- Lapisan luar tahan api.
- Lapisan tengah berfungsi sebagai penghalang kelembapan sekaligus tetap “bernapas”.
- Lapisan dalam dirancang untuk mencegah tubuh terlalu panas.
Ancaman Kimia Tersembunyi di Baju Pemadam Kebakaran

- Studi terbaru menemukan brominated flame retardants (BFR) di baju pemadam kebakaran, termasuk pada produk yang diklaim bebas PFAS.
- BFR tertentu, seperti DBDPE, berpotensi berdampak pada kanker, gangguan tiroid, dan perkembangan otak, meski riset pada pemadam kebakaran masih terbatas.
- Transisi dari PFAS ke bahan lain memunculkan dilema baru: pengganti PFAS belum tentu lebih aman jika transparansi bahan tidak jelas.
Baju pemadam kebakaran dirancang untuk satu tujuan utama, yaitu perlindungan diri. Lapisan-lapisannya dibuat agar tahan panas ekstrem, menahan api, dan menjaga tubuh tetap aman saat menghadapi situasi paling berbahaya. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa perlindungan tersebut mungkin menyimpan risiko kesehatan yang selama ini luput dari perhatian.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada 16 Desember 2025 dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters mengungkap bahwa sebagian pakaian pelindung pemadam kebakaran mengandung brominated flame retardants (BFR)—kelompok bahan kimia yang dikenal memiliki potensi dampak kesehatan serius. Penelitian ini menjadi studi pertama di Amerika Serikat (AS) yang secara rinci mendokumentasikan keberadaan BFR di turnout gear, pakaian yang digunakan pemadam saat bertugas di lapangan.
Bagaimana baju pemadam kebakaran dibuat untuk melindungi tubuh?
Pemadam kebakaran struktural, yang bekerja di lingkungan bangunan, mengandalkan turnout gear dengan tiga lapisan utama.
Menurut Heather Stapleton, profesor di Duke University dan penulis utama studi ini, kemampuan protektif tersebut sebagian dicapai lewat perlakuan kimia khusus yang diterapkan produsen agar memenuhi standar ketat National Fire Protection Association (NFPA), dilansir situs resmi Duke University. Di sinilah persoalan mulai muncul.
Kekhawatiran lama soal PFAS

Selama bertahun-tahun, pemadam kebakaran menyuarakan kekhawatiran tentang penggunaan PFAS di baju dinas mereka. Bahan kimia ini efektif menolak air dan minyak serta membantu ketahanan terhadap api, tetapi berbagai studi mengaitkan paparan PFAS dengan kanker dan gangguan kesehatan lainnya.
Meski belum ada bukti langsung yang menghubungkan baju pemadam ber-PFAS dengan penyakit tertentu pada pemadam kebakaran, tetapi produsen mulai mengurangi penggunaannya. Bahkan, beberapa negara bagian di AS akan melarang pembelian turnout gear ber-PFAS mulai 2027.
Namun, pengurangan PFAS memunculkan pertanyaan baru: bahan apa yang dipakai sebagai penggantinya? Masalahnya, produsen jarang membuka detail bahan kimia yang digunakan.
Brominated flame retardants: solusi atau masalah baru?
Kecurigaan bahwa produsen beralih ke BFR mendorong Stapleton untuk menguji sampel baju pemadam yang diklaim bebas PFAS. Hasilnya mengejutkan: BFR benar-benar ditemukan.
BFR lazim digunakan untuk memperlambat penyebaran api pada kain dan produk konsumen. Namun, paparan bahan ini dikaitkan dengan risiko kanker, gangguan tiroid, dan efek pada perkembangan otak.
Temuan awal ini berkembang menjadi penelitian lebih besar bersama North Carolina State University dan International Association of Fire Fighters. Tim peneliti menganalisis 12 set turnout gear: sembilan set produksi 2013–2020 dan tiga set produksi 2024 yang dipasarkan sebagai non-PFAS.
Mengupas lapisan demi lapisan

Setiap lapisan diuji menggunakan dua metode analisis untuk mengukur total kandungan kimia, dan kadar “extractable”, yaitu bagian kimia yang bisa terlepas akibat gesekan, berpotensi terhirup atau terserap lewat kulit.
Hasilnya:
- Semua baju produksi tahun 2013–2020 mengandung PFAS.
- Produk tahun 2024 menunjukkan kadar PFAS yang sangat rendah atau tidak terdeteksi, mendukung klaim bebas PFAS.
- Namun, seluruh set, tanpa terkecuali, mengandung BFR, dengan kadar yang bisa terlepas umumnya lebih tinggi dibanding PFAS.
Yang paling mengejutkan, kadar BFR tertinggi justru ditemukan pada baju yang dipasarkan sebagai non-PFAS, terutama di lapisan moisture barrier. Ini mengindikasikan bahwa BFR sengaja ditambahkan sebagai pengganti PFAS untuk memenuhi standar ketahanan api.
Sorotan pada DBDPE
Senyawa yang paling dominan adalah decabromodiphenyl ethane (DBDPE). Meski belum banyak diteliti di AS, tetapi sebuah studi pada tahun 2019 terhadap pekerja pabrik kimia di China menemukan hubungan antara paparan DBDPE dengan perubahan hormon tiroid dan tanda penyakit tiroid.
DBDPE memiliki sifat mirip dengan decaBDE, bahan beracun yang sudah banyak dilarang secara global. Kesamaan ini memicu pertanyaan besar, apakah kita sedang mengulang kesalahan lama dengan nama baru?
Paparan dari api atau dari pabrik?
Untuk baju lama (2013–2020), lapisan luar menunjukkan kadar BFR lebih tinggi, kemungkinan akibat akumulasi asap dan jelaga dari kebakaran. Saat material bangunan terbakar, BFR dapat terlepas ke udara dan menempel pada pakaian, sulit hilang meski dicuci.
Namun, ditemukannya BFR di lapisan dalam menunjukkan bahwa sebagian produsen sudah menggunakan bahan ini sejak lama, bahkan sebelum PFAS mulai dikurangi.
Menimbang biaya dan keselamatan

Harga satu set turnout gear bisa mencapai puluhan juta rupiah dan digunakan selama bertahun-tahun. Karena itu, keputusan mengganti atau mempertahankan perlengkapan bukan cuma soal anggaran, tetapi juga keselamatan jangka panjang petugas.
Stapleton menekankan bahwa kini mulai ada produsen yang menawarkan baju pemadam tanpa PFAS maupun BFR. Ia mendorong transparansi yang lebih besar soal bahan kimia dalam alat pelindung diri.
Pemadam kebakaran sudah terpapar banyak bahaya kimia dari pekerjaannya. Mereka tidak seharusnya menghadapi risiko tambahan dari perlengkapan yang seharusnya melindungi mereka. Mereka layak mendapatkan perlindungan yang benar-benar aman. Bukan cuma dari api, tetapi juga dari ancaman kimia berbahaya yang tak kasatmata.
Referensi
"Study Documents Potentially Hazardous Flame Retardants in Firefighter Gear." Duke University. Diakses Desember 2025.
Nicholas J. Herkert, Sharon Zhang, Nur-Us-Shafa Mazumder, R. Bryan Ormond, Derek Urwin, and Heather M. Stapleton. “Per- and Polyfluoroalkyl Substances (PFAS) and Brominated Flame Retardants (BFRs) in Firefighter Turnout Gear: Two Chemical Classes of Concern to Consider.” Environmental Science & Technology Letters, published online December 4, 2025. https://doi.org/10.1021/acs.estlett.5c01153.


















