangi.

8. Diagnosis

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pemeriksaan elektrokardiogram (pixabay.com/mirkosajkov)

Di rumah sakit, dokter spesialis jantung umumnya akan menanyakan perihal gejala serangan dan kondisi jantung. Untuk membuat diagnosis dan menyusun intervensi, dokter akan menanyakan:

  • Usia.
  • Kondisi kesehatan secara keseluruhan.
  • Riwayat kesehatan.
  • Riwayat medis keluarga.

Setelahnya, dokter spesialis jantung biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui kondisi jantung, yaitu:

  • Tes pencitraan: Untuk mendapatkan gambaran kondisi jantung, seperti rontgen, CT-scan, dan echocardiogram
  • Elektrokardiografi (EKG): Untuk mengukur aktivitas listrik di jantung
  • Tes darah: untuk mengonfirmasi bahwa serangan jantung
  • Kateterisasi jantung atau angiogram: Memasukkan cairan khusus lewat kateter ke arteri agar terlihat di sinar-X dan untuk memeriksa bagian dalam jantung

9. Pengobatan

Ada beberapa obat yang umumnya diresepkan saat serangan jantung terjadi. Dirangkum dari Mayo Clinic, obat-obatan tersebut adalah:

  • Aspirin: Mengurangi pembekuan darah, sehingga membantu menjaga aliran darah melalui arteri yang menyempit.
  • Trombolitik: Melarutkan bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung. Semakin dini obat trombolitik diminum setelah serangan jantung, semakin besar kemungkinan bertahan hidup dan lebih sedikit kerusakan pada jantung.
  • Antiplatelet: Membantu mencegah gumpalan dan menjaga agar gumpalan yang ada tidak membesar.
  • Antikoagulan: Untuk membuat darah tidak terlalu kental agar mencegah gumpalan.
  • Analgesik: Untuk meredakan sensasi nyeri atau sakit.
  • Nitrogliserin: Untuk mengobati nyeri dada (angina), dan membantu meningkatkan aliran darah ke jantung dengan melebarkan pembuluh darah.
  • Beta blocker: Untuk mengendurkan otot jantung, memperlambat detak jantung, dan menurunkan tekanan darah sehingga jantung tidak stres. Obat ini dapat membatasi jumlah kerusakan otot jantung dan mencegah serangan jantung di masa depan.
  • ACE inhibitor: Menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres pada jantung.
  • Statin: Membantu mengontrol kolesterol dalam darah.

Jika serangan jantung terjadi berkali-kali, dokter spesialis jantung mungkin merekomendasikan prosedur tertentu, bedah atau non bedah. Selain untuk menghilangkan rasa sakit, prosedur-prosedur ini dapat mencegah serangan jantung. Beberapa pilihannya antara lain:

  • Angioplasti: Membuka arteri yang tersumbat dengan menggunakan balon atau dengan menghilangkan penumpukan plak.
  • Stent atau ring: Tabung kawat yang dimasukkan ke dalam arteri agar tetap terbuka setelah prosedur angioplasti.
  • Bypass jantung: Mengubah rute darah di sekitar penyumbatan dengan cangkokan pembuluh darah baru dari organ lain.
  • Operasi katup jantung: Memperbaiki atau mengganti katup jantung yang bocor untuk membantu kinerja pompa jantung.
  • Alat pacu jantung atau pacemaker: Alat yang ditanam di bawah kulit untuk membantu jantung mempertahankan ritme normal.
  • Transplantasi jantung: Opsi yang ditempuh jika serangan jantung menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) permanen pada sebagian besar jantung.

10. Pemulihan dari serangan jantung

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (freepik.com/DC Studio)

Pasca serangan jantung, pemulihan bisa memakan waktu. Durasi pemulihan tergantung tingkat keparahan serangan jantung dan faktor-faktor lain seperti penyebab serangan jantung dan usia.

Beberapa faktor yang memengaruhi pemulihan bisa meliputi:

  • Rehabilitasi jantung: Tim perawatan kesehatan akan membantu membuat rencana untuk memulihkan kesehatannya dan mencegah serangan jantung lainnya.
  • Melanjutkan aktivitas fisik: Tim perawatan kesehatan dapat membantu mengembangkan rencana aktivitas yang sesuai.
  • Kembali bekerja: Kapan kamu dapat kembali bekerja setelah serangan jantung tergantung pada jenis pekerjaan dan tingkat keparahan serangan jantung.
  • Mengemudi: Hanya kardiolog yang bisa memberi tahu kapan kamu bisa kembali mengemudi. Waktunya bisa bervariasi dari orang ke orang.
  • Seks: Kebanyakan orang dapat melanjutkan aktivitas seksual setelah 4–6 minggu. Disfungsi ereksi dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan selama perawatan serangan jantung, tetapi pengobatan dapat membantu mengatasinya.

Tidak sedikit orang yang mengalami depresi kecemasan selama masa pemulihan. Keluarga terdekat atau orang tersayang dapat memberi dukungan, atau kamu dirujuk mendapatkan konseling, ikut kelompok pendukung, atau terapi obat.

11. Pencegahan

Kabar baiknya, ada banyak faktor risiko yang bisa dimodifikasi untuk meminimalkan risiko serangan jantung di kemudian hari. American Heart Association memaparkan langkah-langkah pencegahan serangan jantung sebagai berikut:

  • Berhenti merokok.
  • Diet sehat yang bergizi seimbang.
  • Berolahraga teratur.
  • Mengelola diabetes, kadar kolesterol, tekanan darah, dan kondisi lainnya.
  • Membatasi asupan alkohol.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Hindari stres atau melatih cara-cara untuk mengendalikannya (yoga, taichi, latihan pernapasan, atau meditasi).

Buat yang punya riwayat atau baru mengalami serangan jantung, langkah-langkah pencegahan tersebut amat penting. Pasien serangan jantung juga akan sangat dianjurkan untuk:

  • Kontrol ke dokter spesialis jantung secara rutin.
  • Tidak lupa minum obat.

Baca Juga: Serangan Jantung Serius Lebih Sering Terjadi pada Hari Senin

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya