Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?

Mengapa ambil risiko?

Berbagai negara sudah menjalankan program vaksinasi sebagai salah satu upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh strain virus corona baru (SARS-CoV-2). Vaksin-vaksin seperti Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson (J&J), Moderna, AstraZeneca, hingga Sinovac dan Sinopharm sudah tersedia.

Pada pedoman yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sejak Kamis (13/5/2021) lalu untuk warga Amerika Serikat (AS), mereka yang sudah mendapat dosis lengkap sudah "merdeka" dari masker, bahkan seluruh protokol kesehatan. Apakah pedoman tersebut diterapkan di Indonesia?

1. Mengupas pedoman terbaru CDC

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?ilustrasi berkerumun di tempat umum (unsplash.com/huesofdelahaye)

Diperbarui pada Minggu (16/5/2021), CDC menyatakan bahwa mereka yang sudah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 sudah boleh melanjutkan aktivitas mereka tanpa protokol kesehatan, baik secara outdoor dan indoor.

Standar vaksinasi komplet ini pun berbeda-beda. Di AS, vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna dianggap "paripurna" setelah melewati periode 2 minggu dosis kedua. Sementara itu, untuk vaksin J&J, durasi yang butuhkan juga dua minggu untuk pemberian dosis tunggal.

Betul, CDC menyatakan warga AS yang sudah mendapat dosis lengkap vaksinasi boleh tak pakai masker. Bahkan, mereka boleh bepergian ke sekitar negara-negara bagian AS tanpa harus tes atau karantina mandiri.

2. Poin CDC yang harus diperhatikan

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?Calon pengguna transportasi umum mengenakan masker saat melintasi kawasan Terowongan Kendal, Jakarta, Kamis (12/3/2020) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Eits, kamu yang sudah mendapat dosis lengkap vaksinasi COVID-19 jangan langsung ikut-ikut! CDC tetap mengingatkan kalau protokol kesehatan harus tetap dipatuhi di negara-negara bagian AS yang mengundangkannya. Selain itu, protokol kesehatan di berbagai tempat, dari institusi kesehatan, bisnis, kerja, hingga transportasi umum pun tetap harus dipatuhi.

Untuk yang bepergian ke luar negeri, CDC tidak mewajibkan mereka yang sudah divaksinasi untuk tes atau karantina mandiri. Akan tetapi, jika kembali ke AS, keterangan negatif COVID-19 harus ditunjukkan dan kamu pun harus dites 3-5 hari setelah bepergian ke luar negeri. Dengan kata lain, protokol kesehatan, dari masker hingga jaga jarak sosial masih diterapkan.

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?ilustrasi protokol kesehatan di tempat kerja (pexels.com/August de Richelieu)

Selain itu, meskipun mereka yang telah divaksinasi dianggap sudah aman beraktivitas tanpa protokol kesehatan, CDC mengingatkan kalau tingkat risiko tidak bisa digeneralisasi. Dengan kata lain, pedoman tersebut bergantung pada faktor lingkungan dan imun masing-masing! Mau main kuat-kuatan?

CDC juga mengatakan kalau pedoman ini masih bersifat sementara karena masih banyak karakteristik vaksin COVID-19 dan COVID-19 itu sendiri, seperti efektivitas vaksin melawan COVID-19, keampuhan vaksin pada individu dengan imun lemah, dan durasi perlindungan vaksin COVID-19. Perubahan data sama dengan perubahan pedoman!

Baca Juga: Terapi Plasma Konvalesen untuk COVID-19 Tidak Efektif? Ini Faktanya

3. Sudah divaksinasi pun belum tentu terlindungi

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?ilustrasi penyuntikan vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

CDC mengatakan kalau pedoman tersebut berlaku untuk vaksin yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), seperti Pfizer-BioNTech, J&J, dan Moderna. Vaksin yang telah diberikan izin penggunaan darurat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun juga diperbolehkan, seperti AstraZeneca-Oxford.

Walaupun sudah divaksinasi pun, CDC juga mengingatkan bahwa ada beberapa skenario yang bisa melemahkan sistem imun, sehingga harus tetap patuh pada protokol kesehatan!

Dilansir CNN, terdapat beberapa kondisi yang dikatakan dapat melemahkan sistem imun:

  • Kondisi kesehatan: AIDS, obesitas, hingga diabetes
  • Terapi obat: imunoterapi tertentu, serta transplantasi organ, sel induk dan sumsum tulang butuh asupan obat untuk menekan sistem imun atau membunuh sel kanker, sehingga tidak merespons vaksin COVID-19 dengan baik
  • Kanker dan terapi perawatan kanker: baik kanker atau perawatan untuk kanker - seperti kemoterapi - bertugas melemahkan sel kanker, namun dapat melemahkan sistem imun
  • Autoimun dan terapi obat-obatan autoimun: pengobatan untuk autoimun bekerja acak dan bisa membuat tubuh tidak merespons vaksin COVID-19 dengan baik

Jika kamu memiliki kondisi-kondisi yang melemahkan sistem imun tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter. Sesudah menyelesaikan program vaksinasi pun, kamu harus tetap patuh pada protokol kesehatan.

4. Bedanya vaksinasi di Indonesia dan AS

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?Data cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia dan AS per 19 Mei 2021 (goodle.com)

Apakah pedoman baru CDC tersebut dapat diterapkan di Indonesia? Amat kecil kemungkinannya! Ada beberapa faktor pembanding yang membuat pedoman ini belum bisa dilakukan di Tanah Air, dari perbedaan vaksin hingga cakupan vaksinasi yang belum merata.

Indonesia memiliki target untuk mencapai kekebalan kelompok dengan menyuntik 70 persen dari 181 juta rakyat Indonesia. Apakah sudah tercapai? Tentu perjalanan masih panjang.

Selain itu, per 19 Mei 2021, menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), total sasaran vaksinasi ada di angka 40.349.049, dengan 14.197.224 sudah mendapat dosis pertama, dan sebanyak 9.428.223 sudah mendapat dosis kedua atau dosis lengkap.

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Dari vaksin pun, perbedaan Indonesia dan AS dapat terlihat jelas. Di Negeri Paman Sam, vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna sudah diujikan ke berbagai segmen masyarakat. Oleh karena itu, vaksin AS dianggap sudah ampuh untuk skenario umum.

Di Indonesia, mayoritas vaksinasi menggunakan CoronaVac dari perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac. Meskipun data efektivitas menunjukkan hasil yang menjanjikan, data tersebut baru diujikan pada tenaga kesehatan. Untuk umum? Masih menunggu hasil! Jadi, efektivitas CoronaVac masih belum mencakup masyarakat umum.

5. Perihal vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?ilustrasi vaksin AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Selain CoronaVac dari Sinovac, Indonesia juga menerima lebih dari 3,85 juta dosis vaksin dari perusahaan farmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca-Oxford. Namun, setelah mendapatkan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius pada 16 Mei lalu, Kemenkes menghentikan distribusi 448.840 dosis AstraZeneca.

Apakah berarti AstraZeneca tidak aman? Tidak juga! Dari 3,85 juta, hanya 448.840 dosis batch CTMAV547 yang kembali menjalani uji toksisitas dan sterilitas di BPOM. Hasilnya dapat ditunggu 1-2 minggu. Berarti, selain batch CTMAV547, masyarakat tidak perlu ragu pada efektivitas vaksin AstraZeneca.

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?Ilustrasi satu botol dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang akan digunakan (commons.wikimedia.org/Vacunació professionals)

Kembali lagi ke pedoman CDC, AstraZeneca-Oxford adalah salah satu merek vaksin yang mendapatkan EUA dari WHO dan termasuk dalam skema melalui skema COVAX Facility/WHO. Berarti yang menyelesaikan program vaksin AstraZeneca di Indonesia bisa mengabaikan protokol kesehatan? Lagi-lagi, tidak!

Efektivitas vaksin, termasuk AstraZeneca, tergantung dari berbagai faktor. Bukan hanya data efikasi, efektivitas vaksin bergantung dari:

  • Kekuatan sistem imun bawaan
  • Faktor individual seperti umur, genetik, ras, dan komorbiditas
  • Peta penyebaran varian virus COVID-19
  • Cakupan vaksinasi
  • Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan
  • Komitmen pemerintah terhadap upaya tracing, tracing, dan treatment (3T) COVID-19

Jikalau pemerintah telah melakukan bagiannya dengan menggalakkan upaya 3T dan memperluas cakupan vaksinasi, berarti masyarakat pun harus turut andil dengan mematuhi protokol kesehatan COVID-19, dari pakai masker hingga social distancing.

Kesimpulan

Sudah Mendapat Dosis Lengkap Vaksinasi COVID-19, Amankah Lepas Masker?ilustrasi masker sekali pakai (unsplash.com/Mika Baumeister)

Pedoman terbaru dari CDC memang mengizinkan warga AS yang sudah menyelesaikan vaksinasi COVID-19 untuk bebas dari protokol kesehatan. Akan tetapi, perlu diingat kalau pedoman tersebut masih bersifat sementara, dan masih bisa berubah bila ada data atau temuan terbaru.

Di Indonesia sendiri, vaksinasi masih berjalan dengan perlahan dan menunggu data terbaru untuk umum, 3T masih diupayakan, serta protokol kesehatan masih banyak yang abai. Kamu tetap bisa melakukan bagianmu dengan menaati protokol kesehatan baik sudah divaksinasi maupun belum, dan bila tiba waktunya kamu mendapat vaksinasi, jangan menundanya, ya.

Baca Juga: Gejala Parkinson pada Pasien COVID-19? Ini Temuannya

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya